ABC

Asia Pulp akan Rehabilitasi Sejuta Hektar Hutan

Perusahaan produsen kertas Indonesia terbesar, Asia Pulp and Paper (APP), akan merehabilitasi lahan seluas sejuta hektar berupa hutan dan lahan konservasi bagi habitat hewan yang terancam.

APP banyak dikecam oleh LSM lingkungan, dan juga menjadi sasaran pelarangan produk-produknya karena dituding melakukan praktek penebangan hutan yang merusak.

Tahun lalu, APP tampaknya menempuh langkah baru, dengan menggunakan hanya kayu-kayu dari pohon yang ditanam sendiri dan menghindari penggunaan kayu dari hutan alami sebagai sumber bahan bakunya.

Bahkan, menurut Aida Greenbury, salah seorang direktur APP, kebijakan zero deforestation yang diterapkan sejak tahun lalu belumlah cukup.

"Kami harus memastikan untuk menerapkan kebijakan lainnya yang akan menjamin tujuan yang ingin dicapai, yaitu pengurangan emisi gas rumahkaca, perlindungan keragaman hayati, menghargai HAM dan lainnya," katanya kepada ABC.

"Kami berharap inisiatif yang mulai dijalankan tahun lalu akan membuahkan hasil bagi rehabilitasi dan perlindungan hutan," kata Greenbury.

Inisiatif ini juga bertujuan mendukung upaya konservasi harimau, orang utan dan gajah Sumatera.

Ia mengatakan, skema baru APP ini merupakan keputusan bisnis yang bagus.

"Produk-produk yang tak ramah lingkungan semakin tidak mendapat tempat di pasar dewasa ini,' katanya.

Langkah APP ini, menurut Aditya Bayunanda dari WWF Indonesia, merupakan langkah baru dan sangat ambisius.

"Bagi kami, yang penting adalah implementasinya. Komitmen ini perlu, namun apa yang terjadi di lapangan jauh lebih penting," katanya.

APP juga mendorong Australia untuk memulihkan bantuannya bagi skema perubahan iklim untuk Indonesia.

Pemerintahan PM John Howard pernah mengajukan program senilai 100 juta dollar bagi rehabilitasi hutan, namun program itu dibatalkan setelah berjalan lima tahun.