ABC

Angka Inflasi di Australia Naik Tajam Bulan Desember

Sebuah laporan terbaru menunjukkan angka inflasi di Australia naik tajam bulan lalu sehingga besar kemungkinan Bank Sentral Australia tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Laporan yang dibuat oleh lembaga TD Securities-Melbourne Institute menunjukkan angka inflasi bulan Desember naik 0,7 persen, padahal di dua bulan sebelumnya kenaikan hanya 0,2 dan 0,1 persen.

Dengan kenaikan tersebut, selama 12 bulan terakhir di Australia, angka inflasi adalah 2,7 persen, angka ini sebenarnya masih sesuai dengan perkiraan Bank Sentral Australia yang memperkirakan angka inflasi akan berada di kisaran antara 2-3 persen.

Walau tinggi, kepala peneliti Asia Pasifik TD Securities Annette Beacher mengatakan bahwa angka inflasi yang melonjak tajam di bulan Desember ini harus dilihat dengan hati-hati karena biasanya memang selama musim liburan Natal dan Tahun Baru, harga cenderung tinggi.

Dia mengatakan bahwa kenaikan harga rokok juga mempengaruhi laju inflasi.

"Pemerintah Partai Buruh sebelumnya memang mengubah waktu kenaikan harga rokok, sehingga yang biasanya terjadi di kuartal ketiga, sekarang kenaikan terjadi di kuartal keempat." kata Beacher.

"Jadi mengapa kita harus melihat ini dengan sedikit berhati-hati, beberapa kenaikan memang musiman dan juga ada kenaikan pajak rokok."

Naiknya harga buah-buahan, sayuran, BBM, dan akomodasi liburan merupakan penyebab lain naiknya angka inflasi bulan Desember.

Menurut perkiraan Beacher, angka resmi pemerintah yang akan dikeluarkan hari Rabu (21/01/2014) akan menunjukkan angka inflasi berada di tengah-tengah 2-3 persen seperti perkiraan Bank Sentral Australia.

Bila itu terjadi menurut Beacher, Bank Sentral besar kemungkinan tidak akan mengubah tingkat subu bunga.

"Saya menduga mereka akan melihat data-data lain guna menentukan kebijakan moneter seperti harga rumah, penjualan ritel dan mungkin juga keadaan ekonomi di Amerika Serikat." tambah Beacher.