ABC

3 Ton Sampah Menumpuk di Pantai Old Mapoon Queensland

Anda pecinta pantai? Tentunya, 3 ton sampah bukanlah pemandangan yang anda harapkan ketika berada di sebuah pantai tropis yang terpencil di utara Australia. Tapi sayangnya, inilah yang anda dapati di pantai ‘Old Mapoon’, negara bagian Queensland. 

Di pantai yang terletak di Semenanjung York ini, anda tak bisa berjalan tanpa melewati atau meloncati tumpukan sampah.

Kondisi itu bertahan hingga sekelompok peneliti, relawan, dan penjaga pantai lokal menghabiskan 5 hari, pada bulan lalu, untuk membersihkan pantai sepanjang 7 kilometer ini.

Para pekerja dengan lebih dari 5000 sandal karet yang dikumpulkan dari pantai Old Mapoon, yang sepanjang 7,5 kilometer. (Foto: Yayasan Tangaroa Biru)

Sekitar 5000 sandal karet dipungut, demikian pula dengan gulungan jaring dan pelampung ikan, serta kantong penuh botol plastik, yang beberapa di antaranya berisi air kencing.

Sampah teraneh yang ditemukan adalah gigi palsu dan satu set tentara mainan.

Serakan sampah ini tak dibuang oleh populasi lokal, tapi terbawa oleh ombak dan arus di Laut Arafuru dari Asia, kapal barang dan juga perahu nelayan.

Banyak dari sampah itu, misalnya deodoran atau korek api, bermerk asing (luar Australia). Para peneliti dari lembaga amal Yayasan Tangaroa Biru mendokumentasikan apa yang mereka bisa untuk memahami dampak yang terjadi pada garis pantai yang berbeda.

Tumpukan sampah tersebut telah memicu desakan bagi Australia untuk memulai perjanjian dengan negara tetangganya agar mengurangi jumlah puing sampah yang mengambang di lautan.

Pantai Old Mapoon terkenal akan sampah lautnya

Sampah yang baru datang berasal dari utara, menghantam pantai Old Mapoon dari sisi timur teluk dan mengambang hingga barat Semenanjung Gove.

“Ada banyak benda yang mengambang. Lalu kita terkena ombak besar dan semuanya tersapu dan akhirnya sampah itu ada di sini sepanjang tahun,” ujar Heidi Taylor, salah satu pendiri Yayasan Tangaroa Biru.

Heidi mengatakan, sampah yang berada di pantai Old Mapoon sepertinya berasal dari para negara tetangga Australia. Meski demikian, ada juga yang bersumber dari perusahaan katering, khsuusnya dari Singapura, yang dijual ke kapal kargo.

“Paling banyak bentuknya adalah plastik, karena itu tahan lama dan mengambang. Mayoritas benda-benda asing ini berasal dari China, Taiwan, Indonesia dan Malaysia,” jelasnya.

Sementara sekitar 18.000 plastik mengambang di tiap kilometer kubik lautan, sebenarnya hanya pada saat mereka terdampar di daratan ketika orang-orang mendapat gambaran mengenai jumlahnya di lautan dan dampaknya bagi kehidupan laut.

Tangaroa, nama Dewa laut dalam mitologi Polinesia, telah melakukan berbagai ekspedisi keliling Australia dan mengumpulkan data sejak tahun 2004.

Heidi mengatakan, industri lobster lokal di Australia Barat sangat terdampak dari sampah lautan itu.

Pada dekade lalu, yayasan ini memperkirakan 3 juta keping sampah laut telah dibersihkan dari garis pantai Australia.