ABC

Agan Harahap, Seni Mengolah Berita Palsu

Di Indonesia semua hal bisa menjadi bahan untuk polarisasi politik yang terus memanas menjelang pemilu 2019, dari utang negara, racun kalajengking, serbuan pekerja China, terorisme, sampai simbol palu arit di jidat seekor ikan.

Seorang seniman visual Indonesia Agan Harahap dengan kemampuan rekayasa foto yang mumpuni, menggoda budaya literasi masyarakat yang rendah di tengah tsunami informasi media sosial menjadi lahan subur kabar palsu.

Alumni sekolah desain ini awalnya tergelitik dengan seorang temannya yang punya folder foto-foto dengan selebritas di facebook.

“Fotonya bersama selebritas yang mungkin ia ketemu di mal. Banyak orang terobsesi dengan selebritas dan media sosial seperti mengangkat status sosial mereka,” kata Agan kepada Alfred Ginting dari ABC.

Tahun 2013, menjelang konser Metallica di ibukota Indonesia Jakarta, banyak orang lewat saluran media sosial mereka mendadak jadi penggemar musik metal.

Agan Harahap (tengah) bersama personil Metallica.
Agan Harahap (tengah) bersama personil Metallica.

Agan membuat postingan di blognya tentang pertemanannya dengan personil Metallica, dilengkapi foto-foto vokalis James Hetfield bercengkerama di apartemennya sesudah konser.

Kiprah Agan sebagai produsen foto viral – yang terlalu sulit dipercaya tapi terlihat realistis – di internet pun dimulai.

Selain kehalusan rekayasa fotonya, cerita Agan agak masuk di akal mengingat ia pernah menjadi fotografer di sebuah majalah musik.

“Teman-teman dekat tahu saya bercanda. Banyak yang percaya, tapi ada juga yang menganggap saya cari popularitas. Tidak apa.”

Beberapa foto rekayasa yang dibuat Agan bisa dilihat pada tautan berikut.

Ia pun terus memproduksi foto-foto seperti seri “Justice for All”; Kim Kardashian diangkut ke truk polisi, Mike Tyson dan Justin Bieber di dalam sel tahanan polisi Indonesia, Pamela Anderson di kamar hotel dikeliling polisi seperti razia pekerja seks, Gordon Ramsay terciduk dengan barang bukti dua kantong MSG.

Angelina Jolie ditahan polisi Indonesia.
Angelina Jolie ditahan polisi Indonesia.

Tahun lalu Agan menaikkan postingan lain di blognya dengan narasi dan foto-foto bersama personil band metal itu setelah konser di Singapura.

Seorang temannya peselancar mengajak ia bertemu personil Metallica sehabis konser di Singapura; makan nasi goreng sepiring $4,5 mencoba buah durian yang menurut Robert Trujillo rasanya seperti kaos kaki bekas pakai, dan Lars Ulrich yang kecanduan main Pokemon Go belanja cinderamata Pokemon untuk keluarganya.

Di akhir narasi, Agan memasukkan fotonya berangkulan dengan Trujillo dan Kirk Hammet, yang menurut Agan adalah foto asli.

“Akhirnya kami minum bareng. Dari editan jadi kenyataan.”

Dengan reputasi Agan sebagai perekayasa foto, Anda percaya?

Agan tidak ingin meyakinkan orang tentang realitas foto itu.

"Inilah situasi kita sekarang, fiksi dan realitas tercampur aduk."

Demokrasi digital di tengah peran pencitraan politik

Pemilihan umum 2014 menandai demokrasi digital di Indonesia, media sosial menjadi platform antusiasme partisipasi politik masyarakat, perang pencitraan antara kubu politik, juga menjadi ruang paling efektif untuk penyebaran berita palsu dan hoaks yang kini mendominasi lanskap politik Indonesia.

Di balik kenakalan digitalnya, Harahap ingin masyarakat yang baru melek internet – tapi senang beropini – tidak menelan mentah-mentah apa yang mereka baca di layar gawai.

"Sekarang era transisi yang gamang, sejak smartphone China yang murah menyerbu pasar, semua orang bisa terkoneksi dengan internet.

“Konsekwensinya banyak orang sok tahu yang baru kenal internet. Orang-orang seperti itu yang saya bidik, tapi lama-lama saya miris juga,” kata Agan.

Pemilu membawa Jokowi memegang tampuk pemerintahan, tapi perang di media sosial tidak selesai sampai salah satu puncaknya adalah kasus penistaan agama Islam oleh mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang ketika itu bertarung untuk menjabat kembali.

Agan mengeluarkan foto Purnama yang kini sudah dipenjara bersalaman akrab dengan tokoh yang sangat memusuhinya, pemimpin Front Pembela Islam Rizieq Shihab – yang masih di Timur Tengah sejak Mei 2017 sehingga statusnya sebagai tersangka untuk tuduhan kriminal belum berlanjut.

Tonton video wawancara bersama Agan di sini.

"Ketika ada ketegangan antara dua pihak, fungsi saya memberi kesegaran.

“Bagi beberapa orang itu sukses karena jenuh dengan situasi konflik. Tapi buat orang-orang seperti FPI tidak terima, ini fitnah. Ada pihak-pihak yang tetap mempertahankan gesekan,” kata Agan.

