ABC

ASEAN: Siapa dan Apa yang Dibahas Dalam Pertemuan di Sydney

Sejumlah presiden, pejabat, yang tergabung dalam 10 pemimpin asal Asia Tenggara akan mulai berdatangan ke Sydney, untuk pertemuan ASEAN yang dimulai hari Jumat (16/03).

Kita akan melihat siapa-siapa saja yang akan hadir, posisi mereka dalam sejumlah permasalahan, serta kontroversi yang mungkin akan terjadi di Australia.

Myanmar: Aung San Suu Kyi

Aung San Suu Kyi, sosok Myanmar yang kini menjadi kontroversial.
Aung San Suu Kyi, sosok Myanmar yang kini menjadi kontroversial.

Reuters: Soe Zeya Tun

Siapa dia: Ia pernah menjadi simbol harapan dunia bagi mereka yang mengalami tekanan, tapi sekarang sejumlah pejabat PBB menuduhnya sebagai pemimpin pembersihan etnis Rohingya.

Apa pendapat banyak orang tentang dia: Banyak warga di Myanmar masih memujanya karena ia muncul dari kekuasaan militer. Tapi di luar negeri, penilaian soal Suu Kyi berbeda-beda. Ia pun menghadapi kecaman internasional atas kampanye hitamnya soal warga Muslim Rohingya di Myanmar.

Apa yang menarik dilihat: Akankah ASEAN mencoba menekan Suu Kyi karena nasib warga Rohingya dan menuntutnya agar menghentikan kekerasan? Kemungkinannya kecil. ASEAN selalu memegang teguh prinsip “tidak campur tangan”, dengan kata lain, jangan mencampuri urusan dalam negeri tetangga. Jika kemudian akan ada pembicaraan soal Rohingya, maka akan dilakukan dengan sangat hati-hati.

Kamboja: Hun Sen

PM Kamboja, Hun Sen.
PM Kamboja, Hun Sen.

Reuters: Samrang Pring

Siapa dia: Perhatian akan tertuju pada Perdana Menteri Hun Sen tahun ini, tapi bukan karena alasan yang baik.

Apa pendapat banyak orang tentang dia: Sejumlah pejabat Australia telah menyaksikan dengan cemas bagaimana Kamboja bergeser menjadi negara otokrasi. Hun Sen menjebloskan sejumlah wartawan ke penjara dan membubarkan partai oposisi. Orang paling terkuat di Kamboja ini juga sempat menggemparkan pemberitaan setelah ia mengancam akan “memukul” pengunjuk rasa jika melakukan aksi menentang dirinya di pertemuan tingkat tinggi.

Apa yang menarik dilihat: Para pengunjuk rasa di Australia berencana menggelar protes. Jadi akan dipastikan keamanan di sekitar PM Hun Sen akan meningkat selama di Sydney, untuk memastikan keadaan tidak terkendali.

Siapa sekutunya: Di ASEAN Kamboja dilihat sebagai wakil tidak resmi China. Namun karena KTT ASEAN tidak menggunakan konsensus, Kamboja bisa memiliki pengaruh besar atas nama Beijing. PM Hun Sen ingin memastikan negara-negara anggota ASEAN untuk tidak menekan keras Beijing untuk isu-isu kontroversial, terutama soal militerisasi Laut China Selatan. Seorang pengamat mengatakan, “Kamboja bermain baik dalam meraih kesuksesan tandingan.”

Vietnam: Nguyen Xuan Phuc

PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc.
PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc.

Reuters: Jonathan Ernst

Vietnam berperang melawan Amerika Serikat pada tahun 1960an, tapi sekarang semakin mendekati musuh lamanya, untuk mencoba melindungi dirinya dari China.

Siapa teman dekatnya: Perdana Menteri Xuan Phuc menandatangani “kemitraan strategis” dengan Australia, sebuah tanda bahwa kedua negara memiliki “kepentingan yang mengerucut”.
Apa yang ada di benaknya: Vietnam adalah satu dari beberapa negara ASEAN yang memiliki perselisihan dengan China soal teritorinya di Laut Cina Selatan. PM Phuc akan terus mendorong negara-negara lain di ASEAN untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Beijing dalam masalah ini. China disebut sudah terampil dalam memainkan perpecahan diantara negara-negara ASEAN untuk menghentikannya.

Apa yang menarik dilihat: Apa yang akan dikatakan para pemimpin ASEAN tentang Laut Cina Selatan saat mereka menerbitkan Deklarasi Sydney hari Minggu (18/03)? Akankah mereka secara langsung mengkritik China karena membangun pulau-pulau di Laut Cina Selatan? Atau akankah mereka tetap menggunakan bahasa yang lebih hati-hati? Semua perhatian akan tertuju pada masalah ini.

Filipina: Alan Peter Cayetano

Alan Peter Cayetano menjabat senator di Filipina
Alan Peter Cayetano menjabat senator di Filipina yang menggantikan Presiden Duterte.

