Ada Sekitar 10 Ribu Anak yang Ayahnya Pastor Katolik di Seluruh Dunia
Baru ketika di usia 28 tahun, Vincent Doyle mengetahui orang yang selama ini dikenalnya sebagai bapak permandian, seorang pastor Katolik yang sudah meninggal beberapa tahun lalu, ternyata adalah ayah kandungnya.
Berdiri di depan sebuah gereja tua di Irlandia dimana ayahnya pernah bertugas dan Vincent menghabiskan waktunya di masa kecil di sana, Vincent menjelaskan kembali perasaan ketika dia mengetahui hal tersebut.
“Bukannya menjadi hari terburuk dalam hidup saya, karena saya kehilangan dia, namun malah merupakan hal yang menggembirakan.” kata Vincent kepada ABC.
“Dia orang yang sangat baik. Dia sudah berlaku sebagai seorang ayah selama itu, walau tidak disebutkan terbuka.”
Dengan pengalaman itu, Vincent kemudian berusaha mencari tahu siapa saja mereka yang memiliki ayah pastor Katolik di berbagai bagian dunia.
Pastor Katolik harus mengucapkan kaul untuk tidak menikah ketika mereka bertugas melayani gereja di seluruh dunia.
Dengan bantuan dari Uskup Agung Dublin di Republik Irlandia Diarmuid Martin, Vincent kemudian membuat sebuah situs internet bernama Coping International untuk melacak mereka yang memiliki ayah pastor Katolik.
Dalam bilangan minggu saja, Vincent banyak mendapat kontak dari seluruh dunia ingin mengetahui apa yang dilakukannya.
Sejauh ini, sekitar 80 ribu pengunjung dari 175 negara sudah melihat situsnya, kadang menggunakan kalimat pencari di Google seperti ‘ayah saya adalah pastor Katolik”, “Toloing saya hamil dan ayah bayinya adalah pastor Katolik.”
Vincent menjalankan situs Coping International dari rumah yang merangkap kantor di pedesaan Irlandia.
Fungsi utama situs itu adalah memberikan layanan cuma-cuma di bidang kesehatan mental kepada anak-anak dari pastor Katolik dan keluarga mereka dimanapun di dunia.
Dengan semakin tersebarnya situs itu, semakin banyak orang juga yang menghubungi Vincent.
Berdasarkan jumlah yang diterimnya di situs, dan informasi lain, Vincent memperkirakan paling sedikit ada 10 ribu anak-anak yang memiliki ayah Pastor Katolik di seluruh dunia.
Tujuan Vincent adalah memberikan bantuan kepada mereka yang menemukan hal yang sama seperti dirinya.
Vincent sendiri mengalami masa kanak-kanak yang menyenangkan dan hubungan yang akrab dengan ayahnya walau dia tidak mengetahuinya ketika kecil.
Namun pengalaman umum yang dirasakan yang lainnya adalah banyak yang harus hidup dalam kerahasiaaan ditambah rasa takut dan malu bila nanti ketahuan.
“Saya jadi objek dari tindakannya”
Perasaan malu itu yang dirasakan selama bertahun-tahun oleh Sarah Thomas yang lahir di Inggris.
Dia menemukan bahwa ayah kandungnya seorang pastor Katolik ketika dia berusia 12 tahun.
Sekarang di usianya yang ke-41, dia masih merasakan dampak dari apa yang diketahuinya tersebut.
“Ada perasaan kesepian sebagai anak pastor, terisolir dan rendah diri.” kata Sarah.
Ibunya hamil ketika masih kuliah di univeritas, dan pasangannya adalah calon pastor ketika itu.
Ketika ibu Sarah memberitahu kehamilannya, calon pastor tersebut marah.
Dengan bantuan pastor senior, calon pastor itu mengatakan kepada ibu Sarah bahwa dia hanya akan mendapat bantuan keuangan bila dia menyimpan rahasia hubungan mereka.
Baru ketika berusia 12 tahun, ibunya memberitahu siapa ayah Sarah sebenarnya, dan di usia 14 tahun berusaha bertemu ayahnya yang ketika itu sudah menjadi pastor.
Namun ayahnya bersikap dingin, dan tidak mau mengakui Sarah sebagai anaknya karena ingin tetap menjadi pastor.
Semua itu membuat Sarah Thomas mengalami trauma karena penolakan yang diterima dari ayahnya yang seorang pastotr Katolik tersebut.
Sarah baru bisa menerima keadaan dan berusaha memperbaiki diri ketika dia menemukan situs Coping Internasional dan bertemu dengan anak-anak dari pastor Katolik lainnya.
Dia sekarang sedang menyelesaikan pendidikan doktor mengenai anak-anak pastor Katolik dan berusaha mencari orang-orang lain yang mengalami nasib sama.
Mendesak gereja Katolik untuk mengakui keberadaan mereka
Bagi Vincent Doyle, kesejahteraan anak-anak pastor Katolik ini penting sekali dan dia mendesak otoritas gereja Katolik untuk bersikap lebih transparan atas masalah tersebut.
Setelah melakukan lobi terhadap Kongres Wali Gereja Keuskupan Irlandia, mereka mengeluarkan petunjuk mengenai bagaimana Gereja harus bertindak bila ada Pastor Katolik memiliki anak.
Petunjuk itu mengatakan kesejahteraan anak harus menjadi yang utama, dan juga tidak mengharuskan pastor untuk berhenti.
Vincent sekarang menyerukan kepada Vatikan untuk melakukan hal yang sama.
Namun sejauh ini Otoritas Gereja Tertinggi di dunia tersebut menolak membuat petunjuk itu berlaku umum.
Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini