ABC

Akademi Militer Australia Masuki Usia Seabad

Dari parit-parit di Western Front sampai ke Pantai Gallipoli, lulusan pertama Akademi Militer Australia memimpin di garis depan – dan seringkali yang pertama tewas. Di tahun 1914 kelompok pertama perwira militer Australia lulus dari Royal Military College (RMC) Duntroon, Canberra.

Mereka lulus lebih awal dari yang dijadwalkan – bahkan sebelum menjalani ujian akhir – supaya mereka dapat segera dikirim ke Eropa pada Perang Dunia I.

Banyak dari para perwira itu tidak kembali. Delapan dari 35 lulusan itu tewas dalam perang, namun kisah-kisah keberanian dan keterampilan mereka menjadi legenda militer Australia.

Kini, 100 tahun kemudian, RMC Duntroon masih melatih pemimpin-pemimpin militer.

Meskipun sifat dari perang sudah sangat berubah pada abad yang baru ini, namun etos dari militer Australia modern berakar pada para tentara Perang Dunia I.

Tidak mengherankan kalau para lulusan 2014 mengambil inspirasi dari para pendahulu mereka 100 tahun lalu.

Para komandan Inggris di Gallipoli begitu terkesan sehingga mereka melukiskan para perwira lulusan Duntroon sebagai "sangat berharga".

Koresponden perang dan sejarahwan Charles Bean mengatakan, para perwiran Duntroon "bertempur bagaikan singa".

Para perwira lulusan Duntroon seringkali tampil dan mengambil-alih dari atasan mereka yang tewas dalam pertempuran, dan akhirnya memimpin lebih banyak orang, meskipun mereka tidak dilatih untuk memimpin sebanyak itu.

"Mereka adalah yang terbaik dan paling cerdas," kata sejarawan senior  Australian War Memorial, Peter Burness. "Mereka ditawari untuk pergi perang dan semua menawarkan diri. Mereka ingin berpartisipasi dan mereka berlatih untuk itu."

Duntroon meniru model Sandhurst Academy, Inggris, dalam memberi pendidikan akademik dan militer.

Catatan kuliah dari 100 tahun lalu mengungkapkan bahwa para kadet dilatih dalam berbagai mata kuliah seperti peperangan di parit, membaca peta dan pemboman.

Pelatihan perwira modern mencakup operasi perkotaan, instruksi bagaimana memimpin sebuah peleton dan bagaimana menggunakan sistim komunikasi modern.

Pada calon perwira sekarang didorong untuk mempunyai pemahaman tentang sejarah militer dan isu-isu masa kini, serta tingkat fitness yang tinggi.