Amankah Beli Sayur dan Buah di Supermarket Saat Virus Corona Mudah Menular?
Meskipun Australia telah menerapkan aturan social distancing yang sangat ketat, warganya masih dibolehkan berbelanja ke supermarket. Bagaimana meminimalisir risiko terinfeksi virus corona saat pergi ke supermarket?
Belum lagi menurut laporan media di Melbourne, kini sudah ada pegawai supermarket dan pusat berbelanja yang dinyatakan positif terjangkit COVID-19.
Apa risiko utamanya?
Saat pergi ke supermarket atau pusat berbelanja artinya kita akan menyentuh sesuatu yang kemungkinan sudah disentuh oleh orang lain.
Misalnya trolley belanja, keranjang, dan saat melakukan pembayaran, baik di kasir maupun saat di mesin otomatis pembayaran.
Menurut Dr Meru Sheel, seorang ahli epidemiologi penyakit menular dari Australian National University, tak mudah menerapkan saran kesehatan untuk tidak menyentuh permukaan yang keras, di mana virus dapat bertahan selama beberapa hari.
“Kita kesulitan mengikuti saran ini saat berbelanja,” katanya.
Pihak supermarket di Australia gencar dalam membersihkan segala fasilitas mereka, termasuk trolley.
Namun Dr Sheel mengingatkan, yang terpenting adalah tetap mencuci tangan dan hindari untuk menyentuh wajah.
“Juga kurangi menyentuh bagian wajah tanpa membersihkan tangan terlebih dahulu. Itu sangat penting,” jelasnya.
Supermarket besar telah mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko penyebaran virus corona, termasuk membuat beberapa tanda silang di lantai, tempat di mana konsumen diminta menjaga jarak satu sama lain.
Konsumen juga diminta untuk meminimalkan waktu berbelanja, seperti Kepala Dinas Kesehatan Queensland Jeanette Young misalnya, yang menyarankan untuk mencatat barang-barang yang mau dibeli sebelum ke supermarket.
“Saya merekomendasikan untuk kembali ke cara lama yang biasa kita lakukan, yaitu menulis daftar belanja, tahu apa yang ingin Anda beli, lalu masuk, beli, dan pergi,” katanya.
“Jangan berlama-lama di supermarket dan melihat-lihat atau mengikuti orang,” katanya.
Bisakah kita terjangkit virus corona dari makanan?
Setelah mengikuti cara berbelanja yang dianjurkan di atas, muncul pertanyaan penting, yaitu bagaimana keamanan bahan makanan tersebut?
Jika apel yang baru kita beli sudah disentuh orang yang terpapar COVID-19, apakah aman untuk dimakan?
Cathy Moir, seorang ahli mikrobiologi dari Lembaga penelitian CSIRO, mengatakan risiko terpapar virus corona dari buah dan sayuran segar terbilang rendah.
“Virus corona adalah virus pernapasan, bukan virus yang menyebar melalui makanan. Jika Anda memakannya, belum diketahui adanya kasus menular karena makanan,” katanya.
Ia menjelaskan, meski kita tidak akan tertular virus dengan memakannya, ada kemungkinan justru ditularkan melalui kontak permukaan.
Sementara Dr Sheel mengatakan, anjuran keamanan pangan standar untuk mencuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi tetap perlu diterapkan.
Bagaimana dengan tas belanja?
Penyebaran COVID-19 melalui benda-benda yang disentuh bersama, seperti tas belanja atau trolley, mendorong sejumlah pihak untuk kembali menggunakan plastik belanja sekali pakai.
John Barilaro, seorang pejabat negara bagian New South Wales, mengusulkan agar konsumen untuk sementara tidak menggunakan tas belanja daur ulang.
Ia mengatakan konsumen yang membawa tas belanja sendiri untuk menyimpannya di rumah agar mengurangi kemungkinan disentuh oleh orang lain seperti kasir supermarket.
“Sekarang waktunya untuk menggunakan kembali kantong plastik sekali pakai,” katanya.
Namun Dr Sheel mengatakan belum diketahui adanya penyebaran COVID-`19 melalui tas belanja konsumen. Tapi secara teori, hal itu bisa terjadi.
Dr Sheel menyarankan cara yang lebih baik untuk meminimalkan risiko adalah dengan kebersihan tangan dan tidak menyentuh wajah.
“Ada banyak hal yang kita sentuh, tapi prinsipnya adalah jika Anda menyentuh sesuatu, jangan sampai menyentuh wajah Anda,” ujar Dr Sheel.
“Sangat sulit untuk menentukan setiap anjuran dan mungkin malah semakin membingungkan,” papar Dr Sheel.
Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia