Hari Ibu di banyak negara dirayakan setiap tanggal 11 Mei. Inilah pengalaman ibu-ibu dari berbagai negara.
Menjadi ibu dalam kehidupan modern sekarang muncul dalam berbagai kategori. Mulai dari orang tua tunggal, ibu yang bekerja, ibu dari anak banyak dan bahkan keluarga yang memiliki banyak anak.
Semua memiliki suka duka dan tantangan masing-masing seperti pengalaman ibu dari berbagai negara berikut ini. Selamat Merayakan Hari Ibu!!
Julia – Ibu Muda, Australia
ABC: Daniel Hamilton
Julia baru melahirkan bayi, Oliver, tujuh bulan lalu.
"Sejak saya menjadi ibu, semuanya berubah, pola tidur, keuangan bahkan kapan harus meninggalkan rumah. Yang paling susah adalah harus siaga 24/7 dan kurang tidur. Waktu tidur terlama sejak Oliver lahir adalah 4 jam."
"Yang paling saya sukai adalah melihat dia berubah dari hari ke hari, pertalian khusus kami, dan melihat dia sehat dan gembira. Yang paling mengejutkan adalah betapa cepatnya dia tumbuh, dan begitu banyak hal yang bisa saya kerjakan walau kurang tidur."
"Saya melihat Hari Ibu sebagai cara untuk memberi penghargaan bagi para ibu yang sudah bekerja keras, dan memberi waktu rehat bagi mereka di hari tersebut," katanya.
Tita – Ibu Tiri , Indonesia
ABC: Supplied
Ketika Tita menikah dengan Saptoto di tahun 2005, suaminya sudah memiliki Sekar yang berusia 4 tahun. Tita merasa tidak nyaman disebut sebagai "ibu tiri".
"Ada persepsi negatif dengan sebutan ibu tiri. Bagi saya, anak adalah anak. Saya tidak membeda-bedakan apakah anak saya sendiri, anak angkat atau anak tiri. Saya tahu mereka bukan anak kandung saya, namun kita tidak harus memberikan sebutan tertentu. Mereka semua adalah anak saya," kata Tita.
Tita menghormati bahwa Sekar memiliki hubungan dengan ibu kandungnya yang sudah meninggal, dan mengijinkannya tetap berhubungan dengan sanak keluarga dari sisi ibunya.
"Di masa lalu, setiap hari Ibu, saya selalu ingat untuk menelpon ibu saya, namun sekarang saya tidak merayakan secara khusus. Bagi saya,setiap hari adalah hari Ibu, karena saya adalah seorang ibu," kata Tita.
Heather – Orang Tua Tunggal , Australia
ABC: Supplied
Heather membesarkan kedua putranya sendiri sejak mereka masih muda dan bangga dengan hal tersebut.
"Melihat mereka tumbuh menjadi pemuda yang ganteng, ketika teman-teman mengatakan betapa baiknya mereka, saya tahu saya berperan di sana."
"Saya ingat ketika anak saya berusia 4 tahun, dia mengatakan akan menikahi saya karena saya begitu baik. Kenangan paling indah adalah bahwa ketika mereka tumbuh, kami bisa menjadi teman ngobrol".
"Impian saya setiap hari Ibu adalah ketika saya bangun sudah ada makan pagi tersedia di ranjang, dengan kartu ucapan manis, dan bunga. Kemudian anak-anak mengatakan saya tidak harus melakukan sesuatu dan mereka akan membersihkan rumah dari bawah sampai atas."
Joanie – Ibu yang Bekerja, Nauru
Supplied: Belsita Seymour
Keputusan Joanie dan Paul untuk mengijinkan Joanie bekerja membawa banyak manfaat bagi keluarga.
"Dua orang bekerja membuat keadaan lebih mudah. Karena suami dan saya bekerja, kami bisa mengirim anak-anak kami sekolah ke Fiji".
"Memang menjadi masalah bagaimana mengatur waktu ketika bekerja dan sebagai ibu, namun secara budaya, anak-anak kami tumbuh untuk mengerti bahwa seorang wanita bisa bekerja di mana saja, dan bukanlah tugas wanita semata untuk tinggal di rumah dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga".
"Hari Ibu berarti saya bisa duduk merenung, dan bersyukur kepada Tuhan atas apa yang miliki, penghargaan dan apa yang sudah saya lakukan terhadap anak-anak baik secara spiritual, secara fisik maupun kehidupan intelektual mereka." kata Joanie.
Jacqui – Calon Ibu, Australia
ABC: Supplied
Jacqui sedang menunggu kelahiran anaknya tahun ini. Bagi Jacqui dan suaminya Dan, sembilan bulan terasa lama.
"Yang paling berat selama masa kehamilan adalah rasa mual setiap hari dan harus berhati-hati dengan makanan dan minuman."
