Anak Pencipta Aplikasi Autisme Asal Queensland
Seorang anak penderita Autisme (ASD) asal Townsville, Queensland akan berbagi panggung dengan penasehat Presiden Amerika Serikat, Ivanka Trump, sebagai pembicara dalam KTT Wirausaha Global (GES) bulan depan di Hyderabad, India.
Didalam event bergengsi itu, Ivanka Trump akan menjadi pembicara tamu sedangkan Hamish Finlayson yang baru berusia 12 tahun tersebut akan hadir untuk memperkenalkan aplikasi ciptaannya ‘ASD and Me” kepada investor dan rekan pengusaha.
Hamish sejauh ini telah menciptakan lima aplikasi gratis – empat memiliki tema lingkungan sementara aplikasi “ASD and Me” adalah perangkat untuk mendidik orang tentang gangguan spektrum autisme (ASD).
Mengelola autisme dengan kura-kura
Aplikasi “ASD dan Me” membantu pengguna mengidentifikasi cara untuk mengelola perilaku autistik melalui permainan yang melibatkan kura-kura kartun.
Triple T Turtle ditugaskan dengan pekerjaan seperti menemukan headphone penghilang kebisingan untuk mengurangi tingkat stres pada pertunjukan langsung atau untuk menemukan seekor anjing penenang untuk menurunkan kecemasan menjelang ujian sekolah.
Teori dibalik aplikasi ini adalah bahwa dengan mengulangi strategi penanggulangan dalam pengaturan permainan ini, orang-orang dengan autisme akan memilki pemahaman yang lebih baik dalam mengatasi spektrum autisme mereka di situasi kehidupan nyata.
Hamish mengatakan mengembangkan app ini juga telah membantunya mengelola kondisi autismenya.
“Dengan mencari tahu solusi dari masalah-masalah di seputar autism juga telah membantu saya mengetahui masalah saya dengan mengenali emosi-emosi.”
Memukau di Silicon Valley
Tahun 2016 lalu, Hamish juga telah diundang untuk menghadiri pertemuan puncak Konferensi Kewirausahaan Global (GES) di Silicon Valley saat baru berusia 11 tahun.
Dalam event tersebut, karyanya mendapat pengakuan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat saat itu, John Kerry.
Usai acara tersebut, Hamish diundang mengunjungi kampus Facebook dimana dia ditawari hibah FBStart untuk melanjutkan karyanya mengembangkan aplikasi ciptaannya.
Dia mengatakan bahwa pengalaman itu dan banyak kontak yang dia buat di AS telah membantunya mempersingkat produksi aplikasi yang dikerjakannya.
Aplikasi ini telah diunduh ratusan kali dan sedang digunakan di 54 negara.
Ayah Hamish, Graeme Finlayson, mengatakan bahwa salah satu hal yang membuat Hamish unik adalah tekad dan ketekunannya.
“Tidak banyak wirausahawan anak-anak di luar sana,” kata Finlayson.
“Ada anak-anak di luar sana dan juga program pengusaha muda yang bisa Anda masuki tapi Anda harus memiliki kemauan dan hasrat untuk mewujudkannya dan Hamish melakukannya.”
Beban biaya besar autisme bagi keluarga
Sebuah studi pada tahun 2014 yang dilakukan di Australia Barat menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki anak dengan autisme mengeluarkan biaya sebesar $35.000 atau sekitar Rp370 juta per tahun untuk biaya hilangnya pendapatan, pengobatan dan peralatan.
Tapi lembaga kepedulian terhadap Austisme “Autism Awareness Australia” menunjukkan bahwa jumlah tersebut bisa mencapai $ 50.000 atau setara Rp529 juta per tahun.
Graeme Finlayson mengatakan bahwa sebagian dari faktor pendorong dalam mengembangkan aplikasi ciptaan Hamish adalah untuk mengurangi biaya yang terkait dengan kondisi tersebut dengan menyediakan alat gratis untuk mengelola autism dengan lebih baik.
“Dia sedang mencoba mendesainnya agar bisa berfungsi, tidak hanya untuk anak-anak tapi untuk di sekolah menengah, saat Anda pergi ke perguruan tinggi, atau mencoba mendapatkan pekerjaan,” katanya.
Hamish saat ini sedang mengembangkan aplikasinya untuk memasukkan alat bagi orang-orang non-ASD untuk mengelola interaksi dengan seseorang yang menderita spektrum autisme dan mengalami seperti apa rasanya memiliki kondisi ASD.
Setelah kembali dari pertemuan puncak KTT Kewirausahaan Global di Hyderabad, India, dia akan mengerjakan pengembangan komponen realitas maya untuk disertakan dalam aplikasi ini sehingga dapat membantu penderita autisme mempelajari keterampilan sosial dan kehidupan baru.