ABC

Australia Kaji Bagaimana Teknik Belajar dan Mengajar Terbaik

Proyek riset berskala nasional sedang dilakukan untuk mengumpulkan data ilmiah untuk mencari tahu teknik pengajaran seperti apa yang paling efektif di kelas di seluruh Australia.

Perdebatan mengenai teknik apa yang paling baik diterapkan dalam pengajaran sering dituding hanya didasarkan pada bukti yang sebagian besar bersifat anekdot, dengan data statistik terbatas untuk digunakan melampaui hasil tes.
 
Sekarang peneliti dari seluruh Australia akan menggunakan waktu yang luar biasa panjang untuk mengukur keberhasilan teknik pengajaran di kelas, sampai ke mengamati tingkat aktivitas otak dan hati siswa.
 
Proyek ini yang dilakukan di salah satu sekolah menengah di Brisbane akan menggunakan operasi pengamatan seperti acara reality show Big Brother, dimana para siswa akan menggunakan kabel untuk memonitor tingkat detak jantung dan aktivitas otak mereka.
 
Selain itu kamera juga akan merekam pergerakan mereka.
 
"Rasanya sedikit aneh ketika berada dalam kegiatan pengamatan tersebut,” kata salah seorang siswa, Jess Morgan (8).
 
"Namun setelah beberapa lama Kita menjadi terbiasa dan bisa beraktivitas dengan normal,”
 
Kajian ini dilakukan oleh lembaga penelitian Science of Learning Research Centre (SLRC) yang melibatkan 8 peneliti dan juga Departemen Pendidikan Queensland, Victoria dan Australia Selatan.
 
Tujuan dari proyek ini adalah menggabungkan data ilmiah keras mengenai bagaimana cara belajar siswa.
 
"Untuk diketahui, beberapa teknik intervensi yang kita lakukan didalam kelas ternyata hasilnya tidak terlalu produktif dan kita hendak mengubah situasi tersebut,” katanya.
 
"Namun teknik-teknik yang produktif, kita ingin mendapatkan alasan yang baik untuk melakukannya bukan hanya sekedar bukti anekdot saja.
 
Ketika program 7.30 mengunjungi Sekolah Menengah di Cavendish Road, Brisbane, peneliti tengah mengumpulkan data dari siswa kelas 8 sedang berada di kelas.
 
"Apa yang kita hendak lakukan sebenarnya adalah menangkap bagaimana siswa memahami sains,” kata ketua penelitian, Professor Robyn Gilles.
 
"Karena kita prihatin karena banyak siswa yang lebih muda tidak melanjutkan pelajaran sains di sekolah menengah berikutnya,”
 
Bagian lain dari kajian ini dilakukan tidak di ruang kelas tapi di laboratorium.
 
Professor Jason Mattingley mengawasi aktivitas otak ketika murid menyelesaikan masalah didalam kelas eksperimen di Universitas Queensland.
 
"Di laboratorium kita bisa melihat dari waktu ke waktu dan cara kerja ketika otak dalam keadaan optimal untuk mengkodekan informasi baru, "kata Profesor Mattingley.
 
"Bahkan kita dapat menunjukkan bahwa respon otak seseorang akan dapat memprediksi dengan baik apakah mereka berhasil mengerjakan soal sains itu dengan benar atau salah, hanya berselang tiga atau empat detik kemudian,”
 
Professor Mattingley dan timnya berusaha untuk memahami mekanisme yang digunakan setiap guru atau orang tua yang paling ingin diketahui, yakni apa yang membuat anak-anak bisa berkonsentrasi.
 
"Usia adalah komponen yang besar, tapi sangat bergantung pada hal-hal seperti waktu ketika pelajaran berlangsung,”
 
"Kebanyakan guru akan mengatakan jam pertama setelah makan siang adalah waktu yang bahaya karena perhatian murid p[asti sangat rendah,”
 
Temuan-temuan yang dihasilkan akan menjadi masukan bagi sekolah-sekolah dan dapat mempengaruhi praktek pengajaran di sekolah.
 
"Ini memberikan Anda data-data yang scientific,” kata McMillan.
 
“Pada akhirnya yang kita harapkan dapat memberikan informasi kembali pada guru dengan cara yang dimengerti dan berguna di ruang kelas."