"Bagi saya, perayaan Hari Ibu sudah demikian komersil sekarang padahal kita tidak perlu hari khusus untuk menyatakan bahwa ibu kita adalah orang yang penting dalam hidup kita. Tahun depan mungkin pendapat saya akan berbeda, ketika saya ingin betul-betul rehat di hari itu," kata Jacqui.
Guixiang – Nenek, China
ABC: Supplied
Bagi Guixiang, melihat kembali ke belakang dalam perannya sebagai ibu membuatnya bangga.
"Dulu, kami tidak pernah merayakan Hari Ibu, ini baru dimulai beberapa tahun lalu di China. Saya senang sekarang karena ada satu hari khusus untuk para ibu."
"Bertemu dengan anak-anak dan cucu merupakan hari terbaik. Mereka membawa saya makan di luar, memberi hadiah, tidak saja dari anak-anak namun juga para cucu."
"Saya memiliki tiga anak perempuan dan satu laki-laki, yang usianya antara 40-50 tahun. Mereka memiliki pekerjaan berbeda dan senang dengan pekerjaan mereka, sesuatu yang tidak pernah saya alami dulu."
"Ibu-ibu sekarang harus bekerja namun juga mengurus anak, hal yang tidak mudah. Bagi saya, dulu kehidupan lebih sederhana, namun tidaklah juga lebih mudah karena saya memiliki empat anak. Memastikan mereka tumbuh sehat adalah harapan utama".
"Yang paling menyenangkan adalah melihat mereka tumbuh, berhasil mendapatkan pekerjaan, mempunyai keluarga dan anak-anak sendiri. Kebagiaan mereka adalah kebahagiaan saya juga." katanya.
Carly dan Teeta – Dua Ibu, Australia
ABC: Daniel Hamilton
Carly dan Teeta beruasaha berbagi ketika merayakan hari Ibu karena mereka membesarkan dua orang anak.
"Menjadi bagian dari keluarga dari dua ibu membuat hari Ibu menjadi lebih khusus lagi bagi kami. Namun kami membagi seorang untuk dirayakan pas hari Ibu, dan satu lagi pas Hari Australia, sehingga masing-mading mendapat perhatian dan hadiah berbeda".
"Tantangan terberat bagi keluarga dengan dua ibu adalah kami tidak memiliki status hukum sah sebagai pasangan. Kami memiliki dua anak, masing-masing anak kandung. Kami sama-sama mencintai mereka, namun kalau sesuatu terjadi pada salah satu diantara kami, maka yang lainnya tidak akan dianggap sebagai orang tua."
Maisyuroh – Ibu dari Banyak Anak, Indonesia
ABC: Supplied
Maisyuroh memiliki 10 anak, tertua 25 tahun, dan paling bungsu 8 tahun. Membesarkan mereka memerlukan banyak kesabaran dan perjuangan.
Meskioun Maisyuroh hanya tamat SMA, namun pendidikan anak-anaknya merupakan prioritas. "Alhamduillah, semua anak-anak saya sekolah. Bagi saya, mereka paling tidak harus menikmati pendidikan dasar 9 tahun, yang lain masalah belakangan. Mereka harus bersekolah dan bisa mengaji." katanya.
Sekarang semua anaknya paling tidak sudah tamat SMA, dan tiga antaranya pintar mengaji dan bisa memimpin upacara keagamaan di kampung.
"BIla ada yang meninggal atau di bulan puasa, anak-anak saya bisa memimpin pengajian. Saya bangga dengan apa yang mereka lakukan." katanya.
Bina – Ibu Tidak Bekerja, Australia
ABC: Supplied
Banyak ibu yang mengorbankan karir untuk tidak bekerja dan membesarkan anak-anak mereka. Bina banyak memiliki kenangan indah membesarkan putrinya Mishti.
"Hari Ibu adalah hari yang perlu dirayakan, banyak artinya buat saya. Ketika Mishti berusia 7 tahun, dia membuat roti dan telur di hari Ibu untuk saya. Karena dia tidak boleh masuk ke dapur. Dia membuatnya menggunakan microwave."
"Hari Ibu adalah hari khusus bagi semua Ibu di muka bumi ini. Saya adalah istri dan ibu yang baik, putri saya akan tumbuh dan melakukan hal yang sama."
Bina merasa menghadapi dilema melihat putrinya semakin dewasa.
"Sebagai ibu, saya selalu merasa cemas ketika dia keluar rumah dan bekerja sendirian. Anak saya sudah dewasa sekarang, namun saya masih merasa tidak aman, dan sulit melepaskannya pergi sendirian".
"Namun setelah melihatnya mandiri, saya merasa sudah melahirkan anak yang cerdas. Melihat putri saya tumbuh, saya bangga saya sudah melakukan hal yang benar".