Australia Butuh Lebih Banyak Ahli Migas
Investasi di bidang pertambangan di Australia akan menurun, dan booming sumber daya alam di negara tersebut akan memasuki tahap ekspor. Ini berarti jumlah pekerjaan di bidang konstruksi akan menurun dan pekerjaan di bidang migas, terutama yang membutuhkan keahlian tinggi, akan meningkat. Namun, Australia dinilai kurang memiliki sumber daya manusia untuk bidang itu dan akan mendatangkan pekerja asing.
Hal ini terungkap dalam laporan Kebutuhan Keahlian Sektor Sumber Daya 2013 yang dibuat oleh Lembaga Tenaga Kerja dan Produktivitas Australia (AWPA).
Seiring menurunnya investasi pertambangan, diramalkan puluhan ribu pekerjaan di bidang konstruksi pun akan melayang.
Lembaga ini menyarankan agar industri sumber daya bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan untuk mengembangkan strategi nasional untuk industri migas, dengan mengadakan perkuliahan baru di universitas dan kerja magang.
Menurut Keith Spence, anggota AWPA, pendekatan baru agar lebih banyak pekerja lokal masuk ke bidang migas. "Industri perlu bekerja sama, dan bukan secara mandiri," jelasnya.
Menurut laporan ini, konstruksi di bidang sumber daya akan mengalami fase yang sangat tak stabil. Jumlah pekerjaan diperkirakan akan turun dari 83.324 pada tahun 2014 menjadi 7.708 pada tahun 2018.
Sementara itu, jumlah pekerjaan di produksi pertambangan diperkirakan meningkat sebanyak sekitar 7 persen dari 236.690 pekerja pada tahun 2013 menjadi 254.260 pada tahun 2018, seiring boom industri sumberdaya memasuki fase ekspor.
Pada saat yang sama, jumlah pekerjaan di bidang migas akan meningkat sebanyak hampir dua per tiga kali dari sekitar 39.000 pekerja pada tahun 2013 menjadi 61.212 pada tahun 2018.
Namun, menurut laporan ini, akan "sulit" memberikan pekerjaan-pekerjaan yang terspesialisasi pada pekerja lokal. Oleh karena itu, diperkirakan yang akan dipekerjakan sebagai pengawas atau supervisor adalah pekerja-pekerja asing dengan keahlian tinggi.
Perusahaan Shell menyatakan bahwa sekitar 10 persen tenaga kerjanya di proyek LNG terapung Prelude dekat bagian utara benua Australia akan diisi oleh staf asing yang amat terlatih.
Menurut laporan ini, ada kekurangan pekerja pemboran, teknik tambang, dan operator kimia, gas, minyak bumi serta pembangkit tenaga.
AWPA meminta agar diadakan program-program perkuliahan dan magang bagi pekerjaan migas khusus, berdasarkan Skema Pelatihan Teknisi Migas Hulu Inggris Raya serta skema magang di bidang energi di Australia Barat. M
Para pelajar harus dibuat agar lebih tertarik untuk belajar ilmu pasti, teknologi, teknik dan matematika. Menurut laporan ini, keahlian dalam bidang ini telah menurun selama beberapa tahun terakhir.
Saat ini, menurut laporan AWPA, industri pertambangan Australia tetap didominasi laki-laki, yang membentuk 85 persen tenaga kerja di industri tersebut.
Proporsi pekerja tambang dengan keahlian tinggi terbilang cukup besar bila dibandingkan yang lainnya.
Mereka yang bekerja di pertambangan juga cenderung telah memasuki usia matang. Sebanyak 58 persen pekerja berusia 25 hingga 44 tahun.
Biro Sumberdaya dan Ekonomi Energi menyatakan bulan lalu bahwa investasi pertambangan telah mencapai puncaknya, dan jumlah serta nilai proyek-proyek besar bidang sumber daya telah menurun dari 269 miliar dollar (Rp 3.225 triliun) pada bulan April menjadi 240 miliar dollar pada bulan Oktober.
Menurut biro tersebut, Australia tengah mengalami transisi dari tahap investasi pertambagnan menunju produksi ekspor dalam bidang industri sumber daya.