ABC

Akuisisi Dan Merger di Industri Tambang Australia Turun Drastis

Akibat gejolak harga komoditas dan pemotongan biaya oleh sejumlah direktur eksekutif, pengambil-alihan dan pembelian dalam industri pertambangan Australia pada tahun 2013 lalu merosot hingga titik terendah dalam 10 tahun.

Hal ini disampaikan dalam laporan berjudul Mergers, Acquisitions and Capital Rising in Mining and Metals, yang dibuat oleh perusahaan konsultan Ernst & Young.

Dalam laporan ini disebutkan bahwa ketidakpastian ekonomi global dan kurangnya keberanian mengambil resiko (risk appetite) para investor mengakibatkan lebih sedikitnya usaha mencapai perjanjian (deal) secara global pada tahun 2013.

Namun, keadaan ini mungkin merupakan titik terendah yang akan diikuti kenaikan, karena ada 10 miliar dollar dana ekuitas cadangan.

Terdapat 178 perjanjian  di Australia pada tahun 2013, turun sebanyak 24 persen dibanding 2012, dan nilai perjanjian mencapai titik terendah sejak tahun 2003, yaitu 5,5 miliar dollar Amerika (Rp 66,4 triliun).

Jumlah merger dan akuisisi secara global merosot menjadi 703, namun nilainya naik menjadi 124,7 miliar, dikarenakan merger perusahaan sumber daya Xstrata dan Glencore.

Pada tahun 2013 pula, perusahaan tambang besar BHP Billiton dan Rio Tinto menjual beberapa proyek mereka. Rio Tinto menjual mayoritas saham dalam tambang emas dan tembaga di New South Wales pada China Molybdenum, seharga 820 juta dollar Amerika.

Selain itu, tahun lalu perusahaan-perusahaan tambang lokal juga mengalami kesulitan menggalang dana dari pemegang saham.

Uang yang dihasilkan dari penjualan saham di Australia turun hampir 50 persen menjadi 19,5 miliar dollar Amerika. Jumlah saham perusahaan pertambangan dan logam yang tersedia di bursa turun dari 28 pada tahun 2012 menjadi 7 pada tahun 2013.

Menurut laporan ini, eksplorasi tambang mengalami "krisis" pada tahun 2013. Tahun ini, perusahaan-perusahaan tambang pemula menunda eksplorasi dan pengembangan agar mereka bisa menghemat modal dan bertahan.

Perusahaan-perusahaan China merupakan pembeli terbesar aset-aset pertambangan dan logam Australia pada tahun yang sama.

Paul Murphy, pemimpin transaksi pertambangan dan logam untuk Australia dan Asia Pasifik di Ernst & Young menyatakan bahwa, meskipun pergerakan China tampak melambat, tampaknya keadaan akan berubah.

Namun, Ia mengingatkan bahwa hanyalah proyek-proyek terbaik yang akan menarik investasi, dan sebagian penambang-penambang kecil akan kesulitan.