Australia Beri Visa Pengungsi Kemanusiaan Khusus Bagi Keluarga Aktivis Kamboja
Keluarga dari kritikus pemerintah Kamboja yang dibunuh, Kem Ley, yang kematiannya pada 2016 memicu aksi unjuk rasa terhadap Perdana Menteri Hun Sen di jalan-jalan utama di Kota Kamboja, telah mendapatkan visa pengungsi kemanusiaan khusus dari Australia.
Menurut keterangan kantor anggota parlemen negara bagian Victoria, Hong Lim, kepada Reuters dalam sebuah pernyataan email, istri dari Kem Ley, Bou Rachana, dan kelima anaknya tiba di Melbourne, Victoria pada hari Sabtu (17//2/2018).
“Mereka diberi visa kemanusiaan khusus pada tanggal 14 Februari 2018 … Kami sangat senang akhirnya mereka tiba di sini,” kata pernyataan tersebut.
Kem Ley, 46 tahun, ditembak mati di siang hari di sebuah toko di Phnom Penh pada tanggal 10 Juli 2016.
Bou Rachana, yang ketika itu sedang hamil berusia tujuh bulan, dan keempat anaknya melarikan diri dari Kamboja pada Agustus 2016, takut akan keselamatan mereka.
Kematian Kem Ley memicu turunnya puluhan ribu orang ke jalanan berunjuk rasa yang dilatar belakangi munculnya ketegangan politik terhadap Perdana Menteri Hun Sen.
Tahun lalu, pengadilan Kamboja memvonis penjara seumur hidup seorang pria karena membunuh Kem Ley.
Kasus pembunuhan tersebut menimbulkan kecurigaan publik akan motif politik, namun pembunuh yang dihukum tersebut menyatakan bahwa dia membunuh Kem Ley karena hutang.
Kelompok hak asasi manusia dan pendukung Kem Ley tetap skeptis.
Pihak keluarga mengatakan bahwa aktivis tersebut tidak memiliki utang uang.
Hun Sen mendapat kecaman dari negara-negara Barat dan kelompok hak asasi manusia karena melakukan tindakan keras terhadap oposisi pemerintah menjelang Pemilu pada bulan Juli, di mana dia diperkirakan akan memperpanjang masa pemerintahannya selama 33 tahun.
Reuters