ABC

Australia Jadi Salah Satu Pemegang Saham Terbesar di Bank Infrastruktur China

Australia telah menjadi salah satu pemegang saham utama di lembaga multilateral pertama China, yakni Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB).

Perwakilan dari 50 negara, termasuk Menteri Keuangan Australia, Joe Hockey, ambil bagian dalam upacara penandatanganan perjanjian di Beijing.

Australia adalah pemegang saham terbesar keenam di AIIB, dengan dana sekitar 930 juta dolar (atau setara Rp 9,3 triliun) selama lima tahun untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di Asia.

Menteri Keuangan Australia, Joe Hockey adalah perwakilan pertama yang menandatangani perjanjian dengan AIIB. (Foto: Twitter, Joe Hockey)
Menteri Keuangan Australia, Joe Hockey adalah perwakilan pertama yang menandatangani perjanjian dengan AIIB. (Foto: Twitter, Joe Hockey)

Sektor swasta juga akan terlibat.

Australia, Amerika Serikat dan Jepang pernah merasakan kekhawatiran yang sama tentang cara pengelolaan AIIB.

Namun Australia mengisyaratkan kesiapannya untuk bergabung dengan bank ini, beberapa bulan yang lalu.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Keuangan Australia mengatakan: "Semua anggota akan terlibat langsung dalam arah dan pengambilan keputusan bank yang dilakukan secara terbuka dan transparan."

China membuka pintu bagi pihak manapun yang ingin bergabung dengan lembaga multilateral yang mereka harapkan bisa beroperasi penuh pada akhir tahun ini.

Wakil Menteri Keuangan China, Shi Yaobin, mengatakan, anggota tambahan yang potensial harus memilah "prosedur internal" mereka.

Amerika Serikat dan Jepang belum mengumumkan perubahan sikap.

AIIB dianggap sebagai sebuah kesuksesan besar kebijakan luar negeri China dan dinilai sebagai penantang Bank Dunia yang dipimpin AS dan Bank Pembangunan Asia yang dipimpin Jepang.

Beijing telah berulang kali meyakinkan pihak lain bahwa AIIB, yang pertama kali diusulkan pada bulan Oktober 2013, akan melengkapi lembaga-lembaga internasional yang ada.