ABC

Australia Diminta Atur Situs Pro-Anoreksia Lebih Ketat

Kemampuan Australia untuk mengatur situs yang mempromosikan anoreksia dipertanyakan. Di negara ini, anoreksia adalah gangguan mental yang memiliki angka kematian tertinggi.

Tahun lalu, Perancis melarang situs pro-anoreksia, namun di Australia, orang-orang dengan gangguan makan justru memiliki akses ke puluhan ribu situs yang mempromosikan anoreksia dengan mudah.

Mahasiswa hukum di Melbourne, Katie White, didiagnosa dengan gangguan makan ketika ia berumur 16 tahun. Ia menceritakan, dirinya sempat sakit selama lima tahun dan selama periode itu pernah dirawat di rumah sakit hingga 10 kali.

Katie kini berusia 24 tahun dan telah pulih total dari penyakit itu. Ia mengaku, sepanjang proses penyembuhan ia menjadi muak karena memuja model fesyen tertentu.

“Saya ingat memuja mereka seperti ‘Oh Tuhan mereka begitu cantik’, tapi saat itu tren yang terjadi adalah bentuk tubuh yang ramping dan kurus,” katanya.

"Maksud saya jika Anda melihat konten di situs ini, banyak foto yang dipajang berasal dari majalah fesyen, atau dari peragaan busana dan hal-hal seperti itu. Jadi mereka melihat sosok yang ada di kebanyakan media," ungkap Katie White.

Ia mengatakan, walau ia tak membuka situs pro-anoreksia, ia tahu banyak yang melakukannya.

“Itu benar-benar menjadi kecanduan … kami tak diperbolehkan membuka komputer atau telepon di rumah sakit karena alasan itu, kalau-kalau kami mencari materi gambar semacam itu. Kondisi itu diperlakukan seperti masalah yang sangat serius dalam sistem pengobatan,” jelasnya.

Konten iklan juga mesti diatur

Marilyn Bromberg, dari Fakultas Hukum Universitas Notre Dame di Australia Barat, dan koleganya telah menyelidiki pendekatan peraturan internasional terhadap situs pro-anoreksia dan di mana posisi Australia dalam masalah ini.

Ia mengatakan, situs pro-anoreksia, serta situs-situs mode kebanyakan, bisa memiliki efek yang merusak pada orang dengan gangguan makan.

"Orang-orang yang mengunjungi situs ini cenderung memiliki gangguan makan dan citra tubuh. Lalu mereka cenderung memiliki keinginan yang lebih besar untuk menjadi kurus, lebih besar dari orang yang tak melihat situs ini," sebut Marilyn Bromberg.

Marilyn menuturkan, “Mereka lebih cenderung meyakini bahwa mereka tak perlu mencoba mengobati anoreksia yang mereka derita, dan mereka juga lebih merasa tak bahagia dengan tubuh mereka.”

Ia lalu berujar, tak seperti di negara-negara seperti Perancis, baru ada sedikit perhatian yang diberikan terhadap pengaturan situs-situs tersebut di Australia, dan “ada lebih banyak hal yang bisa dilakukan”.

Tomas Fitzgerald dari Fakultas Hukum Notre Dame di Perth telah bekerja bersama dengan Dr Marilyn. Ia mengatakan, sudah jelas bahwa hal terkait regulasi masih belum banyak disentuh.

Katie White
Katie White didiagnosa dengan gangguan makan saat ia berusia 16 tahun.

Supplied; Katie White

Butuh aturan yang seragam

Tapi Tomas mengatakan, mengkriminalisasi situs pro-anoreksia juga bisa memiliki konsekuensi yang tak diinginkan.

“Anda mengalami situasi yang sangat aneh di mana orang-orang yang mempublikasikan materi ini -banyak dari mereka sering disebut sebegai penderita gangguan makan –akan terkena sanksi pidana yang melekat pada perilaku itu,” utaranya.

Ia menyambung, “Tetapi orang-orang yang mempublikasikan materi serupa dalam konteks iklan, tak tunduk pada aturan itu.”

“Jadi saya pikir jika Anda ingin mempertimbangkan untuk mengatur situs pro-anoreksia, Anda harus melihat lebih luas pada hal semacam Photoshop, BMI (Indeks Massa Tubuh) dari model –semua pelengkap yang muncul bersamanya,” terangnya.

Tomas dan Marilyn mengatakan, Australia juga harus mempertimbangkan pedoman yang seragam untuk mengatur perusahaan media sosial yang menangani masalah ini secara berbeda-beda.

Saat ini perusahaan media sosial memiliki pendekatan yang berbeda terhadap situs pro-gangguan makan. Beberapa di antara mereka menurunkan informasi itu, sementara beberapa lainnya merujuk pencarian itu untuk membantu situs, dan kemudian beberapa lainnya sangat sedikit berbuat.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.