ABC

Alami Gangguan Syaraf Kelamin, Pria Ini Tuntut Tunjangan Pensiun Disabilitas

Seorang pria yang mengalami luka pada alat kelaminnya, akibat tumpahan soda panas di bajunya, gagal mendapat klaim tunjangan pensiun bagi penyandang disabilitas.

Pria ini bekerja sebagai buruh pabrik pada bulan Desember 2009 ketika insiden itu terjadi, dan sejak saat itu ia menderita rasa sakit berkelanjutan di penisnya.

Beberapa tahun kemudian, dokter yang merawatnya mendiagnosa rasa sakit itu sebagai ‘gangguan syaraf penis’, tapi di tahun 2012, BPJS Australia atau ‘Centrelink’ menolak untuk membayar klaim pensiun itu, dengan alasan gangguan tersebut tidak cukup signifikan.

 Karena tak bisa lagi bekerja akibat penderitaan psikologis dan fisik yang dialami, pria ini menuntut tunjangan pensiun disabilitas. (Foto: AAP)

 

Pria tersebut kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Keamanan Sosial tapi lagi-lagi ia tak berhasil, sehingga awal bulan ini ia membawa masalahnya ke Pengadilan Tinggi Administratif di Sydney.

Dalam persidangan, pria ini menjelaskan bahwa ia tak dapat lagi bekerja karena penderitaan psikologis dan fisik yang ia alami sangat parah.

Ia mengatakan, rasa sakit yang dideritanya selalu muncul tapi intensitasnya bervariasi dan bahwa satu-satunya pemicu yang pasti adalah aktivitas seksual dan mengkonsumsi terlalu banyak alkohol.

Ia menunjukkan catatan dari dokternya yang menjelaskan bahwa ia tak lagi kembali bekerja sejak insiden itu, karena ‘rasa sakit kronis di kelenjar penis yang diperburuk dengan menggosok atau menyentuhnya’.

Dokter yang sama juga mendiagnosanya dengan gejala kecemasan dan depresi serta radang sendi pada tangan.

Dalam putusan final persidangan yang dibacakan minggu lalu, pengadilan membenarkan kondisi gangguan kelenjar penis yang dialami pria tersebut.

Tapi pengadilan menemukan kelemahan dari gangguan penis yang dialaminya dan menyebut bahwa penyakit itu tak cukup parah untuk bisa memenuhi kualifikasi tunjangan pensiun.

Dr. Ion Alexander, anggota persidangan, mengatakan, “Alokasi tingkat kelemahannya menunjukkan beberapa kesulitan, sebut saja kurangnya sejumlah kecil bukti medis yang kuat dan keanehan dari kondisi itu sendiri.”

Dr. Ion menyebut bahwa depresi dan radang sendi yang dialami sang pria juga gagal memenuhi kualifikasi tunjangan.