Aplikasi Untuk Menyelamatkan Platipus
Para ilmuwan telah bergabung dengan perusahaan teknologi Google untuk membuat sebuah aplikasi yang dapat mengumpulkan informasi soal platipus, salah satu hewan paling unik dan sulit diketahui keberadaannya
Tidak jelas berapa banyak platipus yang hidup di alam bebas, tapi sejumlah pengamat lingkungan mengatakan hewan ini menghadapi masa depan yang tidak pasti karena urbanisasi dan pencemaran sungai. Di Australia, hewan ini menjadi lambang dari mata uang pecahan koin 20 sen.
“Perubahan iklim adalah ancaman terbesar bagi platipus dan ini menjadi dampak dari apa yang terjadi di bawah perairan,” ujar Gregory Andrews, salah satu komisioner hewan terancam punah.
“Saya bertekad untuk menjaga mereka dari daftar spesies yang terancam punah, karenanya saya membutuhkan data berapa banyak dan di mana mereka berada.”
Salah satu pakar alam liar, Josh Griffiths memiliki ide untuk membuat aplikasi yang diberi nama platypusSPOT.
Hanya dengan beberapa sentuhan di layar gadget, siapa saja yang melihat platipus di alam liar dapat mengirimkan foto dan melaporkan pengamatan mereka ke database online, yang akan membantu para peneliti lebih memahami status platiyus.
“Kami menyerukan semua anggota masyarakat untuk menjadi ‘ilmuwan warga’ atau citizen scientists dan berkontribusi lewat memberikan informasi soal di mana platipus hidup dan di mana mereka bisa menghilang,” kata Josh.
University of New South Wales (UNSW) di Sydney akan menggunakan data tersebut untuk melakukan survei nasional pertama kalinya soal populasi platipus di Australia.
“Benar-benar penting bagi kita untuk memahami jika spesies ini menuju ke arah terancam punah,” kata Profesor Richard Kingsford, yang memimpin proyek platipus di UNSW.
“Tak diragukan lagi, platipus adalah hewan yang sangat menjadi ikon Australia dan unik secara global,” katanya.
“Sebagai mamalia bertelur, hal ini dianggap tidak biasa dari evolusi biasanya.”
Platipus dianggap menjadi hewan yang tidak biasa, bahkan saat pemukim Eropa di Australia membawa spesimennya ke Inggris pada tahun 1799, para ilmuwan di museum Inggris di London menganggapnya sebagai tipuan.
Pakar hewan asal Inggris, George Shaw, yang pernah menerbitkan deskripsi ilmiah pertama soal platipus, awalnya percaya jika seseorang telah dijahit paruh bebek di tubuh berang-berang.
Hewan ini memiliki manfaat bagi kesehatan manusia, setelah para ilmuwan Australia menemukan jika racun platipus bisa mengobati diabetes tipe-2.
Kebun binatang Taronga Zoo di kota Sydney akan mendorong 1,7 juta pengunjungnya untuk mengunduh aplikasi.
“Dengan aplikasi seperti ini, kita dapat memberi kesempatan kepada orang-orang untuk dapat terlibat dalam konservasi ilmiah, memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan, sains, dan kepada spesies Australia yang indah ini,” kata Cameron Kerr, direktur eksekutif Taronga Zoo.
Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 06/12/2016 dari artikel aslinya yang ditulis dalam bahasa Inggris, dan bisa dibaca di sini.