Australia-Indonesia Pertahankan Kerjasama Ternak
Delegasi Australia telah menandatangani perjanjian untuk terus mendanai murid-murid Indonesia belajar industri peternakan di Australia. Penandatanganan tersebut adalah langkah konkrit pertama dari Kerjasama Ketahanan Pangan dalam bidang ternak, dengan pendanaan dari Pemerintah Australia sebesar 60 juta dolar, yang diumumkan Juli tahun lalu.
Dana tersebut akan dipergunakan untuk membiayai pendidikan siswa-siswa Indonesia dan pekerja industri ternak, serta untuk proyek pembiakan ternak selama 10 tahun ke depan.
Gary Stark, seorang insinyur ternak dari Warwick, negara bagian Queensland, yang juga seorang pebisnis, menyambut gembira langkah kerjasama ini.
Ia mengatakan, rekan-rekannya di industri ini seketika menyetujui untuk mendanai beasiswa Asosiasi Peternak Australia Utara bagi siswa-siswa Indonesia.
Gary menyebut, ia tak melihat adanya ketidakpercayaan politik di Indonesia, yang belakangan ini diberitakan.
“Menurut dokter hewan Australia yang bekerja di Indonesia, Ross Ainsworth, sepanjang masa tinggalnya di Indonesia, ia tak pernah melihat sesuatu disetujui dan dijalankan dengan cepat, atau penandatanganan perjanjian yang dilakukan dalam satu hari,” ujarnya.
Deputi Ketua Partai Buruh Australia, Tanya Plibersek, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, minggu ini, dan mengatakan bahwa kasus penyadapan dan mata-mata terhadap SBY dan isterinya masih menyisakan kekecewaan.
But the Partnership working on Indonesia's self-sufficiency in beef cattle met last Thursday and says dealings were fruitful.
Namun para pihak yang terlibat dalam kerjasama ketahanan ternak sapi itu bertemu Kamis lalu, dan melaporkan bahwa kesepakatan telah dicapai.
“Enam Puluh Juta dolar untuk pelatihan dan pendidikan. Kami mengharapkan kebangkitan kampus pertanian di sini, karena saya telah melihat penurunan jumlah kampus ini selama 20 tahun terakhir, dengan jumlah murid yang sedikit dan mereka yang mulai menjual aset-aset kampus. Satu-satunya cara untuk meningkatkan jumalh murid adalah dengan menarik perhatian siswa-siswa asing untuk bersekolah di Emerald dan Longreach College serta Gatton College untuk pelatihan kehewanan,” jelas Gary.
Ia juga menambahkan, program beasiswa itu harus dibarengi dengan rencana proyek bagi para siswa sekembalinya ke kmapung halaman, guna memastikan bahwa pelatihan yang diberikan tidak sia-sia,
Gary menerangkan, Kerjasama tersebut juga akan mendanai proyek pembiakan di kebun-kebun sawit.
“Program pembiakan adalah bahasan yang sangat mereka minati. Isu utama yang diperhatikan adalah swasembada dalam ketahanan pangan. Karena adanya pelarangan perdagangan ternak dengan Indonesia, kemungkinan mereka memakan separuh dari ternak mereka sendiri. Satu-satunya cara untuk mengatasi adalah dengan menjalankan proyek pembiakan. Memberi satu atau dua tambahan sapi kepada para peternak tak akan menolong,” urai Gary.