Reuters: Erik De Castro

Siapa dia: Senator dengan wajah awet muda, Alan Peter Cayetano, menggantikan orang paling berkuasa, Presiden Rodrigo Duterte yang kontroversial. Bulan lalu, Presiden Duterte mengatakan ia tidak akan datang ke pertemuan KTT.

Kenapa Filipina tetap datang ke Australia: Keputusan Presiden Duterte disambut Canberra dengan perasaan bercampur antara lega dan cemas. Presiden Duterte tidak menyukai pertemuan tingkat tinggai ASEAN, dan sangat tidak dapat diprediksi. Ia bisa saja membatalkan kesepakatan yang telah dirundingkan dengan susah payah selama berbulan-bulan. Namun kehilangan salah satu pemain kunci di kawasan ini masih menjadi sebuah tamparan bagi ASEAN.

Apa yang ada dibenaknya: Senator Cayetano akan memiliki peran penting saat para pemimpin ASEAN membahas sejumlah topik, seperti kebangkitan terorisme di Asia Tenggara. Australia menjadi khawatir saat jihadis yang terkait dengan kelompok yang menamakan diri Negara Islam merebut kota Marawi di selatan Filipina. PM Australia, Malcolm Turnbull ingin membuat strategi baru dengan para pemimpin Asia Tenggara untuk mengekang pertumbuhan ekstremisme.

Singapura: Lee Hsien Loong

PM Singapura, Lee Hsien Loong.
PM Singapura, Lee Hsien Loong.

AAP: Lukas Coch

Siapa dia: Meski Australia menjadi tuan rumah KTT ASEAN, Australia bukanlah anggota ASEAN. Yang duduk di kursi ketua tahun ini adalah Singapura, karenanya PM Lee Hsien Loong mengambil taktik yang berbeda dengan presiden-presiden pendahulunya.

Siapa yang menjadi temannya: Singapura adalah sahabat Australia di ASEAN. Kedua negara ini geram soal agresi China di Laut China Selatan dan menginginkan keberadaan kapal Amerika Serikat di perairan ini terus dilanjutkan.

Apa yang menarik dilihat: Tapi PM Lee menghadapi kesulitan untuk menyeimbangkan perannya. Tidak semua berbagi pandangan yang sama soal Laut China Selatan, dan Singapura sebagai ketua akan berusaha memutuskan semuanya lewat konsensus. Singapura akan berusaha membujuk Kamboja sebagai mitra dekat China untuk mendukung pernyataan mendesak agar Beijing mengurangi tindak agresifnya.

Indonesia: Joko Widodo

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo.

Reuters: Beawiharta 

Siapa dia: Indonesia adalah negara dengan populasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Indonesia juga selalu menjadi pemimpin informal di ASEAN. Tapi Presiden Joko Widodo mengambil taktik yang berbeda dengan presiden-presiden pendahulunya.

Apa yang berubah: Seiring pertumbuhan Indonesia yang semakin kuat, pengaruhnya terhadap ASEAN sebenarnya telah berkurang sedikit. Mantan presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono kehilangan kesabaran dengan ASEAN dan menata dirinya sebagai negarawan global, tapi Presiden Jokowi disibukkan dengan politik dalam negeri yang rumit.

Apa yang dikhawatirkannya: Bahwa Presiden Jokowi oleh lawan politiknya dianggap menghabiskan terlalu banyak waktu tampil di panggung global. Australia telah menanggapinya dengan memastikan Presiden Jokowi dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk fokus pada isu-isu yang lebih dekat ke Indonesia.

Apa yang menarik dilihat: Nantikan Presiden Jokowi berbicara soal strategi baru melawan ekstremisme secara tegas, serta membujuk para pemimpin perusahaan yang hadir di pertemuan untuk berinvestasi di Indonesia.

Thailand: Prayuth Chan-ocha

Prayuth Chan-ocha, PM Thailand sekaligus jenderal tertinggi.
Prayuth Chan-ocha, PM Thailand sekaligus jenderal tertinggi.

Reuters/Athit Perawongmetha

Apa yang terjadi: Thailand sedang bermain dengan kekuatan besar. Bangkok memiliki hubungan militer yang sudah berlangsung lama dengan Amerika Serikat, namun hubungan keduanya menegang setelah adanya upaya kudeta oleh militer Thailand. Sementara itu, China telah meningkatkan upayanya untuk mendekati para jenderal tersebut dan telah menyuntikkan banyak dana ke proyek-proyek infrastruktur ambisius di Thailand.

Siapa dia: Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, mantan jenderal militer kemungkinan akan mengambil pendekatan hati-hati terhadap setiap kontroversi di ASEAN. Ia tidak menyukai orang luar yang mengkritik kudeta Thailand, dan tidak akan terburu-buru mengutuk soal pelanggaran hak asasi manusia di Kamboja atau Myanmar.

Malaysia: Najib Razak

PM Malaysia, Najib Razak.
PM Malaysia, Najib Razak.

Reuters: Olivia Harris, file

Malcolm Turnbull telah menyatakan terorisme menimbulkan ancaman yang meningkat ke Asia Tenggara. Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak kemungkinan akan setuju.

