ABC

Aturan Modifikasi Gen di Australia Diharapkan Berikan Manfaat

Australia bersiap untuk mereformasi bagaimana cara mengatur teknik baru rekayasa genetika. Menurut ahli upaya ini akan membantu mempercepat penelitian kesehatan dan pertanian.

Perubahan tersebut akan memungkinkan para ilmuwan pertanian untuk menghasilkan lebih banyak tanaman pangan dan lebih cepat dan murah, atau yang kebal terhadap kekeringan dan penyakit.

Salah satu regulator teknologi gen di Australia, Raj Bhula telah mengusulkan agar aturan soal teknik pengeditan gen seperti CRISPR, dikurangi.

Perubahan paling radikal yang diajukan oleh regulator adalah teknologi genetika yang lebih baru dan efisien, seperti pengeditan gen, tidak akan dianggap sebagai ‘modifikasi genetika’.

“Dengan pengeditan gen Anda tidak perlu menggunakan materi genetik dari organisme lain, yang dilakukan hanyalah mengedit materi gen yang ada di dalam organisme,” kata Bhula.

Tidak perlu diatur jika tak beresiko

Di bawah undang-undang yang berlaku saat ini, organisme hasil rekayasa genetika (GMO) didefinisikan sebagai organisme yang telah dimodifikasi oleh teknologi genetika, dan tunduk pada aturan ketat

Tanaman rekayasa genetika telah tersedia selama beberapa dekade dan beberapa di antaranya sudah banyak digunakan di pertanian Australia, terutama kapas dan kanola.

Dr Bhula mengatakan teknologi yang lebih baru lebih mengubah gen yang ada untuk menumbuhkan organisme lebih cepat, bukan memasukan gen asing.

“Jika teknologi ini menghasilkan hasil yang tidak berbeda dengan proses yang telah digunakan orang lama, maka tidak perlu mengaturnya, karena penggunaannya yang aman,” katanya.

Jika disetujui, reformasi tersebut akan memiliki manfaat yang luas untuk penelitian pertanian, dan dapat mempercepat penelitian dan komersialisasi penyakit, tanaman yang kebal akan asin atau kekeringan, atau varietas unggul.

Perubahan saat ini terbuka untuk konsultasi, dan akan ditandatangani oleh pemerintah pusat, negara bagian, dan kawasan, sebelum disahkan di parlemen federal.

Manfaat pengubahan gen bagi pertanian

Bentuk pengeditan gen yang paling menjanjikan dikenal dengan sebutan CRISPR, dianggap membawa perubahan di dunia kedokteran dan pertanian.

Prosesnya adalah menemukan gen yang dapat menyebabkan penyakit tertentu dalam organisme, kemudian dilumpuhkannya lewat memasukan enzim yang memotong DNA.

Peneliti China telah menggunakan teknologi ini untuk membuat tumbuhan barley tahan terhadap penyakit jamur dan hasilnya sekarang sedang direplikasi dalam gandum.

University of Queensland menggunakan pengeditan gen untuk membiakkan pisang yang tahan terhadap jamur mematikan pada jenis pisang yang paling banyak dimakan di dunia, yakni Cavendish.

Sementara itu, peneliti CSIRO di Australia mencoba mengubah gen pada gandum, sehingga memiliki serat yang terbukti secara klinis dapat mengurangi kolesterol.

Secara global, CRISPR telah digunakan pada tanaman utama seperti beras, kedelai, kentang, jeruk dan tomat, dan bahkan bisa membantu menghilangkan penyakit tertentu dari hewan ternak.

Suasana di dalam laboratorium penelitian dengan alat-alat dan teknologi
Gandum yang sedang dimodifikasi genetiknya di University of Adelaide, Australia Selatan.

Landline: Marty McCarthy

Petani organik menentang reformasi

Lembaga ‘Office of Gene Technology Regulator’ mengatakan mereka tak berharap para konsumen menjadi kecewa dengan keputusan apa pun, asalkan makanan yang diproduksi dengan metode baru akan diberi label khusus di supermarket.

Asosiasi Nasional untuk Pertanian Berkelanjutan Australia, yang mewakili para petani organik, sangat menentang reformasi tersebut. Menurut mereka hal ini dapat merusak reputasi sektor ini.

“Standar Australia sangat jelas dari sudut pandang kami, GMO dalam bentuk apapun tidak bisa dicampur dengan produk organik sama sekali,” kata Mark Anderson, manajer lembaga tersebut.

Menyediakan pangan bagi dunia

Profesor biologi tanaman dari University of Western Australia, Dave Edwards berpendapat pengeditan gen akan membantu memecahkan masalah kekurangan pangan di masa depan.

Dalam sebuah makalah yang berjudul pengubahan genome pada tumbuhan, ia mengatakan teknologi tersebut lebih baik daripada modifikasi genetik tradisional.

Seorang perempuan sedang mengamati pisang
Genetik pisang diubah agar bisa tahan terhadap penyakit.

ABC News: Marty McCarthy

“Jika kita tidak bisa mendapatkan varietas yang lebih baik dan yang tahan pada iklim, maka kita akan melihat anak-anak di negara-negara berkembang akan kelaparan,” kata Profesor Edwards.

“Pertumbuhan populasi dan perubahan iklim akan menyebabkan masalah, dengan lebih banyak kekeringan dan cuaca ekstrim, ini akan menjadi tantangan masa kini bagi produktivitas tanaman pangan.”

Aplikasi di dunia medis

Perubahan peraturan juga akan berdampak besar bagi sektor penelitian medis, yang menurut Dr Bhula juga telah dipertimbangkan dalam tinjauan.

Ini berarti, di saat banyak produk pertanian yang dibuat dengan menggunakan teknologi CRISPR hampir bersifat komersial, penerapannya untuk memecahkan masalah kesehatan manusia masih jauh.

Tapi mereka tetap ditunggu-tunggu, mengingat CRISPR berpotensi mematikan gen yang membantu sel kanker dan virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh..

“Ada banyak potensi tapi orang masih belum benar-benar mengerti seberapa jauh dan luas teknologinya bisa digunakan,” kata Dr. Buhla.

Artikel ini dirangkum dari laporan aslinya dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca disini.