ABC

Australia dan Selandia Baru Didesak Kembali Kuatkan Pengaruh di Pasifik

Menteri Luar Negeri Selandia Baru telah mengeluarkan peringatan keras bahwa pengaruh Australia dan Selandia Baru di Pasifik berkurang seiring China terus meningkatkan pengaruhnya.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters menggunakan ceramahnya di Lowy Institute di Sydney, New South Wales (NSW) untuk menegaskan komitmennya bahwa Selandia Baru akan menuangkan lebih banyak uang dan sumber daya ke wilayah Pasifik.

“Kami melihat pada tahun 2018 sebuah wilayah yang ditantang oleh serangkaian masalah sosial dan lingkungan yang memusingkan, dan yang menarik banyak aktor dan kepentingan eksternal,” kata Peters.

Sementara Australia masih merupakan donor bantuan terbesar di Pasifik, China telah menggenjot proyek bantuan dan infrastruktur di seluruh wilayah ini dalam beberapa tahun terakhir.

Sepanjang ceramahnya, Winston Peters berusaha menghindari menyebut nama China – namun memperjelas negara mana yang utamanya dia maksud.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru itu mengatakan kepada Lowy Institute bahwa generasi baru pemimpin Pasifik “lebih percaya diri”, dan “lebih nyaman” menjalin hubungan dengan negara lain yang memiliki modal besar.

“Di Pasifik secara keseluruhan itu menjadi ruang strategis yang semakin diperebutkan, tidak lagi terbengkalai oleh ambisi kekuasaan yang besar,” katanya.

Menteri Australia untuk Pasifik, Concetta Fierrevanti-Wells menuai kontroversi dengan pernyataannya bulan yang lalu, ketika dia menuduh Beijing membangun “proyek yang dipaksakan” dan “proyek yang tidak menawarkan keuntungan’ di seluruh Pasifik dalam upaya membangun pengaruh.

Peters mengkritik keras bagaimana Senator Wells menangani kontroversi tersebut, dengan mengatakan bahwa dia telah berhasil membuat marah pemimpin China dan Pasifik.

“Jika Anda akan membuat pernyataan maka jangan menyinggung kedua belah pihak. Itulah yang terjadi,” katanya.

“Kami akan berusaha jauh lebih halus dari itu.”

Namun dia menyuarakan keprihatinan serupa tentang beberapa proyek bantuan China di wilayah tersebut, dan bersumpah bahwa Selandia Baru akan meningkatkan anggaran bantuan, dan juga memperkuat kehadiran diplomatiknya.

Winstorn Peters juga meminta para pembuat kebijakan di Australia untuk memfokuskan kembali perhatian mereka pada wilayah tersebut, dan “mengumpulkan sumber daya bersama” dengan Selandia Baru untuk menegaskan kembali pengaruhnya.

“Kita tidak pernah, sejak 1945, saling membutuhkan satu sama lain,” katanya kepada Institute.

Dukungan untuk inisiatif ‘Belt and Road’

Peters juga mengindikasikan Selandia Baru mungkin sekarang mundur dari insiatif  ‘Belt and Road’ China yang ambisius.

Mantan pemerintah Selandia Baru menandatangani MOU yang mendukung Belt and Road, serangkaian skema infrastruktur besar yang mencakup benua.

Tapi pembuat kebijakan Australia lebih waspada, karena mereka menduga inisiatif tersebut terutama merupakan alat strategis untuk memproyeksikan pengaruh Beijing. 

Winston Peters mengatakan bahwa dia “menyesali keputusan’ Pemerintah Selandia Baru sebelumnya yang terburu-buru menandatangani MOU tersebut.

“Mereka tidak tahu persis apa artinya semua kesepakatan itu,” katanya.

“Saya tidak merasa harus terikat karena pemerintah sebelumnya menandatangani kontrak dengan sesuatu.”

“Mari kita hadapi kita semua mendapat ikat pinggang dan kita semua punya jalan! … Apa yang sebenarnya baru di sini?”

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.