ABC

ASIO Gerebek Kantor Pengacara Timor Leste dalam Kasus Penyadapan

Pengacara yang mewakili Timor Leste dalam kasus penyadapan melawan Australia mengatakan kantornya telah digerebek Organisasi Keamanan Intelejen Australia (ASIO).

Bernard Collaery mengatakan dua agen ASIO menyita file elektronik dan kertas Selasa sore (3/12/2013) dari kantor praktek hukum miliknya di Canberra.

Collaery mengatakan agen tersebut mengungkapkan identitasnya bekerja untuk ASIO, Badan Intelejen yang dituduh Timor Leste secara diam-diam merekam sejumlah menteri dan pejabat Timor Leste selama berlangsungnya negosiasi kerjasama pengeboran minyak gas di Dili tahun 2004.

Collaery juga yakin saksi utama dari kasus Timot Leste ini yaitu mantan anggota mata-mata yang beralih menjadi Whistle Blower –  juga ikut ditahan dalam aksi penggerebekan terpisah di Canberra.

ABC berusaha mengkonfirmasi penggerebekan dan penahanan tersebut.

Negosiasi yang disadap itu tengah membahas Perjanjian Pengaturan Maritim Tertentu di Laut Timor ((CMATS), dimana kedua negara sepakat berbagi 50:50 dari keuntungan pengeboran minyak dan gas senilai $40 milyar.

Namun kesepakatan itu tengah terancam, setelah Timor Leste membawa kasus ini ke panel arbitrasi di Den Hague.

Collaery, yang saat ini berada di  Den Hague sebagai bagian dari tugasnya sebagai pengacara Timor Leste dalam kasus ini, mengatakan dalam acara  PM kalau Agen ASIO tidak memberikan rincian surat perintah pencarian mereka kepada stafnya dikantor dengan alasan hal ini terkait masalah-masalah keamanan nasional.

"Saya belum mengetahui dan mengetahui dasar hukum atas tindakan ini karena belum pernah terjadi sebelumnya -. Merampok kantor hukum saya untuk mendapatkan bukti-bukti yang kasusnya sudah akan digelar di Den Hague"

Collaery mengatakan dokumen yang disita meliputi bukti Australia memasukkan perangkat mendengarkan ke dinding ruang kabinet pemerintah Timor Leste menjelang negosiasi.

Namun, Collaery mengatakan ia memiliki bukti tersebut bersamanya di Den Haag.

"Bukti itu ada di sini. Aku tidak bisa melihat apa yang pemerintah harapkan dari tindakan agresif ini," katanya.

Tindakan ini menurutnya berupaya untuk meniadakan bukti-bukti yang diungkapkan seorang whistleblower, tapi bukti-bukti itu sudah diamankannya dan saat ini ada bersamanya di luar negeri dan sudah siap.”

Pekan lalu, tokoh yang diperkirakan akan menjadi Perdana Menteri Timor Leste berikutnya menjadi sosok pemimpin yang paling menonjol untuk mengungkapkan kasus tuduhan terhadap Australia ini ke publik.

Agio Pereira mengatakan penyadapan itu  telah terjadi dan  berlangsung dan itu memberi keuntungan besar bagi Australia.

"Insider trading yang dilakukan Australia adalah kejahatan. Dan ketika Anda menyadap pertemuan tim evaluasi mengenai dampak dari negosiasi ini, maka Anda memiliki keuntungan," ujarnya akhir pekan lalu.

"Tindakan penyadapan itu bukan sekedar perkara tidak adil, tapi itu menciptakan kerugian besar bagi pihak yang satunya lagi, dan  menurut hukum internasional, konvensi viena dan hukum perjanjian, kita diharuskan melakukan negosiasi dengan niat baik,”

"Ini bukan soal uang, ini soal kedaulatan, ini soal keyakinan, dan ini mengeni masa depan dari generasi masa depan. Ini sangat pe ntingn untuk Timor Leste.