7 Perempuan Mancanegara Berprestasi di Australia
Mereka berasal dari negara dan latar belakang berbeda, namun para perempuan ini sudah mencapai keberhasilan di bidang masing-masing, dan kehadiran mereka sangat terasa di kalangan komunitas mereka maupun yang lain.
Memperingati Hari Perempuan Internasional 2014 yang jatuh pada hari Sabtu (8/3/2014), kami menurunkan profil tujuh perempuan mancanegara yang sekarang tinggal di Australia.

Astrik adalah satu dari 12 wanita yang mempunyai lisensi untuk mendirikan bangunan, dari sekitar 1000 orang dalam kategori yang sama. Dia belajar ilmu ekonomi sosial dan mendapatkan gelar MBA di Indonesia.
Di Perth, sekarang adalah Presiden Indonesia Diaspora Network Australia Barat, ketua Jaringan Profesional dan Pengusaha Wanita Indonesia-Australia dan menjadi direktur pelaksana perusahaan konstruksi GV di Australia Barat.

Dua tahun lalu, Helen dan suaminya membeli sebuah toko buah di Canberra, menjual berbagai sayur, buah dan juga makanan dari Asia. Mereka juga bekerja keras memperbesar pertanian jamur dimana fasilitas yang menggunakan teknologi tinggi di sana memproduksi 18 ton jamur setiap minggunya.
Dr Chen sudah pernah bekerja di China, Australia, Jerman dan Jepang dan mengatakan bawha kesempatan bekerja di lingkungan Barat memberinya banyak kebebasan.
"Dalam budaya Timur, banyak hirarki sosial dan hambatan lain bagi ilmuwan wanita seperti saya. Saya ahrus menunjukkan hormat kepada atasan dan peneliti lain yang lebih tua.
Di Australia, saya bisa dengan bebas mengekspresikan diri saya, dan bisa berdiskusi dengan tim lain tanpa memandang umur, jenis kelamin dan senioritas." kata Chen.

Penghargaan diberikan oleh Perdana Menteri Australia ketika itu, Julia Gillard atas kerja Naw Say dalam membantu penempatan para migran dan pengungsi yang baru datang. Naw Say Htoo berasal dari suku Karen dari Burma/Myanmar dan tiba di Australia di tahun 1991 sebagai pengungsi. Sekarang dia bekerja sebagai di Pusat Pendidikan dan Komunitas di Wyndham, dan perannya untuk membantu dalam berbagai bentuk mulai dari mereka yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, menemukan perumahan, maupun membantu mereka yang kesepian karena baru hadir di negara baru. Dia juga anggota aktif dalam masyarakat Karen di Weribee di Melbourne Barat.

Dia ibu dari dua anak, dan di kala senggang, menjadi pembicara dan mentor bisnis.
Tulisan-tulisan Pauline sudah muncul di buku seperti The Best Australian Essays 2010, Voracious – The Best New Australian Food Writing, Griffith Review, dan berbagai publikasi lain.Restorannya pernah menjadi pemenang enam kali Restoran Terbaik Asia di New South Wales.

Sana juga aktif dalam komunitas Pasifik dan PNG di Melbourne. Juga terlibat dalam penyelenggaraan Festival Seni Kontemporer Pasifik yang akan datang dan juga menjadi angota Asosiasi Bagi Pengembangan Studi Pasifik, Australia.

Vijaya mendapat inspirasi dari nenek dan ibunya, yang berusaha keras untuk berhasil walau banyak menghadapi tantangan. Dia sudah menjadi pemimpin di berbagai bidang yang kebanyakan dikuasai oleh pria seperti di bank sentral, pemerintahan lokal dan lembaga keuangan internasional.
Di masa depan, dia berharap bahwa ada kesempatan yang sama bagi wanita di seluruh bidang, terutama di posisi-posisi penting.
"Saya berharap di masa depan, kita tidak harus lagi merayakan hari khusus seperti Hari Wanita Internasional – bahwa kesuksesan wanita menjadi cerita yang ekslusif, tetapi kesetaraan gender menjadi hal yang biasa."
"Karena separuh penduduk dunia adalah perempuan, saya dengan penuh harap berharap di masa depan, separuh keputusan dunia ini dibuat juga oleh wanita."