ABC

Akhirnya IOM Bersedia Fasilitasi Pemindahan Pengungsi dari Nauru ke Kamboja

Perjanjian kerjasama Australia dan Kamboja mengenai penangan pengungsi mengalami kemajuan yang signifikan setelah lembaga International Organisation for Migration (IOM) bersedia memfasilitasi pemindahan para pengungsi dari Nauru.

Scott Morrison merayakan tercapainya kesepakatan penanganan pengungsi dengan Menteri Urusan Dalam Negeti Kamboja,  Sar Kheng, September 2014 di  Phnom Penh.

Setelah melewati masa negosiasi selama berbulan-bulan, akhirnya lembaga sosial yang menangani pengungsi International Organisation of Migration (IOM) akhirnya bersedia menyepakati sejumlah persyaratan bagi pengungsi yang memilih untuk dipindahkan dari Nauru ke Kamboja.

IOM diantaranya meminta persyaratan agar keluarga pengungsi dimungkinkan untuk pindah dari negara asal mereka ke Kamboja dan dibolehkan untuk tinggal dan mencari nafkah dimanapun di Kamboja.

Sebelumnya, dalam kesepakatan perjanjian kerjasama ini pengungsi akan dipindahkan dari Ibukota Kamboja,  Phnom Penh setelah satu tahun.
 
IOM juga meminta persyaratan agar para pengungsi menerima pendidikan dan layanan kesehatan dan mereka akan diberikan peluang untuk mendapatkan kewarganegaraan Kamboja.
 
"Aturan ini juga mengatur soal orientasi pra-keberangkatan, orientasi budaya, transportasi, penerimaan dan kemudian belajar bahasa ketika mereka tiba di sana, ketentuan ini dapat membantu pengungsi menemukan akomodasi dan pekerjaan, "kata juru bicara IOM untuk Asia dan Pasifik, Joe Lowry.
 
Menurut Lowry, lembaganya telah bekerja untuk mengamankan hasil terbaik dari kesepakatan ini bagi para pengungsi yang memilih untuk pindah dari Nauru ke Kamboja.
 
"Kami melibatkan diri dalam kesepakatan ini karena kami benar-benar percaya kalau kesepakatan itu merupakan kesepakatan terbaik bagi para pengungsi pada titik ini," katanya.
 
"Mereka memang tidak akan bermukim di Australia, mereka saat ini berada ditempat yang tidak jelas dan kerananya ini adalah kesepakatan terbaik bagi mereka."
 
IOM mengatakan Pemerintah Kamboja telah menyepakati persyaratan tersebut dan juga akan memberlakukan ketentuan serupa bagi 64 orang pengungsi yang kini sudah berada di negaranya.
 
Kesepakatan bernilai $40 juta, itu ditandatangani oleh Menteri Scott Morrison pada September 2014 lalu, dan telah menuai kritik luas dari internal Kamboja sendiri dimana Partai Oposisi Kamboja dan kelompok HAM disana menilai negara mereka termasuk salah satu negara termiskin di Asia Tenggara karena itu mereka tidak layak untuk mengurus pengungsi.
 
Namun IOM mempertahankan keputusannya untuk memfasilitasi pemindahan dan pembauran pengungsi.
 
"Kami melihat kesepakatan ini merupakan hal terbaik yang kita bisa lakukan untuk orang-orang yang telah tinggal di limbo (tempat orang-orang terlantar) dalam kondisi yang tidak ideal dan biarkan aku bicara seperti itu untuk waktu yang sangat lama, "kata Lowry.
 
"Orang-orang ini tidak pernah berharap untuk tinggal di Nauru, mereka berharap bisa tinggal di Australia dan itulah keinginan dan impian mereka namun mereka tidak akan pernah bisa sampai ke sana(Australia)  sehingga kami memiliki mandat untuk menegakkan martabat para imigran dan hal itu tidak akan pernah tercapai jika mereka tetap berada disana,"
 
Namun demikian, sejauh ini belum ada pengungsi yang memilih untuk pindah dari Nauru ke Kamboja.