Ada Demo Mingguan di Sebuah Klinik Aborsi di Australia
Sebuah klinik aborsi di perbatasan negara bagian New South Wales (NSW) dan Victoria, Australia, menjadi langganan aksi demonstrasi mingguan dari kelompok anti aborsi. Berbagai upaya telah dicoba untuk mengusir para pendemo namun hingga kini kelompok yang menamakan diri Penolong Janin Pemberian Tuhan itu masih tetap berdemo setiap hari Kamis.
Februari lalu, sebuah petisi digalang oleh mantan geneolog Pieter Mourik dan pakar kesehatan wanita Susie Reid, dimaksudkan untuk melarang para pendemo mendekat ke area klinik.
Sejauh ini, telah terkumpul sekitar 3000 tanda tangan dukungan. Namun dibutuhkan sedikitnya 10 ribu tanda tangan sebelum petisi itu bisa diajukan parlemen negara bagian NSW.
Kini, setiap hari Kamis, di depan klinik itu seorang pria berjaga-jaga di depan pintu. Tugasnya, membukakan pintu bagi para wanita yang akan melakukan aborsi.
Menurut pria yang tak mau disebutkan namanya ini, dia mendukung siapa-siapa. "Saya hanya seorang valuntir yang ingin membantu pasien untuk masuk dan keluar dari klinik ini," katanya kepada ABC.
Ia juga selalu berupaya menghindar dari para pendemo.
Saat ABC tiba di lokasi, dua orang pendemo memasang pamflet yang mengecam aksi aborsi. Sementara di seberang jalan, rekan pendemo lainnya berkumpul sembari membacakan ayat-ayat dari kitab suci.
Saat sebuah mobil keluar dari klinik itu, kesemua pendemo tiba-tiba berlutut, dan segera melantunkan doa-doa.
Salah seorang pendemo, Anna von Marburg mengatakan, "Itulah bayi-bayi yang diangkut mobil sampah klinik ini. Karena itu, saya berada di sini".
Bulan November tahun lalu, negara bagian Tasmania telah memberlakukan peraturan yang melarang pendemo berada di radius 150 meter dari sebuah klinik aborsi.
Aturan serupa saat ini sementara digodok di Melbourne, Victoria.
Menurut von Marburg berharap, para wanita yang masuk ke klinik tersebut bisa bicara dengan para pendemo.
"Mereka tidak harus mengambil jalan ini, kami bisa menunjukkan ada jalan lain. Kami bisa mendampingi mereka secara materi, sosial dan keuangan," katanya.
"Kami mencintai mereka, makanya kami ada di sini," tambah von Marburg.
Selama satu jam di lokasi, ABC melihat dua mobil lewat yang meledek dan menghina para pendemo.
Seorang warga Albury bernama Kerry Woodland bahkan menyatakan sengaja datang ke lokasi untuk menghadapi para pendemo.
"Biarkan para wanita memutuskan sendiri apa yang akan mereka lakukan dengan tubuh mereka. Kita tidak butuh pamflet," katanya.
Di dalam klinik, Dr Kathy Lewis menyatakan hal serupa.Dr Lewis juga memiliki klinik aborsi di Hobart, Tasmania, dan menyatakan, aturan yang melarang pendemo di radius 150 meter dari klinik sangat membantu.
Akibat demo mingguan ini, kata Dr Lewis, para pasien merasa tenganggu dan terintimidasi.