Australia Jadi Target Sasaran ISIS
Menurut sebuah laporan komite Kongres yang berpengaruh di Amerika Serikat, Australia berada di peringkat ketiga negara yang menjadi sasaran serangan kelompok IS.
Peringkat yang didasarkan pada jumlah rencana serangan IS per negara menempatkan Australia di belakang Amerika Serikat dan Perancis. Peringkat Australia sama dengan Inggris yaitu delapan serangan.
Serangan masuk dalam 101 insiden yang sekarang dikaitkan dengan IS sejak tahun 2014.
Menteri Kehakiman Australia Michael Keenan mengatakan laporan tersebut tidaklah mengejutkan.
Berbicara dengan wartawan di Adelaide, Keenan mengatakan ‘ ini mengukuhkan apa yang sudah kami ketahui.”
“Kami sudah tahu bahwa ISIL sudah mencoba menyerang Australia selama beberapa lama, dan kami sangat sadar dengan tantangan yang kami hadapi.” katanya.
“Mereka menjadikan kita sasaran karena mereka membenci gaya hidup kita. Kita tentu saja tidak akan tunduk pada tekanan seperti itu.”
Keenan mengatakan ‘tidak ada negara di dunia ini yang lebih siap menghadapi ancaman terorisme global dibandingkan Australia’ dengan mengatakan bahwa pemerintah sudah menghabiskan dana $ 2,5 miliar untuk mengatasi memburuknya situasi keamanan nasional.
“Ancaman masih ada’ bagi Australia
Rekan satu partai Keenan, Peter Dutton yang juga adalah Menteri Imigrasi mengatakan ‘ancaman masih ada’.
“AFP, Polisi Federal Australia dan ASIO (Dinas Intelejen) dan badan lainnya sudah berhasil menggagalkan sembilan serangan teroris, dan masih banyak yang lain lagi yang direncanakan.” kata Dutton kepada Radio 2GB.
“Kami harus memastikan bahwa kami mengakui adanya ancaman ini.” katanya.
Dutton juga menggunakan kesempatan ini guna membicarakan ‘inisiatif besar’ pemerintah guna menahan para teroris selamanya.
Perdana Menteri Malcolm Turnbull bulan lalu berbicara mengenai perlunya memperketat UU kontra terorisme Australia, dengan seruan kepada pemerintah negara bagian untuk membuat hukum baru sehingga para teroris yang sudah dipenjara akan ditahan selamanya ketika masa hukuman mereka selesai, bila pemerintah melihat bahwa mereka masih menjadi ancaman.
Dutton hari Kamis (4/8/2016) mengatakan aturan ini hampir sama dengan apa yang sudah diberlakukan untuk pedofil di Queensland.
“Bila mereka tetap radikal, dan kami tahu merek akan tetap begitu, kita tahu bahwa mereka akan berusaha keras membunuh warga Australia.” kata Dutton.
Laporan dari Komite Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat itu mengatakan serangan yang bertalian dengan IS ‘semakin merusak dan semakin banyak memakan korban.”
Dari rata-rata usia para tersangka teroris adalah 26 tahun, dengan 80 persen diantara mereka berusia di bawah 30 tahun, dan 89 persen diantaranya adalah laki-laki.
Diterjemahkan pukul 15:11 4/8/2016 oleh Sastra Wijaya. Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini