Ada Harapan Baru Agar Warga Sydney Bisa Dibebaskan Segera dari Vietnam
Pihak keluarga dari Chau Van Kham berharap Chau akan dibebaskan setelah dipenjara di Vietnam dengan tuduhan "terorisme".
Harapan ini muncul setelah PM Anthony Albanese berkunjung ke Vietnam dan mengatakan ia sudah berbicara atas nama Chau Van Kham dalam pembicaraan tingkat tinggi.
"Kami sedang mengusahakan transfer tahanan secara internasional dan berharap itulah yang akan terjadi," kata PM Albanese.
Ini juga terjadi setelah PM Australia berhasil mengupayakan pengampunan terhadap dua warga Australia, tidak disebut namanya, yang menghadapi ancaman eksekusi hukuman mati di Vietnam.
Chau yang akan berusia 74 tahun minggu depan sudah ditahan selama empat setengah tahun dengan tuduhan mengancam keamanan nasional.
Dia adalah anggota Viet Tan, sebuah kelompok yang melakukan advokasi demokrasi di Vietnam. Tapi kelompok ini dianggap pemerintah Vietnam sebagai organisasi teroris.
Seorang pengacara di Sydney, Dan Nguyen, mengatakan dia sudah menghubungi istri Chau, yakni Trang Chau mengenai perkembangan terbaru tersebut.
"Dia agak emosional. Dia terus menghitung hari, tidak sabar ingin melihat suaminya lagi," katanya.
"Dia begitu gembira, air matanya berlinang."
"
"Kami tidak pernah punya harapan sebesar ini, kami merasakannya sekarang, akhirnya pemerintah berbicara dan memberikan kami harapan nyata."
"
Istrinya mengatakan keluarga sudah mendapat pemberitahuan jika transfer tahanan "saat ini berjalan sesuai rencana dan akan terjadi segera".
"Jadi ini tinggal bagaimana kedua pemerintahan menyetujui mengenai kapan dan bagaimana hal tersebut dilakukan," katanya.
Istrinya menjelaskan waktu pembebasan menjadi penting, apalagi mertua Chau meninggal ketika ia dipenjara.
"Secepatnya lebih baik. Kesehatannya tidak membaik seiring usianya," katanya.
Chau pertama kali ditahan bulan Januari 2019 setelah bertemu dengan aktivis pro-demokrasi dan pihak berwenang menuduhnya masuk ke Vietnam lewat Kamboja menggunakan dokumen palsu.
Beberapa bulan kemudian, ia dijatuhi hukuman penjara selama 12 tahun karena dianggap sebagai tokoh senior Viet Tan untuk wilayah New South Wales dan "membiayai terorisme".
Sidang yang digelar hanya berlangsung kurang dari lima jam dan dianggap sebagai "pengadilan sandiwara" oleh keluarganya.
Sementara lembaga Human Rights Watch mencatat tidak adanya sistem peradilan yang adil.
Lembaga itu juga mengatakan hukuman yang dijatuhkan seperti "hukuman mati" mengingat usia dan kesehatan Chau yang sudah lanjut usia.
"Perdana Menteri Albanese melakukan hal yang benar dalam menekan pejabat Vietnam untuk membebaskan atau memindahkan Chau Van Kham, yang sudah menghabiskan beberapa tahun di penjara Vietnam," kata Direktur Asia Human Rights Watch, Elaine Pearson, kepada ABC.
"Australia harus berbuat semaksimal mungkin untuk membebaskan warga negaranya. Sebuah kelompok kerja PBB tahun lalu menyimpulkan penahanan Chau Van Kham adalah semena-mena."
"
"Kasus Chau Van Kham menunjukkan tidak adanya toleransi yang ditunjukkan pemerintah Vietnam terhadap sikap penentangan yang dilakukan tanpa kekerasan."
"
"Saat ini ada lebih dari 150 tahanan politik dipenjara di Vietnam karena kebebasan ekspresi dengan damai yang mereka lakukan."
Dan mengatakan ia awalnya mengajukan surat resmi permohonan pemindahan tahanan lebih dari setahun lalu dan sudah menyampaikan kemajuan yang terjadi selama beberapa bulan dengan keluarga.
"Tapi mengenai persisnya apa yang akan terjadi, kami belum mendapat informasi karena keputusan akhir belum dibuat."
ABC sudah menghubungi Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia untuk memberikan komentar.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra WIjaya dari ABC News