ABC

Anak-anak di Pusat Penahanan Pencari Suaka Australia Alami Depresi

Penyelidikan yang dilakukan di pusat penahanan pencari suaka di Australia mendapat sorotan banyak pihak. Penyelidikan yang disebut-sebut paling komprehensif dalam satu dekade tersebut menyebutkan anak-anak pencari suaka yang berada dalam tahanan menderita gangguan mental dan fisik.

Komisi Hak Asasi Manusia mengatakan dampak kesehatan jangka panjang pada anak-anak yang ditahan di pusat penahanan pencari suaka harus diselidiki lebih lanjut.

Inilah adalah salah satu dari 16 rekomendasi dalam laporan yang detail ratusan kasus menyakiti diri, dan menemukan anak-anak tahanan semuda tiga menderita depresi.

Dalam  laporannya berjudul "The Forgotten Children" yang dibuat Komisi Hak Asasi Manusia Australia , disebutkan anak-anak tersebut merasa seperti di "penjara dan membuat mereka sedih gila." Hasil ini diperoleh setelah mewawancarai anak-anak yang berada di pusat penahanan pencari suaka.

Sementara yang lainnya merasa lebih baik mati, sebelum dibebaskan. 

Tercatat dalam 15 bulan, mulai Januari 2013, ada 233 serangan yang melibat pada anak-anak di pusat penahanan. Sementara itu ada128 kasus dimana anak-anak melukai diri sendiri.

Juru bicara imigrasi dari Partai Buruh, Richard Marles mengaku hasil laporan ini menimbulkan pertanyaan sulit , tidak hanya bagi partainya tapi juga pemerintah saat ini.

"Kisah-kisah yang terdapat dalam laporan tersebut  jelas mengerikan. Sangat penting agar kita memahami sedalam mungkin agar bisa memastikan bahwa kejadian seperti itu tak akan pernah terjadi lagi," kata Marles.

Laporan ini membuat 16 rekomendasi, termasuk bahwa semua anak-anak dan keluarga pencari suaka yang berada di Australia dan Nauru harus dilepaskan ke masyarakat dalam waktu empat minggu. Rekomendasi lainnya adalah penahanan di Christmas Island harus ditutup.

Anak-anak di pusat penahanan pencari suaka dilaporkan alami penderitaan. Foto: Australian Human Rights Commission.

Laporan tersebut juga mengatakan harus ada komisi penyelidikan untuk melihat dampak kesehatan jangka panjang dari kebijakan penahanan. Sebelumnya telah ada 33 kasus kekerasan seksual yang dilaporkan.

Sementara itu, Perdana Menteri Tony Abbott telah menyerang Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Australia atas laporannya tersebut. 

Ia mengatakan kalau laporan tersebut telah dipolitisasi secara terang-terangan. Abbott mempertanyakan mengapa Komisi HAM tidak memulai penyelidikan saat Partai Buruh berkuasa. Menurutnya, jumlah anak dalam tahanan saat itu mencapai hampir 2.000 orang.

"Kemana Komisi HAM saat ratusan orang tenggelam di laut?" tanya Abbott. "Kemana Komisi HAM saat hampir dua ribu anak-anak berada di pusat penahanan?"

Tetapi Presiden Komisi HAM, Gillian Triggs menolak dengan tegas kalau laporannya dianggap bias. Ia mengatakan kedua partai politik bertanggung jawab atas pelanggaran kewajiban internasional yang dimiliki Australia.

"Komisi ini melakukan tugasnya, kami melakukan pekerjaan di bawah undang-undang dan sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Triggs. "Tidak ada upaya dipolitisir. Ini adalah laporan yang adil."

Triggs berpendapat bukti-bukti yang didapatkannya berasal dari fakta yang terjadi pada pemerintahan sebelumnya dan pemerintahan di bawah PM Abbott yang sudah berjalan hampir 18 bulan.