Aplikasi Perangkat Google Glass Ciptaan Pengembang Australia
Pengusaha Australia telah mulai memanfaatkan teknologi terbaru yang dapat dikenakan, termasuk Google Glass. Meski belum secara resmi dirilis, namun sejumlah kecil perangkat ini sudah beredar di Australia dan para penggemar teknologi di Australia bergegas untuk menggali potensi baru.
Google Glass pada dasarnya adalah sebuah komputer yang dipakai seperti sepasang kacamata. Perangkat yang dipasang di wajah Anda ini merupakan teknologi baru yang mengubah pemakai menjadi semacam kamera dan komputer berjalan.
Google Glass, seperti yang diketahui, memungkinkan pemakainya mengambil video dan foto – secara langsung dengan sekejap mata.
Para pengembang di Australia langsung bergerak untuk mulai membangun sejumlah aplikasi atau apps guna memanfaatkan teknologi baru ini.
Salah seorang pengembang aplikasi berdomisili di Melbourne, Josh Guest adalah pengguna pertama yang menggemari gadget baru ini.
"Ini adalah teknologi yang fantastis. Ini pada dasarnya saya seperti sedang mengenakan ponsel di wajah, jadi saya bisa melakukan hal-hal seperti membaca email, menerima panggilan telepon, mendapatkan petunjuk, dan melakukan pencarian di Google tanpa perlu menggunakan tangan alias hands-free, jadi ini adalah perangkat yang mengemukakan pengalaman komputasi hands-free," kata Guest.
Guest mengaku sejauh ini ia juga belum pernah menerima reaksi tidak menyenangkan dari orang yang melihat dia memakai perangkat tersebut.
Menurutnya orang-orang kebanyakan hanya penasaran saja melihatnya.
“Biasanya orang banyak yang bertanya 'Anda sedang memfilmkan saya? Itu pertanyaan yang umum diajukan, namun kita bisa langsung menjelaskan kalau kita tidak sedang memfilmkan mereka,” tutur Guest.
Menurut Josh Guest, lantaran belum tersedia di publik, masyarakat masih perlu diedukasi mengenai teknologi ini dan bagaimana cara kerjanya. Dan reaksi yang muncul kebanyakan adalah decak kagum.
Aplikasi untuk kelompok difabel dan ibu menyusui
Josh Guest mengaku timnya sedang mengembangkan sejumlah aplikasi potensial untuk perangkat ini termasuk diantaranya adalah aplikasi yang dapat membantu penglihatan dan pendengaran bagi penyandang disabilitas agar bisa lebih mandiri.
"Aplikasi bagi tuna rungu memungkinkan seseorang bisa berkomunikasi dengan seseorang dan melihat kata-kata dari percakapan tersebut dilensa Google glass – seperti halnya teks terjemahan atau subtitle, namun dalam kehidupan nyata,” paparnya.
Sementara aplikasi lainnya yang masih dalam tahap pembangunan menurut Josh Guest dapat membantu tuna netra mengidentifikasi sebuah objek, dimana aplikasi ini memiliki alat yang dapat menyediakan deskripsi rinci dalam bentuk audio mengenai sebuah objek kepada pemakai google glass.
"Aplikasi bagi tuna netra memungkinkan seseorang yang kesulitan melihat atau buta total dapat mengidentifikasi objek dikehidupan nyata hanya dengan melihat benda tersebut, kemudian bertanya, “Baiklah Google Glass, benda apakah ini? lalu setelah menunggu beberapa saat maka dia dapat mendengar suara yang menjelaskan objek tersebut melalui alat bantu dengar yang dipasang di telinga,” katanya.
Namun demikian menurut Guest teknologi ini masih dalam tahap awal sekali, meski demikian mendapat sambutan positif dari masyarakat penyandang disabilitas khususnya tuna netra dan tuna rungu.
Pengembang aplikasi lain di Australia juga mendapatkan sambutan positif juga dari sejumlah ibu yang menggunakan Google Glass untuk membantu mereka belajar cara menyusui bayi mereka.
Lucy Colman dan timnya di Melbourne mengembangkan aplikasi yang memungkinkan berbagi video privat kepada Asosiasi Menyusui Australia untuk memberikan pengarahan professional secara personal satu lawan satu kepada anggotanya.
"Idenya adalah bagaimana Google Glass ini memungkinkan penasehat cara menyusui melihat secara langsung apa yang terjadi dengan bayi dan anak serta sang ibu melalui cara pandang ibu yang sedang menyusui,” katanya.
Colman mengklaim para ibu yang mengalami kesulitan dalam menyusui bayinya sangat menyukai aplikasi yang diciptakan timnya.
Belum dijamin sukses
Meski demikian kehadiran perangkat Google Glass telah memicu kritik keras yang skeptis dengan masa depan teknologi ini.
Kontroversi seputar teknologi ini memicu pemberian label ‘kacamata kosong’ kepada para penggunanya.
Hingga kini belum pasti kapan tepatnya perangkat Google Glass ini akan dijual bebas ke publik Australia. Adapun saat ini harga perangkat ini dibandrol senilai US$1,500, dan tampaknya tidak akan menjadi lebih murah kedepan.
Dan belum tentu juga perangkat ini akan sukses terjual.
Menurut pembawa acara program Catalyst, Dr Graham Phillips yang juga pernah menggunakan teknologi terbaru ini, saat ini masih terlalu dini untuk mengatakan teknologi itu akan bertahan.
"Saya tidak tahu, karena semua itu sangat tergantung pada Aplikasi apa yang mereka kembangkan dalam perangkat tersebut,” katanya.
"Salah satu aplikasi favorit saya adalah universal translator, anda bisa melihat teks dalam bahasa apa saja dan perangkat itu akan langsung mengubah benda yang anda lihat dalam bahasa Inggris.
"Saya dengar para ahli bedah menggunakan perangkat ini ketika melakukan operasi dan langsung mengirimkan gambar langsung ke mahasiswa mereka yang menyaksikan prose situ,” tambahnya.