ABC

Acara Biennale Sydney Dihantui Protes Terkait Sponsor

Sebuah acara di Pusat Seni Kontemporer Australia di Melbourne dibatalkan akibat takut mengundang protes massa, terkait sponsor acara dari perusahaan yang memenangkan kontrak untuk mengoperasikan pusat detensi imigrasi Australia di Pulau Manus, Papua Nugini.

Acara yang dibatalkan adalah acara pendahuluan Biennale Sydney. Acara Biennale disponsori oleh Transfield Holdings, yang memegang saham dalam Transfield Services.

Dikabarkan, ditakutkan akan ada protes dengan target Transfield Services, yang memenangkan kontrak menjalankan pusat detensi Australia di Pulau Manus.

Minggu lalu, 28 seniman dari Australia dan dunia internasional meminta agar dewan Sydney Biennale memutuskan hubungan dengan Transfield Services.

Para seniman tersebut mengancam akan menarik karya mereka dari acara tahun ini, karena khawatir diasosiasikan dengan pusat detensi atau mengambil keuntungan dari pusat detensi.

Namun, pihak penyelenggara tampaknya tak akan memutuskan hubungan dengan sponsor utama tersebut.

Sebuah pernyataan resmi dari dewan Biennale mengatakan bahwa perusahaan tersebut merupakan salah satu pemrakarsa acara ini. Oleh karena itu, tanpa perusahaan ini acara itu tak akan ada. 

Selain itu, Luca Belgiorno-Nettis, direktur eksekutif Transfield Holdings, adalah ketua Biennale.

Dewan Biennale menyarankan agar para seniman menyampaikan pendapat mereka tentang isu pusat detensi melalui karya mereka.

Hari Senin lalu, diberitakan bahwa Transfield memenangkan kontrak 20 bulan untuk menyediakan layanan garnisun dan kesejahteraan di pusat pemrosesan pencari suaka milik Departemen Imigrasi Australia di Pulau Manus dan di Republik Nauru.

Perusahaan tersebut mengestimasi bahwa perjanjian melayani kedua sentra tersebut bernilai sekitar 1,22 miliar dollar (Rp 12,7 triliun), dihitung berdasarkan tingkat okupansi sentra-sentra tersebut.

Transfield sudah memberi layanan di Nauru, namun sekarang juga telah mewarisi kontrak Pulau Manus dari perusahaan G4S dari Inggris. G4S saat ini dilanda kontroversi akibat penanganan kerusuhan di pusat pemrosesan baru-baru ini, yang berakibat tewasnya seorang pencari suaka.