ABC

Aplikasi ini Ajak Remaja Paham Hukum Kasus Sexting

Prihatin dengan maraknya kasus sexting dan pelecehan seksual dikalangan remaja, sebuah lembaga nirlaba meluncurkan aplikasi telpon selular yang dirancang untuk membantu remaja mencari rujukan yang benar mengenai masalah hukum seputar pesan bernada seksual atau sexting dan aktifitas seksual dibawah umur.

 

Masyarakat hukum Australia Selatan meluncurkan aplikasi bernama “The Naked Truth” untuk mensosialisasikan percakapan bernada seksual atau 'sexting' seperti apa yang dibolehkan dan yang tidak, seiring dengan upaya lembaga tersebut untuk mendesak evaluasi hukum terkait aktifitas sexting dan batas usia dewasa.
Aplikasi gratis bagi ponsel pintar itu menyediakan penjelasan mengenai definisi hukum dalam bahasa inggris, studi kasus dan kuis seputar pesan bernada seksual.
Presiden lembaga tersebut, Morry Bailes mengatakan pendidikan mengenai kegiatan seksual di bawah umur di Australia Selatan masih sangat kurang.
"Begitu juga aturan hukum yang berlaku terkait masalah ini cukup sulit dipahami,” katanya.
 
"Di Australia Selatan batas usia seseorang dinyatakan dewasa dan menjadi subjek hukum adalah 17 tahun, dan jika Anda menduduki jabatan tertentu batas usianya 16 tahun,”
 
Aplikasi The Naked Truth juga menjelaskan seperti apa Selfie yang diperbolehkan.
"Saya pikir banyak remaja sekarang yang melakukan foto selfie tanpa merasa bersalah dan tanpa menyadari kalau perbuatan itu bisa menjadi subjek dari kasus pornografi anak,” papar Bailes lagi.
 
"Ketika Anda dikenakan pasal seperti itu maka ancaman hukumnya bisa sangat serius,’ ungkapnya.
 
Bulan lalu, seorang pria Australia Selatan berusia 21 tahun didakwa melakukan pelanggaran seksual karena mengambil gambar semi telanjang kekasihnya yang baru berusia 16 tahun.
Dibawah UU di Australia Selatan pria itu didakwa dengan UU melakukan pelanggaran kejahatan seksual terhadap anak-anak.
 
Pada saat itu Hakim Pengadilan Distrik Paul Beras mempertanyakan vonis bagi pria tersebut.
 
"Ada banyak yang bisa dikatakan mengenai pandangan bahwa ini merupakan kasus yang sesuai untuk diajukan ke penuntutan,” katanya.
 
"Dalam kasus ini sepertinya hubungan terdakwa dan korban merupakan hubungan yang direstui dan dikenal serta diyakini kebenarannya oleh orang tua kedua anak tersebut maupun si korban sendiri.”
 
Remaja kerap tidak menyadari resiko dan bingung karena tekanan sebaya
 
Susan McLean, dari Solusi Keamanan Internet mengatakan aplikasi ini merupakan informasi yang sangat baik.
 
McLean mengatakan kebanyakan remaja saat ini sudah mengetahui mengenai UU yang berlaku terkait tapi menjadi dibingungkan dengan situasi yang dihadapi dan juga tekanan dari kelompok sebaya.
 
"Mayoritas anak muda tidak pernah berpikir kalau saling bertukan foto yang disetujui satu sama lain ketika mereka masih dibawah umuritu juga termasuk perbuatan kriminal,” kata McLean.
 
McLalen juga memperingatkan banyak remaja yang menggunakan aplikasi dan program yang dapat menunjukan teks dan gambar dalam waktu yang terbatas dan berpikir perbuatan itu tetap merupakan cara yang dibolehkan untuk berbagi material berisi kalimat atau foto bernada seksual.
 
"Banyak anak remaja berpikir, jika saya menggunakan SnapChat misalnya, maka tidak akan mungkin saya tertangkap, dan karenanya ok saja berbagi materi,” katanya.
 
"Setiak kasus sexting adalah salah dan saya pernah juga menangani kasus seperti tiu tahun lalu, ada dua kasus yang melibatkan snapchat, karena gambar yang diunggah tidak bisa dihapus melainkan tersimpang didalam alat dan aplikasi sehingga mudah saja untuk ditarik kembali filenya,” 
 
McLean mengatakan keamanan berinternet merupakan konsep yang penting yang harus diajarkan oleh seluruh sekolah katanya.
 
"Internet merupakan dunia dimana anak-anak muda bertumbuh kembang, mereka saling berinteraksi didalamnya serta bermain dan kita perlu membantu mereka untuk menggunakan internet secara bertanggung jawab dan terhormat,’ katanya.