ABC

Atdikbud Canberra Prof Ronny Noor Dapat Penghargaan di Australia

Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Canberra Prof Ronny R Noor mendapat penghargaan sebagai Alumni Berprestasi (2015 Distinguished Alumni Award) dari almamaternya di Australia, University of New England yang berlokasi di Armidale, New South Wales.

"Saya mendapatkan surat dari Rektor dan CEO University of New England Prof. Annabelle Duncan tanggal 8 Oktober lalu." tulis Prof Ronny Noor dalam emailnya kepada wartawan ABC L.Sastra Wijaya hari Kamis (15/10/2015).

Award ini diberikan kepada para alumni University of New England (UNE) yang telah memperlihatkan kepemimpinan yang luar biasa, profesionalisme, kualitas kemanusiaan, kontribusi pada bidang professi, bisnis dan/atau komunitas di tingkat lokal, nasional dan internasional.

Prof. Ronny R. Noor merupakan orang Indonesia pertama yang terpilih sebagai penerima UNE Distinguished Alumni Award ini dinilai telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang akademik dan administratif  selama karirnya serta dinilai telah memberikan kontribusi dalam memperbaiki hubungan antara Indonesia dan Australia dalam perannya sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Australia.

"Reaksi saya setelah mendapat kabar tersebut cukup terkejut karena penghargaan itu untuk pertama kalinya diberikan kepada orang Indonesia alumni UNE yang jumlahnya ratusan yang tersebur di Indonesia dan juga banyak yang telah memiliki posisi penting di Indonesia." kata Prof Ronny lagi.

Prof Ronny Noor bersama dengan Rektor UNE Prof Annabelle Duncan. Flickr/David Elkins
Prof Ronny Noor bersama dengan Rektor UNE Prof Annabelle Duncan. Flickr/David Elkins

Prof Ronny Noor menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Canberra sejak tahun 2012 setelah sebelumnya adalah tenaga pengajar di Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Pengalaman yang paling mengesankan selama bertugas sebagai atdikbud adalah mengurus dan mengeloma mahasiswa Indonesia di Australia yang jumlahnya hampir mencapai 18 ribu orang yang merupakan jumlah mahasiswa Indonesia terbanyak yang belajar di luar Indonesia dibandingkan dengan di negara lainnya."

"Kesan itu semakin mendalam karena saya dulu menghabiskan waktu saya untuk studi master dan PhD selama 6 tahun 7 bulan sehingga saya dapat memahami penuh kendala kendala yang dihadapi oleh mahasiswa Indonesia dalam menempuh studinya di Australia karena sa pernah mengalaminya sendiri." kata Prof Ronny Noor.

"Hal lain yang paling mengesankan adalah pada saat saya berkunjung kembali ke UNE setelah 21 tahun menyelesaikan studi saya, saya bertemu kembali dengan salah satu supervisor saya Prof. Brian Kinghorn yang kini menjadi Emeritus Professor di UNE." katanya lagi.

Prof. Ronny R. Noor yang menyelesaikan master dan PhD nya di University of New England pada tahun 1994 dalam bidang Genetika Kuantitatif dan Genetika Ekologi ini memfokuskan penelitiannya dalam bidang perbaikan mutu genetik ternak asli/lokal Indonesia termasuk di dalamnya pemetaan genome Sapi Bali.

Dalam bidang penelitian Prof. Ronny R. Noor telah menjalin kerjasama dengan para peneliti di berbagai institusi internasional seperti FAO, ILRI, SIDA, USDA, ACIAR dan telah menghasilkan lebih dari 100 master dan 45 doktor.

Disamping dengan instusi peneltian Prof. Ronny R. Noor telah menjalin kerjasama dengan University of Martin Luther, Gottingen University, Swedish Agriculture University, Uppsala University, Tsukuba University, University Putra Malaysia, North Dakota University dan  Kasetsart University.

Selama karirnya Prof. Ronny R. Noor telah menghasilkan buku dan karya ilmiah yang diterbitkan di berbagai jurnal nasional dan Internasional serta aktif dalam menulis di berbagai media cetak dan elektronik nasional dan internasional.

Dalam karir administratifnya Prof. Ronny R, Noor tercatat pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Peternakan IPB dan Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IPB bidang penelitian.  Dalam bidang profesi pernah menjadi anggota komisi bibit nasional. 

Pada tahun 2015 ini University of New England juga memberikan award kepada : Paul Brock AM (learning and development researcher), Sean Grimmond (cancer researcher and administrator), Grant Hehir (Australian Commonwealth Auditor General), Damasa Magsale Macandog (biology and agriculture researcher) dan Mike Smith AM (Archeologist).