Anak Indonesia Menangkan Kontes Spelling Bee di Australia
Satu lagi wajah asal Indonesia menghiasi televisi di Australia, dan berprestasi. Tristan Bramanta (11 tahun) hari Sabtu (17/9/2016) menjadi juara kontes mengeja dalam bahasa Inggris The Great Spelling Bee yang ditayangkan jaringan televisi Channel 10 di Australia.
Tristan adalah pelajar kelas 5 sebuah sekolah dasar di Melbourne dan anak tertua dari pasangan Sigid Prasetyo dan Luluk Hanifah yang pindah dari Indonesia ke Australia di tahun 2008 ketika Tristan berusia tiga tahun.
Selama beberapa bulan kompetisi, Tristan mengalahkan para pelajar lain yang berusia antara 8 sampai 13 tahun dalam kompetisi mengeja dimana proses lomba dilakukan secara bertahap mulai dari babak penyisihan sampai dengan final.
Dalam percakapan lewat telepon dengan wartawan ABC Australia Plus Indonesia L. Sastra Wijaya hari Selasa (20/9/2016), Tristan mengatakan bahwa ide untuk mengikuti acara Spelling Bee tersebut datang dari dirinya sendiri.
“Saya menonton acara yang sama tahun lalu dan merasa bahwa saya juga bisa melakukannya. Kami kemudian mencari informasi dan mendaftarkan diri.” kata Tristan dalam percakapan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Menurut Tristan dalam lomba tersebut, yang lebih menegangkan baginya adalah ketika harus cepat-cepat menekan tombol ketika sudah mengetahui jawabannya. “Kalau mengejanya saya tidak merasa sulit.” katanya.
Prestasi Tristan Bramanta ini menjadi juara kontes mengeja dalam bahasa Inggris boleh disebut mengesankan karena ketika pindah dari Indonesia di tahun 2008, dia tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris sama sekali, menurut komentar salah seorang gurunya di akun FB The Great Spelling Bee.
Menurut ibunya, Luluk Hanifah, Tristan juga tidak mendapat penekanan khusus harus berbahasa Inggris. “Kami malah membiasakan dia untuk tetap berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.” kata Luluk Hanifah.
Pengejaan atau spelling dalam bahasa Inggris adalah salah satu hal yang penting, dan menurut Luluk Hanifah, kemampuan Tristan mengeja sudah terlihat sejak kecil.
“Ketika di kelas 3, dia ikut tes yang disebut ICAS yang diselenggarakan oleh Universitas New South Wales, dan hasilnya bagus untuk kategori spelling. Dia menjadi tiga peserta terbaik di bidang pengejaan untuk negara bagian Victoria dan mendapatkan medali.” kata Luluk.
ICAS adalah tes untuk menguji kemampuan siswa di Australia di kelas tertentu, dan murid sekolah bisa mengajukan diri untuk diuji secara perseorangan dan hasilnya dibandingkan dengan rerata nasional di Australia.
Menurut Luluk lagi, kemampuan mengeja ini didapat Tristan karena kesukaannya membaca baik buku dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa Indonesia. “Kalau ke Indonesia, salah satu kunjungan wajib kami adalah ke toko buku.” kata Luluk lagi.
Untuk kemenangan di acara The Great Spelling Bee ini, Tristan mendapat tropi dan juga beberapa hadiah lain diantaranya dana pendidikan. Ketika ditanya apakah dia akan ikut lomba serupa di masa depan baik di Australia maupun di tempat lain, Tristan mengatakan ‘mungkin saja itu akan dilakukan.”
Ayah Tristan, Sigid Prasetyo adalah seorang insinyur yang bekerja di perusahaan CNC Design di Melbourne. Ketika ditanya dari mana ide untuk memberikan nama Tristan kepada putranya, Sigid mengatakan itu terinspirasi dari sebuah film bernama Legends of the Fall dimana salah satu karakter utama dalam film tersebut yang dibintangi oleh Brad Pitt bernama Tristan.
Prestasi Tristan ini mengikuti jejak mereka yang berasal dari Indonesia lainnya yang muncul di televisi di Australia dalam dua tahun terakhir. Sebelumnya adalah Reynold Poernomo yang menduduki peringkat keempat di lomba memasak MasterChef di tahun 2015.
Beberapa bulan lalu, Tasia dan Garcia menjadi pemenang pertama lomba memasak My Kitchen Rules 2016. Ketiga acara tersebut, MasterChef, My Kitchen Rules dan The Great Spelling Bee adalah acara yang populer bagi penonton televisi di Australia.