ABC

Apa yang Bisa Ditiru dari Kehebatan Timnas Sepak Bola Perempuan Australia?

The Matildas, tim nasional sepak bola perempuan Australia, kini melaju ke babak perempat final Piala Dunia FIFA Women's World Cup 2023.

Uniknya dari 23 pemainnya yang turun di Piala Dunia, 10 di antaranya adalah orang Queensland. 

Salah satu pemain The Matildas adalah Cortnee Vine.

Ia memulai karirnya untuk klub Brisbane Roar dengan hanya ratusan penonton. Tapi dalam pertandingan melawan timnas Prancis Sabtu besok, ia akan tampil dengan lebih banyak penonton dengan tiket yang sudah habis terjual.

Saat ditanya mengapa begitu banyak rekan satu timnya di Matildas berasal dari Queensland, Cortnee sendiri bingung.

"Mungkin memang ada sesuatu ya? Saya tidak tahu apa itu," ujarnya tertawa.

"Kami punya program pengembangan bakat yang sangat bagus. Banyak pemain Matildas berasal dari sini," ujarnya.

Program pembinaan

Program pembinaan melalui Queensland Academy of Sport (QAS) inilah rahasia kesuksesan timnas perempuan Australia, the Matildas.

Jalur karir untuk pemain-pemain elit sepak bola perempuan mulai terbuka dengan berdirinya QAS pada tahun 1991.

Awalnya dimulai sebagai satu tim, di mana pemain junior berbakat dan pemain senior berlatih bersama.

Saat ini program pengembangan bakat dibagi lima tim di Brisbane, dengan tambahan di lima kota yang tersebar dari Kota Cairns hingga Wide Bay.

Dikenal sebagai Akademi FQ, delapan dari 10 pemain asal Queensland di timnas Australia saat ini adalah lulusan program pembinaan tersebut.

Direktur teknis Football Queensland Gabor Ganczer menjelaskan program tersebut adalah salah satu akademi sepak bola perempuan tertua di dunia.

"Queensland selalu memberi penekanan tinggi pada pengembangan pemain perempuan dan mendukungnya pada tingkat yang berbeda dari negara bagian lainnya," jelas Gabor.

Pemain-pemain berbakat mulai diidentifikasi untuk bergabung dalam akademi saat mereka berusia 13 tahun.

Bergantung pada usianya, mereka berlatih antara empat hingga lima kali dan bermain dua pertandingan setiap minggu.

Akademi QAS hanyalah puncak piramida, karena sekarang ada 20 klub sepak bola di Queensland yang punya program untuk perempuan.

Beberapa dari mereka ada juga yang bermain dengan pesepak bola pria.

"Beberapa kelompok usia Queensland Academy yang lebih muda sengaja bermain sebagai tim perempuan dalam kompetisi pria untuk memastikan intensitas dan level teknis mereka menantang," jelas Gabor.

Generasi emas

Pencetak gol penentu dalam dalam salah satu pertandingan Matildas di Piala Dunia Perempuan tahun ini adalah Mary Fowler.

Ia terbiasa bermain bola melawan anak laki-laki untuk klub sepak bola Leichhardt Lions di ujung utara Queensland.

Lahir dan dibesarkan di Kota Cairns, Mary adalah salah satu dari dua orang yang tidak lulus dari akademi yang berbasis di Brisbane.

Presiden klub juniornya Jesse Mulla mengingat Mary dengan baik.

"Kita bisa tahu dari awal Mary adalah pemain berbakat. Dia memiliki sentuhan spesial, bahkan di usia muda," ujarnya.

"Semua anak ingin menjadi superstar, tapi Mary memang menyukai permainan itu. Dia memainkannya untuk bersenang-senang," kata Mulla.

Pemain lainnya, Hayley Raso, juga meninggalkan kesan bagi mantan gurunya.

Fotonya bahkan dibingkai di dinding klub sepakbola junior Palm Beach Sharks di Gold Coast.

Perenang yang luar biasa, yang juga pemegang rekor lari cepat 100 meter ini jadi atlet paling berbakat dalam sejarah Emmanuel College.

"Siswa tercepat yang membuat saya senang saat melatih atau melihatnya," kata David Weir, guru olahraga di sekolah itu.

 Belum lama ini Hayley menandatangani kontrak dengan klub paling terkenal di dunia, Real Madrid.

Masa depan yang cerah

Sepak bola perempuan sudah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Partisipasi peserta pembinaan bakat di Queensland meningkat sebesar 19 persen tahun lalu.

Football Queensland berharap kesetaraan dengan sepak bola pria bisa tercapai, dengan meningkatkan keterwakilan perempuan dari 25 persen menjadi 50 persen di tahun 2027.

Ajang Piala Dunia Perempuan yang sukses di kandang sendiri tentu akan membantu, tapi menurut Gabor, pihaknya tidak akan berpuas diri.

"Beberapa pemain junior yang sedang ikut pembinaan sekarang sama bagusnya, jika tidak lebih baik, dari pemain-pemain Matildas saat ini," kata Gabor.

"Kami berharap sepak bola perempuan menjadi lebih baik lagi," tambahnya.

Diproduksi oleh Farid Ibrahim untuk ABC Indonesia.