ABC

Akademisi Oxford Kritik Rendahnya Tingkat Melek Huruf Anak di Australia

Pakar tumbuh kembang manusia dari Universitas Oxford, Inggris mengatakan Australia perlu mengimplementasikan strategi pengenalan bahasa dan literasi sejak dini nasional. Data sensus anak terbaru menunjukan 20 persen anak di Australia tidakmemiliki kemampuan baca tulis yang memadai ketika masuk sekolah.

Angka yang tercatat saat ini menunjukan satu dari lima anak-anak di Australia beresiko tahap perkembangannya ketika memasuki usia sekolah.
 
Sensus Perkembangan Dini  Anak Australia mengukur pembangunan dari 300 ribu anak di tahun pertama sekolah.
 
Edward Melhuish dari Universitas Oxford, yang merupakan salah satu penasehat Pemerintah Federal di bidang ini mengatakan buruknya tingkat kemampuan baca tulis atau literasi pada anak-anak di tahun pertama sekolah akan membebani Australia.
 
"Ada sekitar 20 persen populasi penduduk yang tidak memiliki kemampuan dasar untuk sukses di masyarakat modern seperti sekarang ini merupakan beban yang sangat berat,” katanya.
 
"Jika kita bisa mengurangi insiden dari anak yang tidak mampu baca tulis maka kita akan menjadi lebih sukses dan menjadi masyarakat yang lebih kaya,” katanya.
 
"Jika tetangga saya menggantungkan hidupnya dari dana tanggungan sosial dari pemerintah, saya yang akan membayarnya. Jika tetangga saya dipenjarakan, Saya yang akan membayar gaji polisi, pengadilan dan biaya mereka selama di penjara. Lalu kita berpikir ‘Loh itukan masalah mereka, tapi faktanya kita yang
membayari biaya hidup mereka,” katanya.
 
Kebutuhan menyusun strategi nasional untuk pendidikan literasi anak usia dini akan dikaji dalam pertemuan di Canberra pekan ini.
 
Professor Melhuish, yang berbicara dalam event tersebut mengatakan perlu ada fokus yang lebih besar di sektor pengembangan bahasa.
 
Dia mengatakan rendahnya kemampuan literasi berakar pada pengalaman di masa kecil dimana kemampuan berbahasa sering kali diabaikan.
 
"Kita perlu memastikan anak-anak kita memiliki dasar kemampuan berbahasa yang baik ketika mereka masuk sekolah,” katanya.
 
"Dan yang paling penting adalah memberikan mereka kemampuan bahasa tutur yang menjadi dasar dari kemampuan literasi yang melibatkan medium visual dari bahasa dalam pengembangannya,”
 
Professor Melhuish, yang juga merupakan Professor Tamu di Universitas Wollongong mengatakan salah satu solusi dari masalah ini adalah pengenalan sistem
pra sekolah paruh waktu universal bagi seluruh anak usia 3 tahun di seluruh Australia,”
 
"Kami mendapati anak-anak yang memiliki pengalaman pra sekolah yang baik, mendapat peluang untuk mengembangkan kemampuan bahasa mereka dengan orang dari berbagai kalangan, dan melakukan banyak hal-hal secara lebih baik sepanjang hidup mereka,” katanya.
 
Kajian ini juga menunjukan antara tahun 2009 dan 2015 jurang antara jumlah anak dikawasan yang kurang beruntung yang rentang menghadapi perkembanga tumbuh kembang semakin meluas, dibandingkan mereka yang berasal dari area yang lebih beruntung.