ABC

Akibat Letusan Sangeang Api, Penerbangan ‘dari’ dan ‘ke’ Darwin Tertunda

Penerbangan menuju dan keluar bandara Darwin tertunda hingga 24 jam karena letusan gunung berapi di Indonesia.

Gunung Sangeang Api, yang terletak di timur laut Sumbawa, meletus sejak 30 Mei malam.

Badan Meteorologi menyebut, letusan ini menimbulkan awan abu vulkanik yang bergerak ke arah tenggara, berpengaruh terhadap daerah Kimberley di barat Australia, dan ujung atas Australia utara.

Dengan adanya penundaan penebangan domestik dan internasional, para penumpang terdampar di Darwin pada hari Sabtu, 31 Mei.

Di kota Perth, penumpang dengan tujuan ke Bali juga mengalami penundaan penerbangan.

Pihak maskapai Jetstar mengatakan, keputusan terbang kembali diambil sebelum Minggu 1 Juni pukul 2 pagi waktu setempat jika penerbangan pertama yang dijadwalkan mendarat di Darwin pukul 7.40 pagi berjalan sesuai jadwal.

Juru Bicara maskapai Qantas mengkonfirmasi bahwa penerbangan pertama menuju Darwin pada 1 Juni dijadwalkan mendarat sebelum jam 1 siang.

Dalam situs resminya, Qantas menjelaskan, pihaknya tengah memonitor secara intensif kondisi cuaca dan menginformasikan perkembangan terbaru sesegera mungkin.

Sementara, Juru Bicara Bandara Darwin menuturkan, pada tahap ini, seluruh penerbangan domestik maskapai Virgin telah ditunda, beberapa wilayah di Australia barat juga ikut terpengaruh.

Maskapai Virgin Australia merilis peringatan perjalanan yang berisi, pihaknya akan kembali menjalankan aktivitas normal segera setelah dampak abu vulkanik aman bagi aktifitas penerbangan.

“Tim meteorologis kami terus memantau situasi, dan berkoordinasi dengan Pusat Pemantauan Abu Vulkanik di Darwin,” tulis maskapai ini.

Maskapai regional Air North menyarankan para penumpang untuk menghubungi agen penerbangan mereka masing-masing

Sangeang Api melepaskan awan abu sebanyak 3 kali

Menteri Infrastruktur Australia, Warren Truss, dalam pernyataan resminya mengatakan, Pusat Pemantauan Abu Vulkanik telah mendeteksi adanya 3 awan abu, kumpulan awan pertama mengarah hingga Australia bagian tengah.

Ia menambahkan, awan abu tersebut ‘menghilang secara cepat’ dan diprediksi tak akan mencapai Queensland atau mengganggu penerbangan menuju dan dari Brisbane.

Awan abu kedua berada 45.000 kaki di atas Darwin dan yang ketiga berada di tenggara Bali.

Virginia Sanders dari Bandara Internasional Darwin menyebut, belum diketahui secara pasti kapan penerbangan mulai beroperasi, namun berdasarkan kejadian serupa di masa lampau, penundaan seperti ini biasanya berlangsung 24 jam.

Seorang penumpang bernama Jarrod Bowditch yang ditemui di Terminal Domestik Darwin mengatakan, ia sebenarnya hendak pergi ke kota Broome di Australia barat, untuk menghadiri pernikahan seorang teman.

Erupsi pertama yang terekam dari Gunung Sangeang Api terjadi pada tahun 1512, kemudian disusul letusan pada tahun 1990an, serta kemunculan awan abu dalam beberapa tahun belakangan ini.

Pulau Sumbawa kini tak dihuni banyak orang, namun beberapa penduduk lokal masih berdiam untuk bercocok tanam.

Lebih dari 200 kepala keluarga yang tinggal di areal perkebunan pulau ini telah dievakuasi.