Aksi ‘Invation Day’ Warnai Peringatan Hari Australia di Seluruh Australia
Seorang polisi terluka dan seorang pria ditangkap menyusul terjadi bentrokan antara polisi dengan massa pengunjuk rasa dalam acara jalan kaki ‘Invation Day’ yang berlangsung di pusat Kota Sydney, Kami (26/1/2017).
Menandai berkembangnya perdebatan seputar Hari Australia atau ‘Australia Day’, ribuan orang melakukan aksi long march menyusuri kawasan pusat komunitas Aborijin di Sydney, Redfern, menuju ke pusat kota dan berakhir di Victoria Park dimana dilangsungkan acara Festival Yabun.
Polisi mengatakan tidak lama sebelum pukul 13:00 waktu setempat seorang pengunjuk rasa diduga telah menyulutkan api ke bendera yang berada di kerumunan orang banyak.
Petugas meresponnya dengan mematikan api tersebut dengan menggunakan alat pemadam api, dan seketika terjadi pergumulan yang menyebabkan seorang polisi terluka. Asap putih tebal terlihat dari kerumunan massa.
Seorang wanita yang ikut serta dalam aksi jalan kaki bersama itu juga menderita luka-luka ringan.Dia diobati oleh paramedis di lokasi kejadian sebelum dilarikan ke rumah sakit sebagai tindakan pencegahan.Petugas polisi yang terluka juga dilarikan ke rumah sakit untuk diperiksa kesehatannya.
Sementara itu seorang pria berusia 20 tahun ditangkap dan saat ini berada di kantor polisi Redfern sedang menjalani interogasi. Polisi mengatakan penangkapan ini merupakan insiden terpisah dari aksi unjuk rasa yang berlangsung damai dan seluruh pihak mengapresiasi sikap peserta aksi unjuk rasa tersebut.
Aksi long march ini berakhir dengan para peserta menyuarakan perlawanan mereka terhadap sikap tegas polisi dan terus melanjutkan aksi mereka menuju ke Victoria Park dengan aman.Tidak ada laporan korban cedera lebih lanjut dalam insiden ini.
Menteri Utama New South Wales yang baru Gladys Berejiklian mengecam kekerasan yang terjadi.
“Ini merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima untuk melakukan hal seperti itu pada hari ini, namun bagaimana juga silakan menyuarakan pandangan anda dengan bebas.”
Aksi unjuk rasa berlangsung di seluruh Australia
Kota Hobart, Tasmania memiliki jumlah massa paling banyak yang mengikuti aksi unjuk rasa serupa yang berlangsung pada hari ini, dimana Presiden Pusat Aborijin Tasmania, David Warrener, mengatakan kepada para peserta aksi unjuk rasa kalau tanggal perayaan Hari Australia atau Australia Day tidak tepat dan jika dilanjutkan lebih pantas disebut Hari Invasi.
Di taman itu akan diselenggarakan acara musik dan makanan, yang menjadi pusat titik kumpul komunitas Aborijin Lokal.
Sebuah aksi jalan kaki juga diselenggarakan di lice Springs dilakukan berbarengan dengan aksi perlakuan terhadao anak-anak di Don Dale Detention Centre. Diantara mereka yang turut serta dalam aksi itu adalah Kirra Voller, saudara perempuan dari Dylan Voller, yang terekam kamera sedang diikat dan ditutup kepalanya saat berada di rumah tahanan Don Dale.
Glora Lyons, yang menghadiri aksi protes Hari Invasi Australia di Redfern, mengatakan Hari Australia atau ‘Australia Day’ mewakili sebuah perang.
“Hari ini bagi saya menandakan kelangsungan hidup kami, kelangsungan hidup kaum kami [Aborijin].”
Pendapat terbagi mengenai tanggal
Dini hari tadi, ratusan orang berkumpul di waduk Barangaroo, Sydney untuk mengikuti upacara pengasapan yang dilakukan oleh para penari Aborijin.
Upacara ini diikuti oleh penyanyi dari 10 paduan suara Sydney yang tampil membawakan sebuah lagu dalam bahasa Darug, yang mengiringi pengibaran bendera Australia dan Aborigin di Sydney Harbour Bridge.
Jacinta Tobin, yang ikut menulis lagu, mengatakan itu adalah momen yang luar biasa.
“Irama dari lagu ini memberikan saya semangat,” katanya.
Tobin mengatakan dia merasa amat bahagia dengan respon terhadap lagu.
“Saya sangat terharu dengan semua tanggapan dan cinta yang diberikan,” katanya.
Kerumunan warga yang mengikuti upacara ini diberitahukan sementara ‘Australia Day’ merupakan salah satu kedukaan bagi masyarakat Aborijin, namun penting untuk tetap bersatu sebagai masyarakat Australia. Tetua masyarakat Aborijin, Paman Max Harrison mengatakan ini merupakan hari yang indah.
“Orang-orang kami juga perlu sedikit diakui, bukan hanya hal yang bersifat tokenistik. “
Paman Max mengatakan tanggal perayaan Hari Australia memang tidak terlalu banyak memiliki konsekuensi, tetapi pentingnya memahami budaya adat tidak boleh disepelekan.
“Orang-orang kami [Aborijin] harus belajar menerima apa yang terjadi, tetapi berusahalah untuk mengajak dan membuat orang-orang non-pribumi juga untuk memahami [kami],” katanya.
“Ini harus diakui.”
Diterjemahkan pukul 20:00 WIb, 26/1/2017 oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris disini.