ABC

ASEAN Desak Australia Hentikan Ketergantungan Pada Mahasiswa China

Pertemuan ASEAN di Malaysia hari Rabu (21/3/2018) akan mendesak Australia untuk menghentikan ketergantungan mereka pada besarnya jumlah mahasiswa internasional asal China, dan mulai mencari mahasiswa dari kawasan ini.

Sektor pendidikan merupakan ekspor terbesar ketiga di Australia. Menurut data Departemen Pendidikan Australia, di tahun 2017 saja sekitar 800.000 pelajar dan mahasiswa datang ke negara ini.

Menyusul pertemuan puncak ASEAN pekan lalu di Sydney, Dialog Pendidikan ASEAN-Australia untuk pertama kalinya akan digelar di Penang, Malaysia.

“Salah satu topik utama yaitu bagaimana Australia bisa mengalihkan fokusnya ke China ke negara-negara ASEAN,” ujar Direktur ASEAN Focus Group Michael Fay.

“Bagi sejumlah universitas di Australia, 40 persen mahasiswa internasional mereka berasal dari China,” jelasnya.

“Jadi jika terjadi sesuatu pada pasar China itu, seperti penurunan ekonomi atau masalah dengan visa, Australia akan sangat merasakan dampaknya,” katanya.

“Sejumlah lembaga pendidikan kita sangatlah bergantung pada pasar China,” tambah Fay.

Akibat kebangkitan China

Profesor Anthony Welch dari Fakultas Pendidikan University of Sydney menjelaskan besarnya permintaan besar dari China.

“Saya kita kebangkitan kenaikan dramatis China dalam beberapa tahun terakhir telah mengejutkan dunia. Jadi, bisa dimengerti terjadinya peningkatan pada mahasiswa China, namun telah mengabaikan tetangga lainnya,” kata Profesor Welch.

“Ada alasan bagus bagi kita untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara ASEAN, termasuk di bidang pendidikan,” katanya.

“Ada juga alasan geopolitik lebih luas bagi Australia untuk sedkit mengalihkan fokusnya,” tambahnya.

Bukan ketergantungan

CEO Universitas-universitas Australia, Belinda Robinson, mengatakan istilah ketergantungan tidak tepat jika bicara mengenai China sebagai sumber mahasiswa internasional di Australia.

“Saya kita istilah ketergantungan itu tidak tepat. Apa yang dilakukan universitas Australia yaitu menyediakan pendidikan berkualitas tinggi kepada mahasiswa internasional yang ingin belajar,” katanya.

“Tidak mengherankan bahwa sekitar 30 persen mahasiswa internasional adalah orang China dengan populasi 1,4 miliar penduduk. Namun Australia memiliki 70 persen mahasiswa dari negara lain, termasuk sekitar 20 persen dari negara-negara ASEAN,” paparnya.

Dialog ASEAN-Australia juga dimaksudkan untuk meningkatkan mobilitas bagi mahasiswa Australia dan ASEAN dan menggagas Bahasa Inggris sebagai bahasa resmi ASEAN.

Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.