Australia Belum Berhasil Kurangi Jumlah Penolakan Vaksinasi Anak
Lebih dari satu dekade terakhir, tingkat penolakan orang tua untuk memvaksinasi anaknya tidak kunjung berkurang di Australia. Sebuah penelitian menunjukan sikap anti vaksinasi itu banyak terkonsentrasi di kawasan regional di Tenggara Queensland dan Utara NSW
Kajian yang dipublikasikan di Jurnal Ilmiah Kedokteran Australia ini menganalisa data catatan endaftaran imunisasi di Australia antara tahun 2002 dan 2013 untuk anak-anak usia 1-6 tahun.
Penelitian ini juga menelaah sejarah vaksinasi anak dan juga penolakan vaksinasi yang tercatat.
Hasil kajian ini mendapati kalau jumlah orang tua yang terdaftar menolak anaknya untuk divaksinasi meningkat 1,1 persen hingga 2 persen antara tahun 2002 dan 2013.
Namun gabungan jumlah orang tua yang menolak anaknya divaksinasi baik yang terdaftar maupun yang tidak, umumnya tidak berubah sejak tahun 2001 yakni hanya sebanyak 3,3 persen.
Penulis kajian ini, akademisi dari Universitas Sydney, Frank Beard, mengatakan penolakan vaksinasi masih menjadi masalah utama namun jumlahnya tidak menunjukan tren peningkatan.
Dr Beard mengatakan fokus yang tidak proporsional terhadao kalangan orang tua yang menolak memvaksinasi anak-anaknya mungkin telah mengabaikan faktor-faktor lain yang akhirnya mempengaruhi tingkat vaksinasi.
Penelitian ini juga menemukan jumlah penentang vaksinasi secara geografis terkumpul di kawasan Tenggara Queensland dan Utara New South Wales.
Dr Beard menambahkan anak yang lahir di luar negeri yang tidak tercatat vaksinasinya di data vaksinasi Australia tampaknya juga berkontribuasi pada jumlah anak yang tidak divaksinasi.
"Kami kita ada proporsi yang masuk akal dari anak-anak yang tidak tercatat data vaksinasinya padahal faktanya mereka telah mendapaftakn vaksinasi," katanya.
"Kita tidak akan melupakan kelompok yang menentang vaksinasi, mereka masih menjadi kelompok yang penting untuk ditangani tapi kita tahu sangat sulit unukt mengubah mereka.