ABC

Ajak Masyarakat “Move On” dan Cegah Radikalisasi, Komunitas Migran Gelar Festival Parramasala

Tiga pekan pasca insiden penembakan di luar Markas Polisi Parramatta, Kota Sydney menggelar festival untuk merayakan keragaman budaya. Panitia penyelenggara berharap event ini dapat menjadi wadah untuk mempertemukan anak-anak muda dari berbagai latarbelakang kebudayaan yang rawan menjadi sasaran radikalisasi.

Band Karifi Afrika tampil dalam Festival Parramasala di Sydney Barat.
Band Karifi Afrika tampil dalam Festival Parramasala di Sydney Barat.

Pada 2 Oktober lalu, seorang remaja berusia 15 tahun menembak mati seorang polisi sipil di luar Markas Polisi NSW di Kota Parramatta.

Namun pekan ini, pemimpin masyarakat Sydney berharap Festival Parramasala akan menjadi ajang untuk merayakan keragaman dan  mengalihkankembali perhatian pada nilai-nilai positif yang terdapat pada masyarakat di Kota Sydney.

"Di Parramatta kami memiliki keragaman diatas 70 persen, jika Anda menyusuri jalan di kota ini, jalan-jalan ke pertokoan maka Anda akan menyaksikan betapa beragamnya kawasan ini," kata Melissa Monteiro, Direktur Eksekutif Pusat Sumber Daya Komunitas Migran.

"Dalam beberapa pekan mendatang akan ada sekitar  20 ribu hingga 25 ribu orang yang akan berkumpul disini untuk menyaksikan festival Parramasala, sebuah festival untuk merayakan keragaman budaya di Parramatta,"
 
"Festival Parramasala ini bertujuan untuk merayakan siapa kita, merayakan identitas kita. Festival ini juga bertujuan untuk mengingatkan kita semua dari mana kita berasal, dan itulah makna Parramasala bagi saya."
 
Dia mengatakan Festival Parramasala tahun ini menjadi sangat penting karena saat ini sejumlah pemuda di barat Sydney sedang terancam bahaya menjadi radikal.
 
"Alasan mengapa orang merasa terasing adalah karena mereka tidak terhubung secara sosial, mereka adalah anak-anak muda yang merasa terasing," kata Monteiro.
 
"Mereka merasa tidak berdaya, mereka tidak memiliki rasa memiliki."
 
Seniman Magic Carpet,  Roohullah Mosawi dengan lukisan karyanya.
Seniman Magic Carpet, Roohullah Mosawi dengan lukisan karyanya.
 
 
Monteiro mengatakan anak-anak muda uang tidak melanjutkan pendidikannya atau tidak bekerja merupakan kelompok warga yang sangat beresiko menjadi sasaran radikalisasi.
 
"Pada usia mereka tersebut, mereka bisa dengan sangat mudah dicuci otaknya," katanya.
 
Selama berlangsungnya Parramasala,  Pusat Sumber Data Komunitas Migran akan menunjukan seniman dan program seni yang disebut karpet ajaib.
 
Seniman yang ditampilkan – semuanya memiliki latar belakang pengungsi – akan menunjukan kemampuan kebudayaan tradisional mereka seperti pembuat layang-layang asal Afghanistan dan tato henna asal Sudan.
 
Program ini juga akan mengoperasikan program pelatihan keahlian bagi anak-anak di Sekolah Menengah untuk merancang dan membantu anak-anak muda yang terasing agar bisa saling terhubung kembali dengan komunitasnya.
 
Pusat ini juga menyiapkan program baru yang disebut Youth Transition (Transisi masa muda) yang akan mencoba membantu orang-orang muda dari latar belakang migran tetap bersekolah.
 
"Itu masa transisi mereka sebelum berkerja yang pada akhirnya nanti akan mengarah pada terbentuknya masyarakat yang lebih kohesif,"
 
Monteiro mengatakan lembaganya saat ini akan menghadapi tantangan baru dengan kedatangan ribuan pengungsi Suriah yang diperkirakan akan tiba dalam kurun waktu 18-24 bulan ke depan.
 
"Kita tahu bahwa banyak dari orang-orang yang akan datang ini adalah perempuan kepala rumah tangga dan kita tahu bahwa 50 persennya adalah anak-anak jadi kami sedang mempersiapkan diri kami sendiri agar dapat merangkul komunitas itu," kata Monteiro.
 
"Kebanyakan dari mereka pasti memiliki hubungan keluarga, terutama di kawasan seperti Fairfield dan Liverpool. Jadi akan sangat membantu jika mereka juga memiliki hubungan dengan keluarganya disana juga, dan itu akan lebih memudahkan,"
 
Monteiro mengatakan kedatangan ini akan dibarengi dengan kedatangan beberapa ratus pengungsi yang tiba di Australia pada akhir tahun mendatang.
 
"Kami tahu siapa yang datang, dan kita juga memahami kebutuhan mereka, dan kita paham kalau kebutuhan mereka itu pasti seputar masalah pendidikan  pekerjaan, komunikasi, bahasa Inggris, dan kami siap," kata Monteiro.
 
Pemimpin warga di Sydney Barat berharap Festival Parramasala dapat merayakan keragaman budaya dan memfokuskan perhatian warga disana terhadap nilai positif di dalamnya..
Pemimpin warga di Sydney Barat berharap Festival Parramasala dapat merayakan keragaman budaya dan memfokuskan perhatian warga disana terhadap nilai positif di dalamnya..