Apa yang ada dibenaknya: Najib semakin cemas tentang bangkitnya ekstremisme Islam di negaranya. Lebih dari 200 militan meninggalkan Malaysia untuk bertarung bersama kelompok Negara Islam di Timur Tengah. Beberapa dari mereka telah kembali ke Malaysia. Badan intelijen telah menggagalkan beberapa rencana teror, dan mereka khawatir masih banyak rencana teror lainnya. Jika PM Najib bisa menjamin adanya bantuan dari negara-negara ASEAN lainnya untuk melawan ekstrimis di negaranya, ia akan merasa lega.

Brunei Darussalam: Hassanal Bolkiah

Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah.
Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah.

Reuters: Ahim Rani

Siapa dia: Dengan kekayaan bersih sekitar $20 miliar lebih dari Rp 27,5 triliun, Sultan Hassanal Bolkiah akan menjadi orang terkaya di kalangan pemimpin negara-negara ASEAN.

Apa yang menarik dilihat: Negara kecil Brunei cenderung menjaga netralitas dengan waspada soal isu-isu yang hangat diperdebatkan. Brunei pun tidak akan menjadi pemain utama di KTT ASEAN. Nantikan bagaimana sang Sultan akan fokus pada upaya negaranya untuk melakukan diversifikasi ekonominya, di luar cadangan minyak yang telah memberi banyak pemasukan.

Laos: Thongloun Sisoulith

PM Laos, Thongloun Sisoulith.
PM Laos, Thongloun Sisoulith.

Reuters: Erik De Castro

Siapa dia: Laos adalah negara termiskin di ASEAN dan Perdana Menteri Thongloun Sisoulith akan lebih terfokus pada ekonomi daripada geopolitik di Sydney.

Apa yang ada di benaknya: Ada banyak pemimpin eksekutif yang berkuasa dari seluruh kawasan Asia Tenggara, dan PM Sisoulith akan antusias meyakinkan mereka untuk berinvestasi di negaranya. Meskipun Laos tidak memiliki ikatan erat dengan China seperti Kamboja, PM Sisoulith akan tetap berada di belakang Beijing saat ada tekanan. Pada tahun 2016, kedua negara menandatangani perjanjian dengan China mengenai bagaimana menyelesaikan perselisihan Laut China Selatan, meski Kamboja dan Laos tidak memiliki klaim. Hal ini membuat negara-negara Asia Tenggara lainnya tidak menyukainya.

Australia: Malcolm Turnbull

Malcolm Turnbull, PM Australia menjadi tuan rumah KTT ASEAN.
Malcolm Turnbull, PM Australia menjadi tuan rumah KTT ASEAN.

ABC News: Marco Catalano

Apa yang diinginkan: Pertama, diplomat Australia ingin melihat ASEAN mengambil sikap lebih tegas soal Laut Cina Selatan, untuk memukul mundur agresi Beijing. Kita akan tahu seberapa sukses upaya ini pada hari Minggu (18/03).

Apa yang ada di benak kita: Banyak. Pertama soal Korea Utara. Perdana Menteri Malcolm Turnbull ingin menekan semua pemimpin untuk melakukan segala cara demi mempertahankan sanksi ekonomi yang ketat terhadap Pyongyang. Ia juga ingin meningkatkan perdagangan dan investasi Australia di kawasan Asia Tenggara, yang memiliki perekomian yang sedang berkembang pesat. Bobot ekonomi terus bergeser ke kawasan Asia, dan PM Turnbull akan menemukan sekutu-sekutu, setelah ia memukul mundur proteksionisme yang meningkat. Awal bulan ini, empat negara anggota ASEAN bergabung dengan Kemitraan Trans-Pasifik.

Bagaimana dengan hak asasi manusia: Australia bersikap realistis. Australia ingin negara-negara di KTT ASEAN untuk meningkatkan tekanan pada negara-negara anggotanya yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Tapi Australia secara hati-hati menerima sikap ASEAN, seperti biasanya.

Apa gambaran besarnya: Keputusan Australia untuk menjadi tuan rumah KTT ASEAN adalah sebuah kesengajaan. Ini adalah sebagai bagian strategi permainan.

ASEAN mendapat banyak kritikan yang menyatakan bahwa obsesi ASEAN dengan sistem konsensus berarti tidak dapat benar-benar mampu menghadapi masalah yang sulit. Beberapa analis mengatakan Australia sebaiknya lebih memperbaiki hubungan dengan masing-masing negara secara individu.

Keputusan Australia untuk menghidupkan kembali hubungan dengan India, Jepang dan Amerika Serikat, menunjukkan bahwa Australia juga mencari teman dan sekutu lainnya.

Tapi dengan menghabiskan waktu, uang dan energi untuk KTT ASEAN ini, Australia merasa sudah jelas menunjukkan kepada negara-negara Asia Tenggara bahwa masih menganggap ASEAN penting. Australia masih percaya, atau berharap, dapat memainkan peranan penting untuk mempertahankan “aturan berbasis order” dan menjaga perdamaian.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini