Australia dan Indonesia Bersiap Diri Untuk Pariwisata Dalam Negeri
Artikel ini diproduksi oleh ABC Indonesia.
Pemerintah negara bagian Australia, New South Wales (NSW) mengucurkan dana jutaan dollar untuk mempromosikan kampanye pariwisata dalam negeri selepas pandemi COVID-19.
Kampanye ini diharapkan dapat menjangkau warga negara bagiannya sendiri, yang biasanya berwisata ke luar negeri saat akhir panjang Hari Ulang Tahun Ratu Inggris.
Menyambut pelonggaran aturan terhitung hari ini (01/06), penyedia akomodasi mengaku sudah menerima lonjakan pemesanan dari pelanggan sejak akhir pekan lalu.
Pelonggaran aturan ini meliputi diperbolehkannya perjalanan yang sebelumnya masuk kategori ‘non-essential’ atau tidak penting, termasuk makan di restoran, menghadiri pernikahan dan pemakaman, dan mengakses layanan kecantikan, dengan jumlah orang yang ditentukan.
Pemerintah Australia namun tetap mengimbau warga untuk berhati-hati setelah mencatat munculnya tiga kasus baru Sabtu lalu (24/05) dari orang yang baru tiba dari luar negara tersebut dan sedang dikarantina dalam hotel.
Berharap liburan dalam negeri
Menyambut kebebasan bepergian bagi warga setempat, Pemerintah NSW yang beribukota di Sydney meluncurkan kampanye bertajuk ‘Now’s the time to love NSW’ atau “Kini adalah saatnya mencintai NSW” melalui iklan televisi yang terkesan mewah.
“Anda tidak bisa keliling dunia sekarang? Tidak masalah! NSW ada buat Anda,” bunyi iklan yang memamerkan kawasan Blue Mountains, Snowy Mountains, Sydney Harbour, dan Hunter Valley tersebut.
Pemerintah berharap agar kisaran dana sebesar AU$16,7 milyar atau Rp162 milyar yang menurut data tahun lalu dihabiskan warga NSW untuk berlibur ke luar negeri dapat dihabiskan di dalam negeri tahun ini.
Play
Space to play or pause, M to mute, left and right arrows to seek, up and down arrows for volume.
Kampanye ini diharapkan Stuart dapat menjangkau warga di Victoria dan Kawasan Ibukota Australia (ACT), dua negara yang tidak menutup perbatasan terhadap NSW, sementara negara bagian lainnya masih menutup perbatasan hingga bulan depan.
Pariwisata Indonesia akan dibuka
Kamis pekan lalu (28/05), Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet terbatas juga mengatakan pariwisata Indonesia akan kembali, khususnya bagi warga dalam negeri.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio mengatakan tengah mempersiapkan protokol kenormalan baru pariwisata bernama ‘Cleanliness, Health and Safety’ (CHS) untuk diterapkan di daerah yang telah dinyatakan siap.
Tapi ia menjelaskan belum menentukan pasti kapan waktunya, karena melihat kondiri dan kesiapan masing-masing daerah.
“Kami telah melakukan koordinasi dengan beberapa kepala daerah yang wilayahnya berpotensi nantinya untuk dapat memulai penerapan protokol ini.”
Menyadari risiko yang mungkin dapat ditimbulkan, Presiden Joko Widodo mengungkapkan untuk tidak tergesa-gesa dalam membuka sektor yang tahun lalu diprediksikan akan menghasilkan devisa terbesar dalam waktu empat tahun mendatang tersebut.
“Ini risikonya besar. Begitu ada imported case, kemudian ada dampak kesehatan maka citra pariwisata yang buruk akan bisa melekat dan akan menyulitkan kita untuk memperbaikinya lagi,” kata Presiden Jokowi.
Hingga kemarin (31/05), Indonesia mencatat 26.473 kasus aktif virus corona, dengan kematian sebanyak 1.613.
Minat liburan ke NSW meningkat
Pekan lalu, Pemerintah NSW mencatat peningkatan kunjungan halaman pariwisata VisitNSW.com telah meningkat sebesar 125 persen.
Sementara perusahaan penyedia layanan akomodasi Airbnb menemukan lonjakan jumlah pemesanan tempat hingga 488 persen dari bulan ke bulan, 15 persen lebih tinggi dari pemesanan di minggu yang sama di tahun sebelumnya.
Tingginya jumlah pemesanan ini sudah mendekati masa sebelum COVID-19 sebesar 90 persen di masa yang sama.
Menurut pengamatan Tourism and Transport Forum (TFF) atau Forum Pariwisata dan Transportasi, warga Australia sudah tidak sabar menunggu kesempatan untuk kembali bepergian, setelah beberapa bulan tinggal di dalam rumah.
Penelitian tingkat nasional yang dilakukan TFF menemukan bahwa dua dari lima warga negara tersebut sudah merencanakan untuk melakukan perjalanan dalam negeri dua bulan ke depan, dan dua pertiga di antaranya berencana untuk pergi enam bulan lagi.
Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia