ABC

App Berbagi Pemakaian Listrik di Australia

Sebuah aplikasi yang berpotensi mengurangi biaya penggunaan listrik dan bahkan mendapatkan keuntungan bagi konsumen akan tersedia di Australia tidak lama lagi.

Badan Energi Terbarukan Pemerintah Australia (Australia Renewable Energy Agency (ARENA) sebelumnya membuka kesempatan bagi bagi perusahaan start up untuk usulan cara baru penggunaan energi di Australia, dalam proyek bernilai $37 juta (sekitar Rp 370 miliar).

“Ini seperti raksasa yang sedang tidur dalam hal potensi bagi pasar energi di Australia.” kata Philip Cohn dari ARENA kepada program ABC Lateline.

Sekitar 90 perusahaan sudah mengirimkan usulan mereka, dengan pendaftaran akan berakhir hari Senin.

“Kami sudah meminta informasi dari mereka yang mengajukan tender, dan mereka mengatakan tanggal 1 Desember tahun ini mereka bisa menyediakan listrik 700 megawatts, dan di tahun depan, akan naik menjadi 2000 megawatts.” katanya.

Sebagaii perbandingan, di negara bagian Victoria baru-baru ini Pembangkit Listrik Hazelwood yang ditutup baru-baru ini menyediakan listrik sebesar 1700 megawatt, dan bisa melayani sekitar 25 persen kebutuhan listrik di sini.

Sistemnya disebut negawatts

Sistem yang dikembangkan sekarang disebut sebagai ‘negawatts’ yaitu mengatur pemakaian listrik dari sisi pemakainya.

“Negawatts sederhananya adalah berusaha tidak menyia-nyiakan energi yang tersedia.” kata Dan Cass dari Australia Institut.

Dapat keuntungan dari penghematan

Perusahaan teknologi sepertti Greensync di Melbourne sudah memberikan diskon besar-besaran kepada konsumen yang menghentikan pemakaian listrik atau mengurangi pemakaian di jam sibuk, saat dimana tarif listrik paling tinggi.

Di jam sibuk, konsumen bisa memutuskan untuk tidak menggunakan AC
Di jam sibuk, konsumen bisa memutuskan untuk tidak menggunakan AC

Flickr: comedy_nose

“Sebagai contoh misalnya penggunaan listrik untuk penggunaan air di saat adanya gelombang panas.” kata Direktur Eksekutid Greensynch Phil Blythe.

“Mereka bisa mengatur penggunaan air sehingga tidak digunakan pada jam sibuk, dan karenanya mengurangi tekanan terhadap sistem penyedia utama, dan karenanya membuat penggunanya membayar lebih sedikit.”

Energi yang dihemat ini kemudian bisa ‘dijual’ kembali ke Pasar Energi Nasional.

Dalam masa satu tahun, Blythe mengatakan kapasitas perusahaaannya akan bisa mengalahkan kemampuan penyediaan listrik dari ‘bateri terbesar di dunia’ milik Tesla yang baru-baru ini diumumkan di Australia Selatan.

“Kami sudah berencana menyediakan antara 200 sampai 300 megawatt, ini dua atau tiga kali lebih besar dari kemampuan bateri yang akan dipasang di Australia Selatan selama enam sampai 12 bulan mendaatang.” katanya.

Bagaimana cara melakukannya di rumah?

Menurut Australia Institut, konsumen akan mendapat kiriman SMS ke telepon mereka di saat jam sibuk, dengan pertanyaan apakah mereka mau mendapatkan diskon bila mereka mengubah penggunaan listrik di jam sibuk.

Dengan menjawab ‘yes’ maka peralatan di rumah mereka seperti AC, atau pompa air untuk kolam renang akan dimatikan atau mati secara otomatis, sehingga penghematan itu akan muncul di tagihan listrik berikutnya.

Ditambah dengan kepemilikan batere listrik di rumah dan juga panel solar, Cass mengatakan pendapatan yang akan diperoleh konsumen akan lebih besar lagi.

Yang lebih penting lagi adalah ini juga akan mengurangi tekanan di saat jam sibuk dan juga mengurangi emisi karbon, tanpa perlunya investasi mahal di dalam infrastruktur baru.

“Australia bisa menghemat miliaran dolar, dan juga penurunan emisi karbon, dan meningkatkan kestabilan penyediaan listrik, tanpa biaya tambahan.” kata Cass.

Diterjemahkan pukul 12:30 AEST 14/7/2017 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini