Australia Batasi Jumlah Kedatangan Luar Negeri untuk Hindari COVID Jenis Baru
Di tengah meningkatnya penyebaran varian baru virus COVID-19 asal Inggris, hari ini (8/01), Pemerintah Australia memutuskan untuk mengurangi jumlah kedatangan penumpang internasional dan mewajibkan penggunaan masker dalam pesawat.
Sebelum naik ke pesawat, para penumpang dari Inggris juga harus menjalani rapid tes untuk mengetahui apakah mereka mengidap virus varian baru tersebut.
Hingga saat ini hanya mereka yang berstatus warga negara, penduduk tetap, atau yang sudah mendapatkan izin yang bisa masuk untuk pulang ke Australia.
Keputusan tersebut disetujui oleh Kabinet Nasional dalam rapatnya, setelah Kepala Bidang Medis Australia, Profesor Paul Kelly menggambarkan varian baru virus “lebih cepat menular dan lebih sulit dikendalikan”.
Selain untuk seluruh penumpang pesawat dari Inggris, tes juga diwajibkan bagi penumpang pesawat internasional asal dari negara lain, sebelum dan sesudah melakukan perjalanan ke atau dari Australia.
Mereka harus memiliki hasil tes negatif sebelum bisa menaiki pesawat ke Australia dengan beberapa pengecualian bagi para pekerja musiman.
Jika memiliki hasil tes positif, mereka dan orang serumahnya akan dilarang untuk kembali ke Australia.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan ketentuan baru ini sebenarnya sudah berlaku “sebagaimana mestinya”, namun kini ditegaskan.
Dia mengatakan pengurangan jumlah kedatangan internasional sebanyak 50 persen akan diberlakukan sampai paling tidak 15 Februari.
Dengan berlakunya keputusan tersebut, negara bagian New South Wales hanya akan menerima 1.500 penumpang per minggu, sementara Australia Barat dan Queensland masing-masing menerima 500 orang.
Tidak ada perubahan untuk Victoria dan Australia Selatan yang jumlah penerimaannya selama ini masih rendah.
“Untuk negara bagian yang lebih kecil, Kawasan Ibukota Australia, Kawasan Australia Utara, dan Tasmania, sudah memiliki pengaturan sendiri untuk bandara mereka dan pemerintah pusat akan berhubungan langsung dengan mereka,” kata PM Morrison.
Tes untuk petugas kebersihan dan juga sopir dari bandara
Selain itu PM Morrison juga mengumumkan perubahan aturan lain bagi para pekerja di hotel karantina seperti petugas kebersihan dan sopir bus yang membawa penumpang dari bandara, untuk menjalani tes setiap hari.
PM Morrison menyatakan dukungannya terhadap keputusan Pemerintah Queensland yang memberlakukan pembatasan sosial selama tiga hari untuk daerah Brisbane dan sekitarnya.
‘Lockdown’ dilakukan setelah seorang petugas kebersihan di hotel karantina mengembalikan hasil tes positif varian virus corona dari Inggris.
Pemerintah pusat telah menetapkan Brisbane sebagai zona berbahaya atau ‘hotspot’, menyusul keputusan beberapa negara bagian di Australia.
PM Morrison menganjurkan warga Brisbane untuk menetap di mana mereka berada.
“Jangan kembali ke rumah di negara bagian lain atau di bagian lain di negara bagian Anda,” katanya.
Ia juga menyarankan warga yang ingin ke Brisbane untuk menunda rencana mereka.
Kepala Bidang Medis Profesor Paul Kelly yang juga mendukung keputusan ‘lockdown’ di Brisbane, dengan mengatakan penting sekali mengambil tindakan yang “tegas dan cepat”.
“Apa yang sudah kita lakukan di masa lalu, seluruh usaha mengontrol, tes, pelacakan dan isolasi, seluruh kesadaran pribadi yang kita lakukan menjadi tidak efektif bila virus ini menyebar di Australia.”
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dan lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
Ikuti berita seputar pandemi Australia dan lainnya di ABC Indonesia.