ABC

Ada Presiden Jokowi Dibalik Suksesnya Kunjungan PM Morrison ke Indonesia

Setelah baru menjabat selama seminggu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison berkunjung ke Indonesia hari Jumat lalu untuk bertemu dengan Presiden Jokowi.
Kunjungan singkat selama satu setengah hari tersebut digambarkan sebagai kunjungan yang sukses oleh media Australia maupun para pengamat.

Namun kunjungan tersebut sebenarnya hampir saja tidak terjadi karena terjadi pergantian kepala pemerintahan dari Perdana Menteri Malcolm Turnbull ke Scott Morrison.

Dalam sebuah kunjungan tingkat tinggi seperti yang dilakukan seorang kepala pemerintahan, persiapan tentu sudah dilangsungkan jauh sebelumnya, dan sebelumnya Presiden Jokowi sudah mempersiapkan diri untuk menerima Malcolm Turnbull.

Keduanya dikenal memiliki hubungan dekat sejak menjadi kepala pemerintahan di masing-masing negara, dan keduanya juga memiliki latar belakang yang sama yaitu pengusaha.

Sejak menjadi Presiden di tahun 2014, Jokowi sudah dua kali bertemu Perdana Menteri Turnbull.

Pertama ketika Turnbull berkunjung ke Indonesia dan oleh Jokowi, Turnbull dibawa blusukan ke Pasar Tanah Abang, dan setahun kemudian keduanya bertemu lagi di Sydney.

Dengan latar belakang seperti ini, anda bisa membayangkan bagaimana persiapan di balik layar ketika kemudian Scott Morrison terpilih sebagai Perdana Menteri dan kunjungan harus dilakukan karena kedua negara sudah mencapai kesepakatan mengenai perundingan perdagangan.

Akhirnya, kunjungan disebut sukses karena ada beberapa kesepakatan penting yang secara prinsip disetujui.

Jadi apa yang menyebabkan kunjungan dilihat sebagai sukses?

Seorang pakar Australia Prof Damien Kingsbury menulis di situs Crickey.com hari Selasa (4/9/2018) memberikan pandangannya mengenai apa yang menyebabkan kunjungan Morrison berhasil.

Prof Kingsbury dari Deakin University di Melbourne banyak mengetahui mengenai Indonesia selama puluhan tahun terakhir.

Menurutnya, salah satu faktor berhasilnya kunjungan PM Morrison adalah karena Pak Jokowi adalah orang yang mudah bergaul.

Bahasa Inggrisnya ‘ affable ‘ yang artinya ramah, hangat, dan mudah berteman dengan siapa saja.

Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull ketika bertemu pertama kalinya di tahun 2015
Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull ketika bertemu pertama kalinya di tahun 2015 mengunjungi Pasar Tanah Abang

AFP: Adek Berry

Jokowi sudah menelpon Malcolm Turnbull sebelumnya

Walau Scott Morrison pernah menduduki jabatan menteri selama beberapa tahun terakhir dan sebelum menjadi Perdana Menteri, Morrison menjadi Menteri Keuangan Senior Australia (Treasurer), dia belum pernah bertemu Jokowi sebelumnya.

Ternyata sebelum pertemuannya dengan Morrison, Presiden Jokowi sudah melakukan pekerjaan rumah dengan menelpon Malcolm Turnbull untuk mendapat keterangan mengenai Morrison.

Tujuan pembicaraan Presiden Jokowi dan Tunrbull adalah untuk menanyakan keadaan mantan PM tersebut setelah dia tidak lagi menjabat.

Menurut editor halaman luar negeri harian terkenal di Australia, The Australian Greg Sheridan, pembicaraan antara Jokowi dan Tunrbull tersebutlah yang juga menjadi kunci sukses pertemuan Jokowi-Morrison.

Menurut Sheridan, Jokowi melihat bahwa Turnbull adalah teman terbaiknya diantara kalangan pemimpin dunia yang pernah ditemuinya.

Setelah Turnbull jatuh, menurut Sheridan lagi, ada pendapat di kalangan Indonesia agar rencana pertemuan bilateral antar kedua negara tersebut ditunda atau bahkan dibatalkan sama sekali.

Namun dalam percakapan telepon mereka, Malcolm Turnbull berhasil mengyakinkan Presiden Jokowi agar pertemuan sebaiknya tetap dilangsungkan walau Morrison baru saja menjabat beberapa hari.

Turnbull dilaporkan memberi penjelasan bahwa Morrison tidak terlibat dalam kejatuhan Turnbull sehingga sebaiknya pertemuan yang sudah dipersiapkan jauh-jauh hari tersebut tetap dilangsungkan.

Pada awalnya, banyak disebutkan bahwa yang lebih berkepentingan dalam pertemuan kedua negara adalah Indonesia yang perlu menunjukkan kepada dunia bahwa perjanjian dagang dengan Australia menunjukkan pentingnya Indonesia di tengah situasi ekonomi yang agak kurang menentu belakangan.

Namun menurut Greg Sheridan, kunjungan dan perjanjian dagang itu juga penting untuk Australia, dan juga penting untuk Scott Morrison sendiri.

Dia memerlukan sesuatu yang positif di minggu pertama pemerintahannya, setelah keributan di tubuh Partai Liberal yang berakhir dengan jatuhnya PM Turnbull.