ABC

Akhirnya Bantuan Tiba di Lokasi Gempa Papua Nugini

Persediaan makanan, air dan obat-obatan akhirnya tiba di desa-desa yang hancur akibat gempa bumi di Papua Nugini, lebih dari seminggu setelah kejadian pada 26 Februari 2018.

Gempa berkekuatan 7,5 SR tersebut melanda wilayah dataran tinggi PNG, menghancurkan rumah dan infrastruktur serta memicu ratusan tanah longsor di wilayah pegunungan.

Gempa susulan menimbulkan ketakutan lebih besar bagi warga setempat. Pemerintah PNG mengandalkan pihak luar negeri dan swasta untuk mengirinkan bantuan ke daerah-daerah yang terkena bencana.

Saat bantuan tiba, pihak berwenang menemukan jumlah korban tewas kemungkinan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Pemerintah hingga kini belum mengumumkan jumlah korban yang pasti, namun pihak berwenang setempat mengatakan lebih dari 100 orang meninggal dunia.

Di desa Timu, dekat pusat gempa, lima rumah terseret tanah longsor menewaskan 11 warga.

Para kerabat dan tetangga berusaha mengambil mayat para korban, namun sebagian telah terkubur terlalu dalam.

“Sisanya masih tertimbun di dalam tanah,” kata seorang warga.

“Mayat mereka berada di bawah tanah longsor dan sulit untuk menemukannya,” tambahnya.

Large parts of a road are cracked.
Gempa di PNG pada 26 Februari 2018 menimbulkan kerusakan infrastruktur.

Supplied: Catholic Bishop Donald Lippert

Perdana Menteri PNG Peter O’Neill mengatakan bantuan sudah tiba, berkat negara seperti Australia dan dukungan logistik dari perusahaan swasta yang beroperasi di wilayah tersebut.

“Kami sekarang sedang dalam proses pengiriman bantuan darurat,” katanya.

“Selama beberapa hari terakhir kami bekerja sama dengan Pemerintah Australia, dengan Exxon, dengan Oil Search, dan Ok Tedi guna memastikan adanya bantuan darurat yang diminta masyarakat di daerah terdampak,” ujar PM O’Neill.

Dikritik

PM O’Neill mengabaikan kritikan atas lambannya tanggapan Pemerintah. Dia mengatakan berbagai instansi negara itu seperti Angkatan Bersenjata telah diterjunkan.

“Mereka langsung membawa orang sakit dan yang terluka ke rumah sakit secara teratur. Mereka mendatangi daerah yang sangat terpencil,” katanya.

Keterpencilan daerah dan tingkat kerusakan jalan dan lapangan terbang menjadi alasan utama lambannya penyaluran bantuan. Namun masalah juga muncul dari sejumlah penduduk di wilayah gempa.

Skip Twitter Tweet

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

PM O’Neill mengatakan, sejumlah menara pemancar telepon yang rusak akibat gempa telah dirusak warga. Selain itu ada juga kelompok bersenjata yang memblokir jalan dan meminta uang untuk setiap kendaraan yang masuk.

“Ini bencana alam, bukan diciptakan oleh seseorang sehinga bisa menuntut ganti rugi,” katanya.

“Mentalitas malas seperti ini perlu dihentikan,” ujar PM O’Neill.

Kepala badan tanggap bencana, William Hamlin, mengatakan pemerintah masih mencari informasi bantuan apa yang diperlukan di suatu lokasi.

“Kami mendapatkan laporan situasi dan analisis kebutuhan,” kata Hamlin.

“Kami harus menyusun semuanya dan menyampaikannya kepada donor, dan untuk keperluan kami sendiri, berapa banyak tenda yang dibutuhkan, dimana lokasi kebutuhan tenda-tenda itu,” jelasnya.

“Jadi kami harus memasukkan semuanya, melihat prioritasnya dan kemudian harus menanganinya,” tambah Hamlin.

Gempa tersebut menghancurkan lahan pertanian yang menjadi sumber makanan ratusan ribu warga. Selain itu, tanah longsor juga membendung dan mencemari sungai yang menjadi sumber air minum.

Upaya pembangunan kembali jalan, jembatan, sekolah dan klinik kesehatan di wilayah ini diperkirakan memakan waktu bertahun-tahun.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.