ABC

Acara Festival Indonesia Terbesar di Australia Kembali Digelar di Adelaide

INDOfest, festival tahunan yang digelar oleh Asosiasi Australia-Indonesia di Australia Selatan (AIASA) bekerja sama dengan komunitas Indonesia di Adelaide. Festival ini mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia dan Australia.

Tahun ini INDOfest digelar bertepatan dengan penutupan OzAsia Festival, festival yang menampilkan beragam budaya Asia, yang tahun ini kebetulan mengangkat tema budaya dan seni Indonesia. INDOfest sudah delapan kali digelar, dengan menampilkan kesenian tradisional dan modern dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan tahun ini ada pula kesenian dari Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat.

Beberapa penampilan yang ditonjolkan pada tahun ini diantaranya sejumlah kesenian yang sarat dengan pesan spiritual, seperti tarian dengan musik-musik Islam yang dibawakan oleh kelompok Rebana, lagu-lagu gospel yang dibawakan oleh Adelindo Angklung Orkestra. Dora Melati, penari Jawa asal Melbourne yang menampilkan wayang orang Mahabrata, kisah ternama dari agama Hindu dengan bekerja sama kelompok Wayang Orang Bharata asal Jakarta.

Tarian Gembyong digelar di Radford Auditorium, Adelaide. Foto: INDOfest 2015.

Warga Papua Barat yang tinggal di Adelaide pun turut ikut serta meramaikan INDOfest dengan menampilkan tarian kontemporer Pangkur Sagu. Tarian ini menceritakan pentingnya bahan pangan sagu bagi warga Papua. Tarian ini menjadi salah satu ritual sebelum menyajikan masakan pepeda, yang terbuat dari sagu. Pangkur Sagu juga menjadi bentuk syukur kepada Tuhan atas panen sagu, selain sebagai ajang untuk mengekspresikan kebahagiaan warga Papua. 

Tarian Pangkur Sagu dari Papua Barat. Foto: Jane Russel.

Tentunya tidak hanya kesenian yang bisa dinikmati para pengunjung, tetapi juga makanan khas dari penjuru nusantara, dengan sejumlah kegiatan lainnya.

Wayan Dudug asal Bali pertama kali menginjak Australia Selatan sebagai tamu Adelaide Festival of Arts di tahun 1993. Sejak kecil ia telah mahir memahat kayu, yang kemudian mencoba menggabungkan pahatan karyanya dengan bebatuan menjadi patung atau karya seni lainnya. Tahun ini ia kembali membuat pelatihan membuat pahatan, setelah sebelumnya pernah juga mengisi INDOfest di tahun 2008.

Seniman asal Bandung, Dodi Darmadi juga akan mengajak para pengunjug INDOfest untuk membuat layangan khas Sunda. Dodi adalah pelajar Akademi Seni Tari (ASTI) di Bandung, dengan jurusan musik Sunda, Pencak, dan drum.

Adelindo Angklung Orkestra mengajak anak-anak Australia bermain angklung. Foto: INDOfest 2015.

Sementara kelompok Adelindo Angklung akan mengajak murid-murid sekolah untuk bermain angklung dan sebuah pesta dangdutan akan digelar di panggung utama.

INDOfest digelar hari Senin (5/10) di Migration Museum dan Radford Auditorium di Adelaide. Festival yang jatuh pada hari libur buruh di Australia Selatan juga mengambil tempat di lokasi lainnya seperti South Australia Art Gallery, South Australia Museum, and South Australia Library.

Anda bisa mengikuti penampilan apa yang sedang berlangsung di INDOfest melalui akun Twitter resmi INDOfest 2015.

Ikuti cerita menarik lainnya dari Australia melalui halaman Facebook Australia Plus Indonesia: facebook.com/AustraliaPlusIndonesia.