Bagi Agan, rekayasa foto juga media bagi harapan.

Sebagai penggemar tinju yang kecewa dengan prestasi olahraga Indonesia, Agan pernah membuat seri foto pertandingan tinju Manny Pacquaiao yang kalah K.O. melawan petinju Indonesia Chris John.

Palu dan arit di jidat seekor ikan

Sebagai seniman kontemporer yang panggilannya merespons apa terjadi di masyarakat hari ini, Agan mencari inspirasi berkarya dari linimasa media sosial.

“Karya saya itu situasi hari ini. Misalnya di timeline isunya tenaga kerja asing, dalam seminggu atau tiga hari hilang, ganti lagi isu baru. Kita merespons sesuatu yang cepat, silih berganti berita. Begitupun karya mengikuti situasi itu,” kata Agan.

Suatu ketika Agan begitu terganggu dengan kabar kios penjual kaos band yang disita karena menjual kaos band Kreator yang memuat gambar palu arit.

Indonesia belum beranjak dari stigma komunis sebagai penjahat sejarah yang harus dienyahkan dalam bentuk apa pun, bahkan propaganda yang masih berjalan sejak masa kampanye pemilu 2014 adalah Joko Widodo anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

Lewat instagram, Agan memposting narasi tentang seekor ikan louhan ditangkap dari kios penjual hewan peliharaan karena di jidatnya ada logo palu arit.

Ini kembali menjadi viral bahkan kerap dijadikan ilustrasi oleh media massa.

Tapi fobia terhadap komunisme di Indonesia belum berkurang dan masih tetap dipakai sebagai amunisi politik.

Agan mengatakan meski rajin merespons peristiwa aktual, ia menghindari masuk ke wilayah isu yang gawat misalnya aksi terorisme seperti pengeboman di beberapa lokasi di Surabaya belum lama ini.

“Sesudah teror bom itu banyak orang yang khawatir dengan citra agama mengatakan itu pengalihan isu,” kata Agan.

“Mereka terlalu memikirkan untuk membela agama, membela akhirat tapi tidak peduli lagi pada korban nyawa. Itu sudah tidak keren.

"Di media sosial perang agama semua, ini bisa akan menjadi sesuatu yang meluas di dunia nyata. Bahaya. Sebagai seniman saya harus merespons ini," kata dia.

Agan ingin mengolah isu agama menjadi proyeknya.

“Saya masih meriset soal ini. Saya belum menemukan bagaimana melakukannya supaya tidak terlalu vulgar, tidak terlalu sarkas, tapi tetap cerdas.”

Merespons sejarah

Salah satu ketertarikan Agan adalah bermain-main dengan sejarah.

Proyek-proyek sejarah membawa ia banyak diundang berpameran di luar negeri seperti Singapura, Jerman, Belanda, Australia, Jepang, Perancis, Swiss.

Beberapa karyanya juga pernah terjual dengan harga palu cukup bagus di rumah lelang Hong Kong, meski sekarang ia lebih memilih untuk berkarya untuk pameran di galeri dan musuem, serta festival dan biennale daripada untuk dilelang.

“Saya lebih senang menjual karya yang harganya tidak bombastis tapi jalan terus. Banyak kolektor yang punya wawasan merasa lelang tidak keren. Mereka beli bukan karena nilai investasi tapi melihat karya sebagai penanda zaman.

“Ketika saya ikut lelang, hampir tidak ada undangan untuk ikut festival seni, biennale atau apapun itu. Saya lebih senang karya dipamerkan di museum atau galeri sehingga orang bisa mengapresiasi, daripada di lelang yang eksposurenya sebentar dan kemudian diam di rumah kolektor.

Ia pernah membuat proyek Sejarah X, dengan membuat tokoh fiktif seorang fotografer istana yang mengikuti perjalanan dan kegiatan Presiden RI pertama Sukarno.

Salah satu fotonya adalah Sukarno berbicara hangat dengan Marilyn Monroe, Elizabeth Taylor dan Jackie Kenddedy.

Sukarno berbincang akrab dengan Marilyn Monroe, Elizabeth Taylor, and Jackie Kennedy.
Sukarno berbincang akrab dengan Marilyn Monroe, Elizabeth Taylor, and Jackie Kennedy.

“Sukarno dikenal womanizer, foto itu jadi menarik perhatian orang yang membahas tentang pesona Sukarno. Karya saya adalah respons saya terhadap sejarah.”

“Sampai ada orang dari Yayasan Bung Karno menghubungi saya karena mereka belum punya dokumentasi foto itu. Saya Cuma minta maaf kalau out foto itu rekeayasa, untuk tujuan pameran.”

Agan tidak khawatir karya-karya rekayasa fotonya yang mengintervensi sejarah di masa depan dianggap sebagai kebenaran, karena ia melihat masih banyak media yang serius dan kompeten dalam menguji fakta dan mencerdaskan masyarakat.

Tapi kalaupun foto-foto rekayasanya dipercaya sebagai fakta sejarah, Agan menganggap itu sebagai sebuah prestasi.

"Sebuah kebanggaan buat saya kalau fiksi saya dianggap sebagai kebenaran.

“Sejarah kan begitu juga, mana ada sejarah yang 100 persen benar.”

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di ABC News.