ABC

Australia Akan Terima Pengungsi dari Amerika Tengah

Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengumumkan Australia akan menerima pengungsi dari negara-negara Amerika Tengah sebagai bagian dari pengungsi yang akan diterima tahun 2018/19, yang jumlahnya ditargetkan 18.750 orang.

Pengumuman itu disampaikan PM Turnbull saat berpidato di depan Majelis Umum PBB di New York yang digelar atas usulan Presiden AS Barack Obama dengan tujuan mencari solusi penanganan 65,3 juta pengungsi di seluruh dunia saat ini.

AS awal tahun ini mengumumkan rencana agar Costa Rica untuk sementara menampung pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan di Guatemala, Honduras dan El Salvador.

PM Turnbull mengatakan Australia akan membantu AS menempatkan sebagian dari pengungsi ini.

“Kami juga akan berpartisipasi dalam program AS untuk menempatkan pengungsi Amerika Tengah di pusat penampungan di Cista Rica,” jelasnya.

“Rakyat Australia dukung aksi ini sebab mereka percaya bahwa sistem migrasi kami dikelola dengan baik,” tambahnya.

PM Turnbull dalam pertemuan yang hanya dihadiri negara-negara undangan tersebut mengatakan Australia akan menerima pengungsi dengan alasan kemanusiaan sejumlah 18.750 orang secara terus-menerus.

Mantan PM Tony Abbott yang tadinya mengumumkan kenaikan – dari 13.750 – akan dicapai pada 2018/19, namun tidak memastikan akan kenaikan itu akan dibuat permanen.

PM Turnbull juga mengumumkan pendanaan program pengungsi akan dinaikkan 130 juta dollar dalam 3 tahun.

Dia menjelaskan dana itu akan mendukung program membangun pedamaian serta membantu pengungsi dan kelompok masyarakat yang terusir secara paksa di negara penampung.

“Krisis rumit ini memerlukan respon dengan spektrum sepenuhnya,” katanya.

“Pendekatan Australia adalah berdasar prinsip sekaligus pragmatis. Strategi kami menyangkut semua bagian masalah, menerapkan kebijakan perlindungan perbatasan yang kuat, sikap sangat keras pada penyelundup manusia, sambil menanggulangi penyebab orang mengungsi dengan program penempatan yang murah hati dan penuh kasih di masyarakat kami,” katanya.

Angka tersebut sebenarnya masih di bawah 19.998 penempatan yang dicapai tahun 2012/13, ketika pemerintah menerima pengungsi yang diproses di dalam Australia bagi mereka yang tiba dengan perahu.

Kurang dari 40 persen visa yang tersedia diberikan bagi pengungsi yang diproses di dalam Australia.

Penempatan ‘Berkelanjutan dan Terkelola’

PM Turnbull kepada wartawan di New York mengatakan tidak ada rencana untuk meningkatkan penempatan pengungsi di Australia melebihi angka 18.750 orang, menggambarkannya sebagai “berkelanjutan dan terkelola”.

“Jelas pemerintah memiliki hak mutlak meninjau dan menyesuaikannya, apakah ditambah atau dikurangi sesuai dengan perubahan situasi,” ucapnya.

“Banyak orang bilang ‘Australia negara besar, kami punya banyak lahan’,” katanya.

“Kenyataannya bahwa salah satu kisah menonjol migrasi Australia – dan kami adalah bangsa yang dibangun oleh imigrasi – adalah bahwa kami lakukan pekerjaan yang sangat efektif selama beberapa dekade, dari menetap migran kita, memastikan bahwa mereka terintegrasi, dan tentu saja orang-orang yang memiliki tantangan terbesar yang sangat sering pengungsi,” tambah PM Turnbull.

Sementara itu Menteri Khusus Australia urusan Negara Bagian Scott Ryan mengesampingkan tuduhan mengenai pertukaran pengungsi menyangkut pengungsi dan pencari suaka di Pulau Manus dan Nauru ketika nantinya menerima pengungsi dari Amerika Tengah.

“Tuduhan mengenai pertukaran orang itu sama sekaki tidak berdasar,” katanya kepada ABC. “Tidak akan ada pertukaran orang.”

Oposisi Sebut Pengumuman Ini ‘Hoax’

Pemimpin Oposisi Australia Leader Bill Shorten menyebut pengumuman PM Turnbull ini sebagai hoax. Shorten mengatakan perdana menteri “memanaskan makanan sisa” dari kebijakan pendahulunya.

Kepada wartawan di Adelaide, Shorten mendesak Pemerintahan Koalisi membuka negosiasi para menteri dengan negara lain, terkait masalah pengungsi ini.

“Malcolm Turnbull terbang ke New York untuk mengumumkan kebijakan Tony Abbott,” tegas Shorten.

“Mereka belum menyelesaikan masalah besar yang ada … yaitu bahwa ada hampir 2 ribu orang terjebak dalam detensi selamanya di Manus dan Nauru,” tambahnya.

Shorten juga mendesak tambahan informasi mengenai apa yang dia sebut “solusi Costa Rica”.

Pengumuman PM Turnbull tersebut juga tidak ditanggapi berarti oleh badan-badan amal. Oxfam misalnya menyatakan “sebenarnya tidak ada penambahan” dari penempatan yang diumumkan itu.

Dalam pernyataannya, CEO Oxfam Dr Helen Szoke mengatakan “langkahnya sudah tepat namun bukan pengumuman baru”.

Sementara Ketua Refugee Council di Australia Phil Glendenning juga mengatakan kepada ABC bahwa tidak benar jika Australia menyebut dirinya salah satu negara yang paling dermawan dalam membantu pengungsi.

“Terkait sekitar selusin negara yang jadi bagian program penempatan resmi PBB, Australia menempati peringkat ketiga. Memang benar,” katanya.

“Tapi jika Anda bandingkan hal itu dengan beban yang ada, terutama bagi negara dunia ketiga dan negara dekat dengan zona konflik, kita seharusnya tak menipu diri sendiri bahwa kita berada di barisan depan dalam berbagi beban ini. Kita tidak (seperti itu), ” ujar Glendenning.

Diterbitkan Pukul 12:40 AEST 21 September 2016 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.