ABC

Australia Batalkan Visa Ratusan Pelaku Kriminal

Dua ratus orang terpidana kejahatan geng motor, penyelundup obat-obatan terlarang dan kejahatan seksual telah dibatalkan izin tinggal atau visanya dalam kurun waktu 3 bulan terakhir dan akan segera dideportasi dari Australia.

Jumlah visa yang dibatalkan oleh pemerintah Australia ini jauh lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, hal ini terjadi karena Menteri Imigrasi, Petter Dutton sekarang memiliki kewenangan lebih besar untuk membatalkan permohonan visa pelaku kejahatan yang telah divonis bersalah.
 
Sejak Desember 2014 lalu, tercatat ada 203 Visa yang telah dibatalkan, ini menunjukan peningkatan yang cukup tinggi mengingat dalam periode 3 tahun terakhir (Juli 2011 – Juli 2014)  tercatat hanya terdapat 372 pembatalan visa.
 
Dutton mengatakan dia tidak akan meminta maaf karena memilih bersikap tegas.
 
"Terus terang saja para pelaku kejahatan itu tidak memiliki arti bagi masyarakat Australia, mereka juga tidak memberi nilai tambah," kata Dutton.
 
"Mereka seharusnya disingkirkan dari daratan Australia sesegera mungkin,"
 
Dari 203 orang yang visanya dibatalkan sejak pertengahan Desember tahun lalu,  92 orang diantaranya penghuni pusat penahanan imigrasi.
 
Sementara 99 orang lainnya menjalani hukuman pemenjaraan di Australia dan 12 lainnya telah dideportasi.
 
Dutton mengatakan perubahan pada pasal 501 UU Imigrasi telah meningkatkan kewenanganya untuk membatalkan visa.
 
"Intinya amandemen itu memberikan mandat bagi saya untuk membatalkan visa bagi orang yang divonis 12 bulan penjara atau orang yang telah memegang visa Australia namun telah divonis karena melakukan kejahatan seksual terhadap anak-anak."
 
"Amandemen ini juga menganugerahkan kewenangan pada menteri Imigrasi demi kepentingan nasional Australia untuk memutuskan apakah visa seseorang harus dibatalkan atau tidak, misalnya orang yang terlibat dalam kejahatan serius.
 
"Mereka bisa jadi terlibat dalam perdagangan obat-obatan terlarang, pemerkosaan oleh geng motor atau mereka bisa juga terlibat dalam serangan seksual yang lain,"
 
Sejumlah keluarga dari terpidana yang telah dibatalkan visanya telah mengajukan permohonan agar pemerintah mempertimbangkan kembali keputusannya.
 
Menteri Dutton mengatakan dirinya bisa saja melakukan peninjauan pada kasus individu tertentu, namun tidak menjanjikan apapun.
 
"Saya bertanggung jawab pada warga Australia, saya hendak memastikan kalau kita memberikan belas kasih jika memang diperlukan, tapi kita juga harus menegakan hukum secara adil dan tegas," katanya.
 
"Jika seseorang memang terbukti melakukan kejahatan di negara kita maka visa mereka akan dibatalkan,'
 
Siapa saja yang visanya dibatalkan diberikan waktu 28 hari untuk mengajukan banding atas keputusan tersebut.