ABC

Australia Beri Inspirasi Menjaga Gaya Nomadik Orang Mongol

Di seantero dataran luas Mongolia, terjadi perpindahan penduduk yang cepat ke kota kecil dan kota besar. Gaya hidup tradisional beternak hewan secara nomaden pun turut tersingkirkan.

“Terjadi pergeseran besar di Mongolia dari gaya hidup penggembala ternak ke urbanisasi,” jelas fotografer Australia, Jerry Galea.

“Banyak penggembala meninggalkan gaya hidup mereka dan pindah ke kota,” tambahnya.

Farmer on a horse herds goat as the sun sets in Mongolia.
Penggembala menggiring ternaknya saat senja di Mongolia.

Supplied: Jerry Galea/Davaanyam Delgerjargal

Pada tahun 1950-an hanya 20 persen perkotaan di negara itu. Saat ini jumlah sekitar 70 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata di Asia.

Galea, mantan fotografer media, pertama kali mengunjungi Mongolia tahun 2001.

Ia yang terpukau keindahan dan kekayaan budaya negara itu, mengambil ratusan foto.

Namun, ketika kembali pada 2015, dia tercengang melihat perubahan yang terjadi.

Dari negara yang sampai belum lama ini hanya memiliki beberapa kamera, kini memiliki semua perangkat teknologi dari dunia Barat.

An elderly woman stands outside her home in Mongolia.
Seorang wanita Mongol di depan rumahnya.

Supplied: Jerry Galea/Davaanyam Delgerjargal

“Fotografi ada dimana-mana,” kata Galea.

“Orang memiliki ponsel dan teknologi kamera digital. Mereka dapat memotret. Saya tertarik dengan proses itu dan apa makna fotografi bagi mereka sekarang,” katanya.

Sebagai bagian dari studi PhD-nya, Galea menggelar program pertukaran budaya fotografer muda Mongolia untuk mengunjungi Australia.

Sebuah pameran penggalangan dana yang diadakan di Galeri Magnet Melbourne tahun lalu mengumpulkan cukup dana untuk kunjungan sebulan bagi fotografer Davaanyam Delgerjargal.

Hills covered in small houses in a town in Mongolia.
Mongolia semakin mengalami urbanisasi.

Supplied: Jerry Galea/Davaanyam Delgerjargal

Kedua fotografer ini mendokumentasikan hal paling akrab yang dimiliki Australia dengan gaya hidup peternak nomaden. Yaitu penggembalaan ternak di daratan tinggi negara bagian Victoria.

“Mongolia pada dasarnya merupakan masyarakat penggembala. Mereka mencintai hewan dan sangat terhubung dengan hewan, kuda, sapi, kambing mereka. Ada hubungan nyata, hubungan spiritual sebenarnya,” kata Galea.

A Mongolian man sitting on a bed.
Seorang pria Mongol.

Supplied: Jerry Galea/Davaanyam Delgerjargal

Leluhur Delgerjargal adalah penggembala nomaden.

“Karena orang Mongolia nomaden, setiap musim kami cenderung pindah ke tempat yang berbeda, lalu tinggal di tempat lain yang memiliki rumput lebih baik,” kata Delgerjargal.

Melalui karya fotonya, Delgerjargal telah mendokumentasikan perubahan sosial besar yang terjadi di Mongolia, negara berpenduduk 3 juta yang terkurung daratan antara Rusia dan China.

A Mongolian woman smiles holding a crate of food.
Seorang wanita Mongol di depan rumahnya.

Supplied: Jerry Galea/Davaanyam Delgerjargal

Gambaran besar

Kunjungannya ke Australia bukan semata untuk memotret dengan baik.

Delgerjargal mengunjungi warga pedesaan dan peternakan terkemuka untuk mendapatkan wawasan tentang bagaimana masyarakat pedesaan di Mongolia bisa lebih berkelanjutan.

Photographers Davaanyam Delgerjargal (Left) and Jerry Galea (right) smile for a photo, while on a farm in Australia.
Fotografer Mongolia Davaanyam Delgerjargal (kiri) dan fotografer Australia Jerry Galea.

Landline: Tim Lee

“Saya melihat pertanian dan gaya hidup, bagaimana kehidupan petani bersama ternak mereka di Australia sangat mempesona,” kata pria berusia 28 tahun ini.

“Sungguh, hal utama yang ingin saya bawa pulang adalah betapa pesona kehidupan pertanian di Australia yang saya temukan. Melalui pekerjaan ini, saya ingin mengungkapkannya karena besarnya warga pedalaman yang pindah ke kota,” katanya.

“Ada kemungkinan bagaimana kita dapat mempertahankan kehidupan yang lebih baik lagi di kampung tanpa harus pindah ke kota. Tentu saja bukanlah tugas atau masalah yang dapat diatasi dengan mudah. Tapi setidaknya saya ingin orang berpikir tentang bagaimana bisa menjalani kehidupan yang hebat di pedesaan,” tuturnya.

Di masa depan foto-foto yang diambil oleh Galea dan Delgerjargal akan dipamerkan di Melbourne dan Mongolia. Ada juga rencana untuk menampilkannya secara tidak konvensional di daerah dataran tinggi Victoria.

Two graziers riding horses.
Kehidupan petani di Australia menginspirasi fotografer Delgerjargal.

Landline: Tim Lee

“Mungkin kami menampilkan foto berukuran mural dan memasangnya di gudang tua dan semacamnya,” kata Galea.

Galea mengatakan ingin mengembalikan seni kepada warga bukan hanya dipajang dalam ruang pameran.

Penelitian Galea juga mengeksplorasi bagaimana kamera saat ini digunakan di Mongolia.

“Sebelumnya saya memberikan kamera kepada orang yang hidup secara nomaden sebagai penggembala dan sekarang tinggal di pusat kota. Saya memberi mereka kamera. Saya meminta mereka memotret kehidupan mereka sendiri. Saya tertarik bagaimana mereka menggunakan kamera, apa yang mereka foto dan bagaimana mereka menggunakan foto mereka di Mongolia, “katanya.

A woman stands beside a tractor outside her home in Mongolia.
Delgerjargal berharap foto-fotonya bisa membantu menjaga gaya hidup pedalaman Mongolia.

Supplied: Jerry Galea/Davaanyam Delgerjargal

Diharapkan penjualan foto dan sponsor akan memberi kesempatan kepada pemuda Mongol lainnya untuk berkunjung ke Australia tahun depan.

“Foto-fotonya berbeda dengan foto saya. Namun dia menangkap esensi masyarakat dan pemandangan alam,” kata Galea.

Delgerjargal sendiri berharap karyanya bisa menjadi sarana ampuh untuk memperlambat laju perubahan di pedesaan.

“Untuk menunjukkan bahwa ada kemungkinan bagi kita orang Mongol untuk hidup dengan cara yang dilakukan orang Australia,” katanya.

“Jadi alih-alih beralih ke kota secara berlebihan kita bisa mempertahankan hidup dengan cara nomaden. Jika pun tidak dengan cara nomaden, namun masih di pedesaan di antara satwa liar yang indah,” katanya.

Diterbitkan Jumat 14 Juli 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.