62 Orang Terkaya di Dunia Punya Harta Setara dengan Kekayaan Setengah Populasi Dunia
Laporan terbaru yang dirilis lembaga amal Oxfam menyebutkan 62 orang terkaya di dunia memiliki jumlah kekayaan setara dengan kekayaan milik setengah dari populasi penduduk dunia. Statistik ini digunakan untuk menyoroti skala ketimpangan pendapatan global.
Lima tahun lalu gelar kehormatan atas kepemilikan kekayaan yang setara dengan setengah dari populasi dunia ini diberikan kepada kelompok yang terdiri dari 388 orang terkaya di dunia.
Namun Oxfam mengatakan kekayaan milik 62 orang terkaya di dunia saat ini telah meningkat sebesar 44 persen, atau sekitar setengah triliun dolar, selama kurun waktu tersebut.
Disisi lain, selama periode yang sama, kekayaan masyarakat dilapisan paling bawah di dunia justru mengalami penurunan sebesar 41 persen, atau lebih dari satu triliun dolar.
Oxfam merilis laporan ini menjelang pertemuan Forum Pemimpin Ekonomi Dunia di Davos, Switzerland, pekan depan.
Direktur Eksekutif, Oxfam Australia, Helen Szoke mengatakan mereka tidak menduga angka ketimpangannya akan sebesar ini.
"Apa yang ditunjukan kepada kita dari laporan ini adalah jurang kesenjangan yang semakin melebar dan terjadi dalam waktu yang lebih cepat dari yang kita duga,”
‘Yang Kita khawatirkan adalah ada miliaran orang yang terkunci dalam lingkaran kemiskinan dan tidak ada mekanisme untuk mengeluarkan mereka dari lingkaran tersebut,”katanya.
Szoke mengatakan salah satu mekanisme yang tengah diupayakan oleh Oxfam adalah dengan berusaha tekankan adalah seputar isu surga pajak.
"Negara-negara miskin setiap tahun kehilangan potensi pajak mereka sekitar $100 miliar akibat perusahaan menyimpan uang mereka di negara-negara yang berpajak rendah,” kata Szoke.
"Dan sekali hal itu terjadi itu artinya pajak yang adil tidak dibayarkan untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang diperlukan untuk membantu orang keluar dari kemiskinan seperti pendidikan, misalnya,”
Szoke mengatakan memperbaiki kesenjangan kekayaan secara global membutuhkan kerjasama antara pelaku usaha dan pemerintah.
"Ini merupakan keberanian yang diperlukan dan kita perlu keberanian pada pertemuan Davos nanti, "katanya.
Szoke mengidentifikasi tiga hal utama yang bisa dilakukan oleh Forum Ekonomi Dunia yaitu menekankan isu praktek pajak dan menekan praktek penghindaran pajak perusahaan, memastikan bahwa pemerintah menggunakan uang pajak untuk berinvestasi dalam infrastruktur sosial, menetapkan kebutuhan upah layak, bukan upah minimum.
Laporan ini juga mencatat wanita menjadi kelompok penduduk yang paling parah terdampak dari kesenjangan ekonomi global.
Dan jika isu bunga dan kesejahteraan tidak mendapatkan perhatoan makan banyak komunitas di dunia akan semakin jauh terperosok dalam kemiskinan.
Cassandra Goldie, dari Dewan Layanan Sosial Australia mengatakn kesenjangan pendapatan tidak hanya menjadi isu di negara-negara berkembang.
"Australia memang tidak mengalami kondisi yang ekstrim seperti misalnya di AS, tapi kita juga menuju kearah yang salah,” kata Dr Goldie.
"Laporan kami menunjukan saat ini warga Australia saat ini berada dalam tingkat 20 persen kelompok penduduk dunia yang memiliki pendapatan tinggi – mereka menerima lima kali lebih banyak pendapatan dari seseorang yang berada di bawah 20 persen.
"Dan dalam hal kekayaan, itu jauh lebih ekstrim."
Dr Goldie mengatakan ada 70 kali lebih banyak kekayaan yang dimiliki oleh mereka yang berada di kelompok atas, dibandingkan dengan orang-orang di bawah 20 persen.
"Kita tahu bahwa secara global ketimpangan pendapatan dan kekayaan semakin menjadi masalah, hal ini tidak baik bagi perekonomian dan tentu saja tidak baik juga secara sosial," katanya.